Wednesday, December 18, 2019

We Don't Know Each Other...

Just lets ignore each other and pretend we don't know each other. Even if deep down inside our hearts, we both know it wasn't supposed to end like this... ~ That Day

Thursday, December 5, 2019

Menolak Takdir dengan Takdir



Menurut Syaikh Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah, Orang yang pandai (dalam agama) akan menolak takdir dengan takdir, mendorong takdir dengan takdir, dan menghadang takdir dengan takdir. Lebih dari itu, ia tidak dapat hidup kecuali dengan takdir. Maka segala kondisi, berupa lapar, haus, dingin, dan hal-hal lain yang menakutkan dan mengkhawatirkan berasal dari takdir pula. Manusia pada umumnya lupa untuk menolak takdir dengan takdir.

Ada dua poin penting tentang takdir. Pertama: mengetahui rincian sebab-sebab kebaikan dan keburukan. Jika kita mengetahui rincian ini, terbukalah kesadaran kita tentang takdir yang terjadi di alam semesta, apa yang kita alami dan kabar yang kita dengar dari umat yang terdahulu dan sekarang. Kedua: agar kita selalu waspada untuk mengintrospeksi diri berkaitan dengan sebab musabab takdir ini. Seorang hamba mengetahui bahwa maksiat dan kealpaan adalah penyebab datangnya mudharat.

Orang yang dikaruniai kepandaian oleh Allah dan diilhami petunjukNya akan dapat menolak dan mencegah takdir. Ia akan dapat mencegah takdir hukuman akhirat dengan takdir tobat, iman, amal sholeh, sedekah, dan do'a. Inilah perimbangan takdir. Serta sangat penting untuk memelihara takdir baik dengan sebaik-baiknya.

Wallahu a'lam bishshowwab

Friday, November 29, 2019

Berpidatolah tanpa Menceramahi



Pidato tidak sama dengan ceramah. Pidato itu lebih ke orasi, menyatakan pendapat kita, meskipun kadang di akhir naskah pidato terdapat ajakan/persuasi hingga motivasi. Pidato mengedepankan masalah dan solusi, serta ajakan untuk melakukan solusi, berdasarkan argumen sang orator. Intonasi membawakan pidato berbeda dengan intonasi pada saat berceramah, pidato sedikit datar ketika pemaparan awal, perlahan meninggi dengan tekanan suara untuk mengunci konsep-konsep yang ingin kita kedepankan dan turun kembali ketika penutup. Sedangkan ceramah, intonasinya naik turun agar audience tidak mengantuk. Intinya terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara pidato dan ceramah.

Berikut lebih lanjut perbedaan antara pidato dan ceramah versi multiflower:

1. Selain pembukaan, Pidato memiliki pendahuluan berupa paparan awal, biasanya memuat kondisi terkini dan permasalahan yang diangkat. Sedangkan ceramah, setelah pembukaan, langsung ke isi, lalu penutup.

2. Pidato memuat pertanyaan retoris, yang ditanyakan oleh orator, atau sebuah pertanyaan yang lalu dijawabnya sendiri. Sedangkan ceramah, sangat memungkinkan penceramah untuk berdialog dengan aundience.

3. Intonasi ceramah lebih bervariasi dibanding pidato. Pidato cenderung monoton, namun akan sangat baik jika di tengah-tengah berpidato bersifat menggaungkan/menekankan/menggebyarkan sesuatu, lebih baik lagi jika naskah pidato di tengah-tengah memungkinkan sang orator untuk lebih ber-api-api untuk meningkatkan atensi pendengar, tentunya disesuaikan dengan permasalahan, tema dan tujuan berpidato.

4. Bukan tidak mungkin pidato mengutip ayat2, namun pembacaan ayat2 religi pada pidato seyogiyanya tidak dilagukan, tapi tetap tartil tanpa melupakan kaidah lafazh.

5. Pidato bertujuan agar argumen sang orator diterima dan mempengaruhi pendengar. Sedangkan ceramah berupa siraman rohani dan berisi peringatan2, contoh kasus, serta dibarengi sesi tanya jawab.

6. Candaan pada pidato lebih minim dibanding pada ceramah.

7. Pidato lebih kepada teknik menyentuh hati, menggerakkan pendengar, serta bagaimana mengambil alih perhatian pendengar. Sedangkan ceramah lebih mengutamakan perbaikan, memberi tahu jika pendengar belum tahu, serta berpanjang lebar tanpa membuat audience merasa bosan, ilmu dalam ceramah lebih melebar, sedangkan keilmuan dalam pidato lebih spesifik alias difokuskan pada lingkup judul (dikerucutkan).

8. Pidato berfungsi untuk meyakinkan pendengar, sedangkan ceramah berfungsi untuk mengingatkan pendengar.

Monday, November 25, 2019

Skill Mendengar (Being a Good Listener)



Mendengarkan yang dimaksud di sini adalah mendengarkan orang lain yang sedang berbicara, dengan bersikap sopan, menghargai, tidak memotong perkataannya, dan menangkap pesan-pesan yang diungkapkan melalui ucapan, dan lain sebagainya. Mendengarkan adalah pekerjaan yang sulit karena terikat dengan faktor yang dapat mempengaruhi kualitas diri seseorang dalam mendengar.

Seringkali kita lupa melatih diri untuk menguasai keahlian yang sangat berharga ini. Berikut ini hal-hal yang dapat kita lakukan agar dapat menjadi pendengar yang baik:

1. Menggunakan politik 'lapang dada', maksudnya memberikan kepada pembicara tempat yang sesuai di hati dan di akal kita, dengan menghilangkan penghalang dan sekat2 yang menghalangi kita dengannya, dan tidak menggeneralisir kekurangannya atau mmemvonis melalui kesan-kesan sekilas sebelum memberinya kesempatan yang cukup dalam berbicara. Serta kita berupaya menangkap pesan yang ingin disampaikannya dengan menghargai, memperhatikan, dan memberikan reaksi yang sesuai.

2. Menggunakan bahasa isyarat yang tepat, yaitu dengan senyum dan memandang kedua mata pembicara, menggerakkan kepala tanda setuju, mendorong untuk meneruskan pembicaraan, mengatur posisi duduk yang sesuai sehingga pembicara merasa nyaman dan tenang, merendahkan suara, menyampaikan pertanyaan yang sesuai, yang membuat pembicara mengungkapkan sesuatu tentang dirinya, seperti mengapa? Bagaimana? Apa pendapat anda? Apa reaksi anda?

3. Memahami orang lain. Ini adalah politik yang paling efektif dalam 'meredam perlawanan' orang lain ketika mereka cenderung berbeda pendapat dengan anda. Ketika anda memberikan rasa hormat yang sesuai, mendengarkan dengan seksama, dan memberikan reaksi yang tepat, akan menjadikan posisi mereka lebih dekat untuk menerima pendapat anda.

Sunday, November 24, 2019

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

Komunikasi sebagai bidang keahlian sangat terpengaruh oleh:

1. Isi Komunikasi, yaitu pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain yang mencakup ide, konsep, sikap, dan permintaan.

2. Lingkungan Berkomunikasi, yaitu kondisi psikis pembicara dan pendengar atau pertimbangan-pertimbangan dan faktor-faktor eksternal lainnya yang menyebabkan berlangsungnya komunikasi, seperti waktu, tempat, dan kondisi yang berbeda-beda.

3. Cara Berkomunikasi, yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi.

Sifat-sifat Mendasar dalam Membangun Keahlian Berkomunikasi

1. Bekerja demi mewujudkan cita-cita yang tinggi dan besar dalam kehidupan.

2. Memberikan perhatian kepada urusan publik dan tidak terfokus pada urusan-urusan pribadi saja.

3. Kredibilitas yang tinggi, bijak, hati-hati dan terbuka kepada orang lain.

4. Sabar dan mampu menampung aspirasi orang lain.

5. Penerimaan orang lain terhadap apa yang anda katakan dan lakukan.

6. Berani dan berkepribadian kuat, penuh semangat, dan hangat dalam berinteraksi dengan orang lain.

7. Menghargai orang lain dan memperhatikan urusan mereka.

8. Bertindak secara wajar dan tidak dibuat-buat dalam berkata dan bekerja.

8 Karakter Seorang Inovator

Sejumlah studi dan penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa orang yang inovatif memiliki karakter-karakter sbb:

1. Memiliki keinginan untuk menambah pengetahuan dan berusaha mengenali sebab-sebab dari segala sesuatu.

2. Selalu menulis setiap ide baru yang mungkin dapat memudahkan pekerjaannya atau memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

3. Membuka kembali ide-ide yang telah ditulis.

4. Melontarkan ide-ide atau pendapat-pendapatnya kepada orang lain untuk didiskusikan bersama.

5. Berpikir dengan menggunakan berbagai cara (metode). Jika menghadapi suatu masalah, tidak terfokus pada 1 solusi, inovator akan mencari solusi-solusi atau alternatif-alternatif baru.

6. Seorang yang berjiwa inovatif, tidak akan terpengaruh oleh ejekan, hinaan, atau pun rintangan yang berasal dari orang lain.

7. Jika inovator telah memperoleh solusi-solusi yang baik, dia tidak akan terpaku pada solusi-solusi tersebut saja, tetapi akan mencari solusi-solusi atau ide-ide yang lebih baik.

8. Seorang inovator tidak pernah merasa bosan untuk berusaha serta selalu memikirkan, mengamati, dan mengkaji ulang semua pekerjaan, tugas, dan tanggung jawabnya, baik ketika sedang berada di dalam kantor maupun di luar kantor.

Membangun Prinsip Itqan (Profesionalisme)

Membangun Prinsip Itqan (Profesionalisme) merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan keimanan, produktivitas kerja, dan hubungan dengan orang lain. Menjadi profesional artinya melaksanakan aktivitas terus menerus, seperti mengerahkan segala kemampuan, bersungguh-sungguh dan bersabar, yang merupakan aktivitas-aktivitas yang tidak pernah berhenti.

Profesionalisme yang dibicarakan di sini bukan hanya terbatas pada mengerjakan hal-hal yang telah disepakati atau menyelesaikan nya saja. Profesionalisme ideal adalah kemampuan mengerjakan dan menyelesaikan hal-hal/pekerjaan secara sempurna dN sesuai dengan standar-standar tertinggi yang telah ditentukan. Dengan demikian, profesionalisme bermakna mengerahkan seluruh kemampuan, fokus, dan perhatian guna mewujudkan tujuan yang dikehendaki.

Prinsip profesionalisme diringkas menjadi 3 hal, yaitu ketelitian, perhatian kepada obyek secara menyeluruh, dan pengawasan.

Misi Hidup Seorang Entrepreneur

1. Ikhlas dalam beribadah kepada Allah swt dan berusaha untuk selalu menerapkan nilai tersebut dalam setiap pekerjaan.

2. Menggunakan manajemen yang benar guna mengembangkan usaha dan membangkitkan semangat para karyawan, sehingga tujuan-tujuan yang dicita-citakan dapat terwujud.

3. Sabar dalam berjuang dan melakukan pekerjaan rutin, dengan maksud untuk mewujudkan kesuksesan dengan tetap menjaga kesehatan.

4. Mengalokasikan waktu secukupnya dan perhatian yang semestinya kepada keluarga.

5. Mengeluarkan sebagian keuntungan usaha untuk membangun masjid, membantu orang-orang yang membutuhkan, menginfakkan sebagian harta untuk hal-hal yang baik dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Kebiasaan...

Para ahli menjelaskan bahwa kebiasaan terdiri atas 3 unsur yang saling berkaitan erat.

Unsur Pertama: Pengetahuan, yaitu pengetahuan yang bersifat teoretis mengenai sesuatu yang ingin dikerjakan.

Unsur Kedua: Keinginan, yaitu adanya motivasi atau kecenderungan untuk melakukan sesuatu.

Unsur Ketiga: Keahlian, maksudnya kemampuan atau kesanggupan untuk melakukannya.

Jika ketiga unsur tersebut berpadu pada suatu perbuatan, maka perbuatan tersebut dapat dikategorikan sebagai kebiasaan.

Legowo...

Legowo itu berusaha untuk menerima kenyataan jika tak sesuai harapan. Legowo itu mendewasa dalam menjalani hidup. Legowo itu berusaha untuk menjadi bijak dan berbesar hati, menerima segala apa yang ditakdirkan.

Jodoh Kedua...

Saat ini kasus perceraian meningkat dari tahun ke tahun, entah karena teknologi dan media sosial yang mendekatkan yang jauh serta menjauhkan yg dekat, sehingga banyak yang memutuskan utk bercerai lalu menyibukkan diri mencari jodoh kedua. Atau barangkali disebabkan oleh dunia yg telah renta dan mendekati akhir zaman.

Setidaknya ketika seseorang mencari jodoh kedua, tentunya ia berharap mendapatkan orang yang tidak arogan, baik agama dan baik perilakunya (tidak berjudi, bukan pezina, serta bebas narkoba), serta berharap cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Jika ia mengagumi, pastilah berharap dikagumi balik. Jodoh kedua juga diharapkan lebih baik dibanding jodoh pertama dalam beberapa hal tertentu. Lalu saat seseorang bertemu org yg memiliki tanda2 jodoh kedua, pasti ia berharap jodoh kedua itu tidak matre jika kehidupannya ternyata pas-pasan, serta sebaliknya dia tidak dianggap matre oleh jodoh kedua tsb, jika ternyata jodoh kedua berasal dari keluarga berada. Karena tidak semua org di dunia ini gila materi. Ada yg sederhana sekali prinsipnya, yaitu mencari ketenangan serta keberkahan hidup. Menjadi atau pun mencari jodoh kedua haruslah ekstra hati-hati tanpa harus suuzhon serta memberanikan diri untuk berinteraksi dengan banyak orang-orang baru.

Sunday, August 4, 2019

Slow Quotes ~ Part 4

~"Ada istilah zero of mind. Benarkah kita bisa tidak berpikir apa-apa sama sekali? Jawabannya tentu saja tidak. Pikiran kita tidak akan pernah benar-benar bisa kosong. Akan selalu ada pikiran yang datang dan pergi. Tapi kita bisa mengontrol apa yang terjadi dalam pikiran kita dengan memperhatikan napas. Bawa saja perhatian kita pada napas. Dengan yoga misalnya atau dengan latihan pernapasan, lebih baik lagi dengan dzikir dan kalimat thoyyibah di tiap napas."

~"Mulailah tumbuhkan cinta diri, jadilah sahabat terbaik bagi diri sendiri."

~"Hidup tidak mungkin dijalani seorang diri karena tiap manusia butuh seseorang untuk mendampinginya. Bisa suami/istri, kekasih, keluarga, atau pun sahabat. Merekalah yang bisa menjadi telinga untuk cerita-cerita bahagia, bahu sandaran dalam duka, dan tepukan tangan pemberi semangat untuk terus menjalani hidup. Karenanya, menjaga hubungan baik dengan mereka yang ada di sekeliling kita menjadi suatu keharusan, agar kelak mereka tetap ada senantiasa bersama kita."

~"Istilah relasi sehat merujuk kepada 'mindful relationship'."

~"Deep understanding akan menjadi sendi kerukunan yang solid."

~"Kalau ada yang bertanya, mengapa orang beramal? Karena memberi dan berbagi itu memang menjadi salah satu momen aktualisasi diri."

~"Kadangkala, suatu hal terasa tidak 'enak' hanya karena kita belum terbiasa. Beri waktu, beri sedikit usaha."

~"We have to walk in a way that we only print peace and serenity on earth. Walk as if you are kissing the earth with your feet."

Taken From:

Jadilah Wanita Cerdas ;)

Salah satu tipe wanita yang digandrungi oleh pria adalah wanita yang cerdas. Wanita cantik memang sedap dipandang akan tetapi wanita cerdaslah yang cenderung akan membuat pria bertahan. Kasarnya, komunikasi yang terjalin itu menggunakan 'otak' bukannya 'wajah'.

Sebab hubungan serius yang berdurasi jangka panjang tersebut membutuhkan komunikasi yang saling terpaut dan nyaman. Wajah cantik akan memudar seiring usia, sedangkan kapasitas intelektual akan relatif lebih bertahan bahkan lebih terasah seiring dengan pengalaman hidup.

Bersama tipe wanita yang satu ini pula pria memperoleh wawasan baru yang sedikit-banyak agaknya berperan dalam pencapaian masa depannya. Ide, diskusi, hingga solusi dapat dihadirkan melalui tukar-pikiran dengannya.

Taken from: IDN Times

Wednesday, July 31, 2019

Slow Quotes ~ Part 3

~ "Tidak perlu mencari kemana-mana, it is in your heart right now. Jika belum mampu berdoalah agar dimampukan. Jika belum bisa menemukannya, berdo'alah agar engkau dimampukan untuk bersyukur, karena bersyukur adalah sebuah keputusan."

~ "Mudah memang bersyukur ketika segala sesuatunya baik-baik saja, but good can be found even in the worst of time. Itu hanyalah perihal perspektif."

~ "Hidup yang kita jalani, telah memiliki jalan ceritanya sendiri."

~ "Seringkali, kita menyadari bahwa tubuh kita ada di sini, namun pikiran tidak ikut menyertai keberadaannya di waktu yang sama. Pikiran kita cenderung mengembara ke masa lalu, atau melompat ke masa depan untuk merencanakan hal-hal yang belum terjadi. Jarang sepenuhnya ada di sini, untuk benar-benar berpikir dan merasakan sekitar di ruang waktu yang raga kita tengah singgahi."

~ "Dalam sudut pandang mindfullness, batin seseorang terluka atau merasa tidak sehat sebenarnya dikarenakan dirinya sibuk berpikir. Entah terus terjebak kenangan masa lalu, menyesal dan berandai-andai akan sebuah kejadian yang telah berlalu, atau sibuk memenuhi pikiran dengan ketakutan dan kecemasan akan apa yang belum terjadi di masa depan. Hal-hal inilah yang akan membuat batin tidak kunjung sembuh."

~ "kita tidak boleh memaksakan semuanya seperti kehendak kita karena belum tentu apa yang kita inginkan itu memang baik."

~ "semua tahapan perjalanan kehidupan itu akhirnya tergantung pada bagaimana kita memaknainya."

~ "coba ingat kembali, seberapa sering kita memakai topeng dalam keseharian? Berpura-pura bahagia padahal ada luka yang kita sembunyikan. Di balik kepura-puraan ini, sesungguhnya ada rasa takut yang berusaha kita tutupi. Rasa takut untuk menampilkan diri apa adanya. Padahal orang-orang yang 'bermasalah' dalam hidupnya adalah orang yang selalu berpura-pura karena tidak menjadi diri mereka sendiri. Karena kunci kebahagiaan dalam hidup adalah di saat kita dapat menjadi diri sendiri."

~ "Memahami kapan kita 'keluar jalur' atau tetap pada 'jalurnya' memang hanya bisa dirasakan lewat intuisi dan perasaan, bukan lewat pikiran. Perasaan keterbukaan, kebahagiaan, dan kebebasan menjadi sinyal positif bahwa kita tengah ada dalam 'jalur'. Sebaliknya, saat kita berpura-pura, perasaan yang muncul adalah ketegangan, ketidaknyamanan, kehampaan, dan lain sebagainya."

Taken from: Buku 'Slow Quotes' by GreatMind



Tuesday, July 30, 2019

Editor FB VS Google Local Guide (GLG)

Hm, baru 1 hari saya buka fitur editor facebook terkait tempat2 di map, saya langsung dinobatkan menjadi editor level 11. Dibandingin sama GLG, udah hampir 2 thn jadi google local guide, msh level 7 aja, wkwkwkwk



Friday, July 26, 2019

Slow Quotes ~ Part 2



~ Kita harus tau kapan bilang iya, kapan bilang tidak, kapan harus jalan, kapan harus berhenti, mana yang perlu diprioritaskan, mana yang tidak perlu, hal apa yang mau kita ambil dan buang dari begitu banyak informasi yang kita peroleh setiap hari."

~ "Masalah kesehatan seringkali disebabkan oleh pola tidur yang tidak baik."

~ "Mimpi sebenarnya merupakan salah satu output emosi terpendam yang paling aman dan bisa membuat produktivitas kita sangat luar biasa."

~ "Mimpi yang tumbuh dari sebuah passion akan lebih kuat, ibarat pohon yang menahan tiupan angin."

~ "Terkadang, untuk bangkit dan merakit kembali mimpi, dibutuhkan tamparan dari realita."

~ "Sebaik-baiknya kebaikan memang tidak untuk diceritakan pada banyak orang, apa pun alasannya."

~ "Kunci kata ikhlas ada pada pengertian bahwa segalavkebaikan yang kita lakukan adalah untuk sebuah kekuatan transedental (di luar manusia). Jadi lakukan saja tanpa perlu ada embel-embel lain."

~ "Kesuksesan di dunia bukan saja dinilai dari pencapaian secara materiil seperti seberapa banyak harta yang dimiliki. Ada faktor lain seperti terpenuhinya kekayaan batin yang juga dapat menjadi indikator. Dari jiwa yang kuat dan tenang itulah akan lahir sebuah rasa bahagia yang pada akhirnya menghantarkan kita pada suatu kesuksesan."

Slow Quotes ~ Part 1

~ "Karena hidup itu berjalan, bukan berlari."

~ "Menikmati hidup adalah mensyukuri apa yang kita terima dan merasakannya."

~ "Ritme kehidupan yang begitu cepat, terkadang membuat kita terpaksa bergulat dengan rasa frustrasi. Kegelisahan yang lahir karena tidak sanggup mengikuti arusnya dengan pekerjaan yang menumpuk dan menunggu untuk diselesaikan. Ada kalanya kita ingin membeli tambahan waktu hanya untuk sekedar menyelesaikan yang belum sempat terurus. Namun sebesar apa pun uang yang kita rela keluarkan, sudah pasti kita tahu bahwa ia tidak dapat dibeli. Waktu adalah konsep dan 'tidak punya cukup waktu' hanyalah sebuah perasaan."

~ Masalah bumi bisa dijawab apabila manusia tidak memenuhi nafsu overconsume."

~ "Hidup bukanlah hidup jika semuanya berjalan lancar. Pasti ada aral yang melintang."

~ "Kita harus tahu bagaimana memanfaatkan benda mati bukan sebaliknya, diperbudak oleh benda mati."

~ "apabila kita terlalu banyak menghabiskan waktu dan energi untuk hal-hal kecil, takkan ada tempat bagi hal yang jauh lebih penting."

~ "Jadikan waktu yang kita miliki seperti sebuah anugerah yang terbatas, berharga, dan hanya layak untuk diisi dengan benda-benda terbaik."

~ "Hal yang terbaik dilakukan saat bosan adalah dengan membiarkannya berjalan dengan sendirinya."

~ Kadangkala kita butuh 'tanda koma' di hidup kita, yang akan lebih baik bila diisi dengan hal-hal yang akan memberi makan tubuh, pikiran, serta jiwa kita."

~ "Salah satu cara untuk menyederhanakan hidup yang kompleks adalah dengan mengatur perhatian atau atensi."

~ "Hidup bukanlah hidup apabila tidak ada tantangannya. Namun bagaimana manusia memaknai tantangan bisa jadi berbeda-beda. Ada yang tangguh dan mampu melompatinya dengan mudah. Namun ada juga yang justru menjadi lemah dan putus asa dibuatnya. Selama kita dapat mengelola hati dan pikiran agar mau bekerja sama, semua tantangan bisa menjadi hal yang mudah diterima."

Taken From: Buku 'Slow' Penerbit: Studio Geometry

Wednesday, April 17, 2019

Hargai Orang Yang Telah Memberimu Ilmu

Intro:
Terkadang saya heran, ada orang yang dlm hidupnya melulu bicara keberkahan, sangat berhati-hati menjaga segala sesuatunya agar tetap ada di rel nya. Tapi beliau tidak sadar berkali2 perkataannya mengindikasikan kesombongan dan melupakan budi baik org lain, hm, barangkali beliau lupa, bahwa kesombongan jg dpt menjauhkannya dari keberkahan. Selain itu ya, di atas langit masih ada langit, malu sendiri kan jadinya. Na'udzubillah. Lagipula Allah SWT tidak menyukai hambaNya yg berlebih-lebihan dlm ini itu. Dan saya tetap pada prinsip, jika taraf kesombongan seseorang udah berlebihan, maka sombongnya kita balas dg sombong akan menjadi sedekah (pengingat) baginya.

Hm, gini cerita detilnya:
Teringat percakapan saya dengan seorang teman beberapa hari yg lalu. Saya mau posting ini di Facebook khawatir beliau tersinggung. Hm, beliau yg saya maksudkan itu lbh senior dari saya. Jadi ceritanya beberapa tahun yg lalu beliau ini S2 jalur beasiswa, tesis nya hrs menggunakan salah satu software statistik yg boleh dibilang sedikit lbh sulit dibanding SPSS. Saya jg gak tau siapa yg merekomendasikan saya ke beliau, tau tau beliau menghubungi saya dan minta diajarin software itu. Berhubung saya ini sembari kerja jd PNS jg kadang jd konsultan statistik, saya jg punya daftar tarif jasa konsultasi saya. Waktu itu saya masih ingat beliau ini meminta keringanan dari saya soal harga jasa konsul, bahkan pernah beliau membayar saya dg serenteng kopi. Saya sih sebenernya setiap habis bantu klien, selalu berusaha ikhlas ya. Tapi yg nyesek itu, setelah beliau ini lulus, keluar lah kesombongannya. Dari percakapan saya dg beliau bbrp hari lalu, beliau membanggakan diri berhasil otodidak menyelesaikan tesisnya. Dia tak lg ingat saya pernah mengajarinya bbrp hal terkait software itu. Dia bilang, dia dpt buku statistik dari temennya, lalu berhasil dpt solusi lbh baik thd datanya dibanding solusi yg saya berikan. Hellow, trus bbrp kali dia bilang saya 'ngabal', kali kesekian dia jumawa, saya jd gak Terima jg, langsung saya potong ucapannya: jangan sembarang ngomong yuk, saran saya waktu itu krn data ayuk yg kurang bagus, setelah itu ayuk gak balik2 lg ke saya, saya maklum, ayuk rada perhitungan buat keluar uang. Tapi kalo ayuk balik ke saya dan bilang maunya seperti itu, saya punya buku itu bahkan yg Internasional levelnya saya jg punya jilid 1 dan jilid 2, tebel2. Tapi yg pasti ada tarif konsul jg utk itu. Dari bbrp percakapan berikutnya, saya gak nyangka, ternyata dia gak tau kalo saya udah S2. Pikir saya, pantes, dia ngeremehin banget. Langsung saya tegaskan, maaf ya yuk, saya udah jauh lbh dulu dari ayuk S2 nya, 11 Mei 2010 saya udah lulus S2. Dia tampak termangu, malu, wajar malu, sombong betul dia. Dlm hati saya nyesek, tapi ya udahlah. Pelajaran yg dpt dipetik: hargai org yg udah mengajarimu suatu ilmu. Meski menurutmu itu sedikit, tapi itu pembuka ilmu yg lbh sulit bagimu. Makanya hingga skrg saya tetep ingat jasa Guru TK dan guru SD kls 1 saya. Boro2 saya menyalahkan mereka, saya selalu merasa, tanpa mereka, saya gak akan bisa S2.

Saturday, March 2, 2019

Trend yang Kebablasan...

Hm...gini status WA saya bbrp menit yg lalu:

Friday, January 11, 2019

Tak Rindu Rindu

Rindu...
Hanya untuk kenangan manis
Yang tanpa cela...
Juga untuk lelucon lucu...
Yang kerap membuat senyum senyum sendiri...
Rindu pada saat saat indah tak terlupa...

Rindu...
Bukan untuk yang tak penyabar...
Bukan untuk yang berkata kasar
Bukan untuk yang ingin memaki...
Bukan untuk yang suka mencaci...

Makanya aku tak rindu rindu
Pada ucap yang penuh sumpah serapah....
Tak rindu rindu pada yang ingin memaki...
Tak rindu rindu pada yang penuh emosi...
Tak rindu rindu pada yang diliputi amarah...

Tak aneh jika aku tak rindu rindu...
Tak rindu pada yang suka mengumpat...
Tak rindu pada hati yang bercabang cabang...
Tak rindu pada tutur yang kerap berdusta...
Tak rindu pada yang pongah dan suka berbangga diri...

Buat apa rindu...
Jika menyapa berujung pilu...
Jika percakapan berujung debat...
Jika perhatian dianggap belenggu...
Makanya...
Aku tak lagi peduli...
Sebab...
Aku tak rindu rindu...


By. Bunga flo Mardhotillah
Jambi, 11 Januari 2019