Wednesday, November 27, 2013

Diare pada Bayi ~ Jika Terlambat Menangani Bisa Berdampak pada Kematian...

Diare tidak dapat dianggap sepele. Menurut data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2007, diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi, sebab pada usia 6-24 bulan, bayi rawan terserang diare. Di seluruh dunia, diare merupakan pembunuh kedua terbesar pada anak di bawah usia 5 tahun, 2 kali lebih banyak dari malaria.

Kenali Gejalanya:

Setelah virus masuk ke dalam tubuh, gejala akan muncul 24 hingga 72 jam berikutnya yang didahului oleh demam dan muntah. Setelah itu amati fesesnya. Biasanya bayi akan mengeluarkan feses cair dengan frekuensi BAB meningkat dari yang biasanya hanya 2-5 kali sehari menjadi tiga kali lipat atau bahkan lebih. Inilah yang menyebabkan bayi anda kehilangan banyak cairan dan mengalami dehidrasi. Salah satu tanda dehidrasi adalah ia jarang buang air kecil.


Atasi Segera!!!

Beri Cairan. Jika si kecil masih minum ASI, jangan hentikan pemberian ASI. Tubuhnya sedang membutuhkan cairan. ASI bisa membantu menggantikan cairan yang hilang. Selain itu, pelukan anda ketika menyusui juga bisa membuat bayi merasa lebih nyaman. Pastikan cairan yang masuk ke dalam tubuhnya mencukupi.



Beri Campuran Gula dan Garam

Bayi kehilangan garam dalam tubuhnya yang keluar melalui diare. Gantilah cairan yang hilang tersebut dengan cara mencampurkan air gula dan garam oralit. Pemberian oralit untuk bayi harus disertai dengan resep dokter.



Beri Makanan yang Mudah Dicerna

Ganti menu makanan bayi dengan makanan sederhana yang mudah dicerna perutnya, misalnya bubur, apel kukus, atau pisang.


Taken From: AyahBunda Magazine ^_^

No comments:

Post a Comment