Friday, July 17, 2009

Do'a di Malam Ramadhan

Yaa ALLAH, aku memulai pujaku dengan puji pada-Mu...

Engkaulah yang menuntunku pada kebenaran dengan anugerah-Mu. Aku yakin, sesungguhnya Engkau Yang Paling Pengasih, Maha Pengasih, ketika Engkau Mengampuni dan Menyayangi. Tetapi Engkau juga Yang paling keras Membalas, ketika Engkau Mengadzab dan Menyiksa. Engkau juga Yang Teragung dari semua penguasa ketika Engkau tampakkan kebesaran dan keagungan.

Yaa ALLAH, Engkau telah izinkan aku menyeru-Mu dan bermohon pada-Mu. Perkenankanlah wahai Yang Mendengar madahku. Jawablah wahai Yang Mengasihi do'aku. Hapuskanlah, wahai Penghapus dosaku. Ilahi, betapa banyak kesulitan telah Kau lepaskan. Betapa banyak kesusahan telah Kau Hilangkan. Betapa banyak ketergelinciran telah Kau Selamatkan. Betapa banyak rahmat telah Kau Sebarkan. Betapa banyak bencana telah Kau Hindarkan.

Ilahi, janganlah Engkau sadarkan daku dengan siksa-Mu, jangan perdayakan aku dengan rencana-Mu. Darimana lagi aku mendapat kebaikan kecuali dari sisi-Mu. Darimana lagi aku mendapat keselamatan kecuali dengan pertolongan-Mu. Tidak ada orang baik yang tidak memerlukan bantuan-Mu. Tidak bakal ada orang jahat, yang berani melawan-Mu.

Karena-Mu aku mengenal-Mu. Engkaulah Yang Membawaku kepada-Mu. Engkaulah yang Memanggilku. Segala puji bagi ALLAH. aku bermohon kepada-NYA dan Ia Memberi. Segala puji bagi ALLAH, Yang Menyandarkan aku kepad-NYA sehingga Dia Memuliakanku. Dan tidak Menyandarkan aku kepada manusia sehingga mereka merendahkanku. Segala puji bagi ALLAH Yang begitu Penyantun, Maha Penyantun bagiku, seakan-akan aku tidak berdosa. Tuhanku saja Yang Paling Terpuji dan Paling Berhak Menerima sanjunganku.

Tuhanku, pada waktu kecil Engkau besarkan aku dengan limpahan dan kemurahan-Mu. Setelah besar Engkau tinggikan namaku. Ya ALLAH, Yang Memeliharaku di dunia dengan karunia dan anugerah-Mu dan menunjuki aku akan ampunan dan kemurahan-Mu di akhirat. Sekarang, aku menyeru-Mu, ya Rabbi, dengan hati yang sudah berlumur dosa. Aku menyeru-Mu, ya Rabbi, dalam perasaan galau, takut, cinta, harap dan cemas. Pelindungku, jika kulihat dosaku, aku menggigil ketakutan. Jika kusadari kemurahan-Mu, aku melonjak kegirangan jika Engkau ampuni. Engkau memang sangat Pengasih. Maha Pengasih. Alasanku ya ALLAH, mengapa aku berani bermohon kepada-Mu, sambil melakukan apa yang Engkau benci, adalah kekuasaan dan kemurahan-Mu jua. Bekalku dalam kepedihanku, sambil sedikit rasa maluku, adalah kasih dan sayang-Mu jua.

Ya Ilahi, Ya Karim, Ya Hayyu, Ya Qayyum.

Wahai Pengampun dosa, wahai Penerima taubat, wahai Yang besar anugerah-Nya, wahai Yang Terdahulu kebaikan-NYA...Dimanakah gerangan ampunan-Mu yang besar? Dimanakah pertolongan-Mu yang dekat? Dimanakah perlindungan-Mu yang cepat? Dimanakah karunia-Mu yang banyak? Dimanakah anugerah-Mu yang melimpah? Dimanakah pemberian-Mu yang mulia? Dimanakah karunia-Mu yang agung? Dimanakah anugerah-Mu yang luhur? Dimankah kebaikan-Mu yang qadim? Dimanakah kemurahan-Mu yang karim? Dengan kemurahn-Mu, selamatkan daku. Dengan rahmat-Mu, lepaskan daku.

Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad... wa 'ala ali Sayyidina Muhammad....

Engkau Yang Memberikan kebaikan, kami yang berbuat kejelekan. Ampunilah, yaa Rabbi, apa yang jelek pada diri kami dengan yang baik dari sisi-Mu.

Yaa Ghafar, dengan cahaya-Mu kami mendapat petunjuk, dengan karunia-Mu kami mendapat kecukupan. Dengan nikmat-Mu kami masuki pagi dan petang. Dan inilah kami membawa dosa-dosa kami di hadapan-Mu. Yaa ALLAH, kami mohonkan ampunan-Mu. Kami bertobat pada-Mu.

Engkau limpahi kami dengan kenikmatan, tetapi kami melawan-Mu dengan kemaksiatan. Kebaikan-Mu turun pada kami dan kejelekan kami naik pada-Mu. Tidak henti-hentinya malaikat yang mulia mengantarkan kepada-Mu kejelekan amal kami. Tetapi itu tidak mencegah-Mu untuk Meliputi kami dengan nikmat-Mu, dan memuliakan kami dengan anugerah-Mu. Subhanaka, betapa penyantun Engkau. Betapa agung Engkau. Betapa pemurah Engkau.

Ilahi, terlalu luas karunia-Mu, terlalu besar santunan-Mu untuk menghukum aku karena perbuatan dan kesalahanku. Ampuni aku, ampuni aku, ampuni aku...

Yaa ALLAH...sibukkan kami dengan dzikir pada-Mu, lindungi kami dari kemurkaan-Mu, lepaskan kami dari azab-Mu. Berilah kami anugerah-Mu, curahi kami dengan karunia-Mu. Berikan pada kami (kesempatan) untuk haji ke rumah-Mu yang mulia, dan berziarah ke pusara Nabi-Mu. Semoga sholawat, rahmat, maghfirah, dan keridhaan-Mu baginya dan keluarganya. Sungguh Engkau Maha dekat dan mengijabah do'a. Bimbinglah kami untuk beramal menaati-Mu. Wafatkanlah kami pada agama-Mu dan sunnah Nabi-Mu s'aw.

Yaa ALLAH...ampunilah dosaku dan dosa orang tuaku, dan sayangilah keduanya seperti mereka memeliharaku ketika aku kecil. Balaslah kebaikan mereka dengan kebaikan, dan kesalahan mereka dengan ampunan. Yaa ALLAH, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, baik yang hidup maupun yang wafat, dan ikutkan kami kepada mereka dalam kebaikan. Yaa ALLAH, ampunilah kami yang hidup dan yang mati, yang hadir dan tidak hadir, laki-laki dan perempuan, yang kecil dan besar, yang merdeka dan yang tertindas.

Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad... wa 'ala ali Sayyidina Muhammad....

Dari karunia-Mu berilah kami rezeki yang luas, halal, dan baik. Jagalah aku dengan penjagaan-Mu. Peliharalah aku dengan pemeliharaan-Mu. Lindungi aku dengan perlindungan-Mu. Ya ALLAH, maafkanlah aku sehingga aku tidak lagi durhaka pada-Mu. Ilhamkan kepadaku kebaikan dan mengamalkan kebaikan serta takut pada-Mu siang dan malam selama Engkau Menghidupkanku, Ya Rabbal 'alamin.

Jika Engkau ampuni, ya Rabbi, betapa banyaknya pendosa sebelumku yang telah Engkau ampuni. Karena kemurahan-Mu, duhai Tuhanku, melebihi balasan orang-orang yang kekurangan. Aku lari dari-Mu untuk mendekati-Mu seraya mengharapkan ampunan untuk orang yang bersangka baik pada-Mu.

Curahi aku dengan anugerah-Mu, beri aku maaf-Mu, muliakan aku dengan tirai-Mu (terhadap aibku), ampuni kejahatanku dengan kemuliaan wajah-Mu.

Ini aku, ya Rabbi, yang tidak malu pada-Mu dalam kesendirian, dan tidak menyadari kehadiran-Mu dalam kerumunan. Inilah aku yang ketagihan maksiat yang besar. Akulah yang ketika dirayu dosa segera keluar menyonsongnya. Engkau biarkan aku, tetapi aku tidak menginsafi. Engkau tutupi aibku, tetapi aku tidak malu. Aku lakukan maksiat dan melebihi batas. Engkau jauhkan aku dari sisi-Mu tetapi aku tak peduli.

Sekarang ini, siapa lagi yang akan menyelamatkan aku dari azab-Mu. Siapa nanti yang akan melepaskan aku dari cengkeraman musuh-musuhku. Jika Engkau putuskan tali-Mu, kepada tali siapa lagi aku harus bergantung. Seandainya aku tidak mengharapkan kemurahan-Mu untuk tidak putus asa pada rahmat-Mu, tentu sudah putus asa aku mengenangkan seluruh perbuatanku.

Demi kebesaran-Mu, sekiranya Engkau campakkan aku, aku akan tetap berdoa di depan pintu-Mu. Aku tidak akan menghentikan rintihanku pada-Mu. Karena telah Engkau berikan padaku pengetahuan tentang kemurahan-Mu dan keluasan rahmat-Mu. Kemana seorang hamba harus pergi jika bukan kepada junjungannya. Kemana seorang makhluk akan berlindung jika bukan pada khaliqnya.

Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad... wa 'ala ali Sayyidina Muhammad....

aku tidak melupakan bantuan-Mu untukku, aku tidak lupa ketika Engkau menutup aibku di dunia. Ya ALLAH, keluarkan kecintaan dunia di hatiku. Kumpulkan aku bersama Nabi Al-Musthafa dan keluarganya, pilihan-Mu di antara makhluk-Mu, serta penutup semua nabi. Angkatlah aku ke derajat tobat pada-Mu. Bantulah aku untuk menangisi diriku. Aku sudah menyia-nyiakan usiaku dengan penangguhan dan angan-angan. Aku sudah jatuh pada kedudukan orang yang putus harapan.

Siapa gerangan yang keadaannya lebih jelek dari diriku. Jika dalam keadaanku seperti ini aku dipindahkan ke kuburku, aku belum menyiapkan pembaringanku, aku belum hamparkan amal sholeh untuk tikarku. Bagaimana aku tidak akan menangis, sedangkan aku tidak tahu akhir perjalananku. Kulihat nafsu menipuku dan hari-hari melengahkanku. Padahal, maut telah menggerak-gerakkan sayapnya di atas kepalaku.

Ya ALLAH, Engkau sajalah Perlindunganku dan Sandaranku. Harapanku, dan tawakalku. Pada rahmat-Mu kugantungkan diriku. Engkau berikan rahmat-Mu kepada siapa saja yang Engkau Kehendaki. Engkau tunjuki dengan kemuliaan-Mu siapa saja yang Engkau cintai. Bagi-Mu pujian setelah Engka bersihkan hatiku dari kemusyrikan. Bagi-Mu pujian karena telah Engkau lepaskan lidahku.

Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad... wa 'ala ali Sayyidina Muhammad....

Yaa ALLAH,,,kasihi aku ketika patah kerjaku, ketika kelu lidahku untuk menjawab-Mu, dan hancur hatiku ketika Engkau Menanyaiku. Wahai Yang Paling Besar Tumpuan harapanku. Janganlah Engkau kecewakan aku ketika berat keperluanku. Janganlah Engkau tolak aku karena kejahilanku. Janganlah Engkau larang aku karena kecilnya rasa maluku. Berilah aku karena kefakiranku. Sayangi aku karena kelemahanku.

Illahi, Engkaulah Yang Melimpahkan karunia-MU pada orang yang tidak bermohon kepada-Mu dan pada orang-orang yang menolak rubbubiyah-Mu. Maka apalagi yaa ALLAH, bagi orang yakin bahwa segala cipta dan perintah ada di tangan-Mu.

Illahi, demi kebesaran dan keagungan-Mu. Jika Engkau menuntut dosa-dosaku, aku akan menuntut ampunan-Mu. Jika Engkau Menuntut aku karena kesalahanku, aku akan menuntut kemarahan-Mu. Jika Engkau masukkan aku ke neraka, akan aku kabarkan kepada semua ahli neraka kecintaanku pada-Mu.

Yaa ALLAH, tetapi kebaikan padaku, berkatilah seluruh urusanku, penuhi semua keperluanku. Ya ALLAH,, mudahkanlah apa yang aku cemaskan kesulitannya, karena hal itu sangat mudah bagi-Mu. Leburkan apa yang aku cemaskan deritanya, luaskan apa yang aku cemaskan kesempitannya. Palingkan dariku apa yang aku cemaskan bencana-Nya. Aamiin...yaa..Rabbal'alamin...

Sumber: Buku 'Puasa Bersama Rasulullah'


Thursday, July 16, 2009

Keutamaan Sholat Tarawih...

Dari 'Ali bin Abi Thalib r.a. bahwa dia berkata, "Nabi S'AW ditanya tentang keutamaan-keutamaan tarawih pada bulan Ramadhan. Kemudian beliau bersabda, 'Orang Mukmin keluar dari dosanya pada malam pertama (Ramadhan), seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.

Dan pada malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua orangtuanya, jika keduanya mukmin.

Dan pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dari bawah Arsy: 'Mulailah beramal, semoga ALLAH mengampuni dosamu yg telah lewat.'

Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan.

Pada malam kelima, ALLAH Ta'ala memberinya pahala seperti pahala orang yang sholat di Masjidil Haram, Masjid Madinah, dan Masjidil Aqsha.

Pada malam keenam, ALLAH Ta'ala memberinya pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.

Pada malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa 'a.s. dan kemenangannya
atas Fir'aun dan Haman.

Pada malam kedelapan, ALLAH Ta'ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahim 'a.s.

Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadah kepada ALLAH Ta'ala sebagaimana ibadahnya Nabi S'AW.

Pada malam kesepuluh, ALLAH Ta'ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.

Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.

Pada malam kedua belas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan pada malam purnama.

Pada malam ketiga belas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap keburukan.

Pada malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya bahwa dia telah melakukan sholat tarawih, maka ALLAH tidak menghisabnya pada hari kiamat.

Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursiy.

Pada malam keenam belas, ALLAH menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.

Pada malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.

Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat menyeru, 'Hai hamba ALLAH, sesungguhnya ALLAH ridha kepadamu dan kepada ibu-bapakmu.'

Pada malam kesembilan belas, ALLAH mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.

Pada malam kedua puluh, ALLAH memberikan pahala untuk para syuhada dan sholihin.

Pada malam kedua puluh satu, ALLAH Membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.

Pada malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.

Pada malam kedua puluh tiga, ALLAH Membangun untuknya sebuah kota dalam surga.

Pada malam kedua puluh empat, ia memperoleh dua puluh empat do'a yang dikabulkan.

Pada malam kedua puluh lima, ALLAH Ta'ala menghapuskan darinya adzab kubur.

Pada malam kedua puluh enam, ALLAH Mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.

Pada malam kedua puluh tujuh, ia dapat melewati Shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.

Pada malam kedua puluh delapan, ALLAH Mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.

Pada malam kedua puluh sembilan, ALLAH Memberinya pahala seribu haji yang diterima.

Dan pada malam ketiga puluh, ALLAH berfirman, 'Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil, dan minumlah dari Telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku.'" (HR. Majalis)

Keistimewaan Ramadhan

Beberapa keistimewaan bulan Ramadhan antara lain:

Bulan Ibadah (Syahrul 'Ibadah).
Ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan dapat dibagi dalam tiga kategori.
Pertama, Ibadah pokok (khashshash), yaitu sebagai salah satu dari lima rukun Islam,
yang wajib dilakukan oleh setiap orang Islam yang sudah akil baligh, yaitu mengerjakan puasa Ramadhan pada waktu siang hari selama satu bulan berturut-turut.
Kedua, ibadah umum (ammah), yang sifatnya sunnah, contohnya sholat Tarawih, tadarus/
tilawah Al-Quran, iktikaf di masjid, berdzikir, berdoa, dan lain sebagainya.
Ketiga, ihsan, yaitu melakukan perbuatan kebajikan, seperti memberikan sedekah kpd
fakir miskin, memberi jamuan berbuka puasa, dan lain-lain.

Bulan Penuh Berkah (Syahrul Mubarakah)
Sebagai bulan yang penuh berkah, Ramadhan memiliki satu malam yang bernilai tinggi,
yaitu malam Lailatul Qadar, yang segala amal kebaikan pada malam itu lebih bernilai
pada malam itu lebih bernilai daripada 1000 bulan. Siang harinya diwajibkan untuk melaksanakan puasa, yaitu menahan segala hawa nafsu, khususnya nafsu makan, minum, dan bersenggama pada siang hari. Pada malamnya digunakan untuk mendirikan ibadah sholat, yaitu sholat tarawih dan witir

Bulan Turunnya Petunjuk (Syahrul Huda)
Terpilihnya Ramadhan sbg bulan yg khusus untuk menjalankan puasa bukanlah tanpa sebab. Pilihan itu disebabkan Al-Quran diturunkan sepotong-sepotong dalam rentang waktu 23 tahun, namun dalam QS. Al-Baqarah:185, disebutkan bahwa Al-Quran diturunkan dalam bulan Ramadhan. Maksudnya ialah bahwa wahyu pertama Al-Quran diturunkan pada bulan itu. Dan ini dibenarkan oleh sejarah. Wahyu pertama Al-Quran (surat Al-'Alaq ayat 1-5) diturunkan kepada Rasulullah pada tanggal 17 Ramadhan sewaktu Rasulullah S'AW berada di gua Hira.

Bulan Keselamatan (Syahrus Salam)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah R.'A sebagai berikut: Bersabda Nabi S'AW, "Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas, maka diampunilah dosanya yang telah lalu." (Zubdatul Wa-'Izhin).

Bulan Jihad (Syahrul Jihad)
Setiap org yg melaksanakan puasa Ramadhan ia berjihad, berperang secara sungguh-sungguh menahan diri dari makan, minum, dan bersenggama pada siang hari sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Bulan Pengampunan (Syahrul Ghufran)
Secara umum bulan suci Ramadhan ditunjuk sbg bulan pertobatan. Bertobat adalah jalan
yang terbaik menuju pada maghfirah (keampunan) ALLAH bagi seseorang yang telah berdosa.

Bulan Kemenangan (Syahrul Fath)
Bulan Ramadhan mengandung nilai-nilai historis dalam sejarah perjuangan kaum Muslim, yang dilukiskan pada berbagai ayat dalam Al-Quran maupun dalam Hadits Nabawi. Kemenangan kaum Muslim dalam berbagai peperangan terjadi di bulan Ramadhan.

Tuesday, July 14, 2009

Mendarat Darurat

Kakus Menjadi Tempat Mendarat Darurat

Apa pun bisa dijadikan alat bantuan jika terjadi hal yang darurat. Seperti kakus yang dapat dipindah, yang berada di lapangan penyimpanan, dapat menjadi tempat mendarat pesawat kecil di Negara Bagian Washington, AS.


Menurut Mayor Administrasi Penerbangan Federal, peristiwa itu bermula ketika sebuah pesawat kecil Cessna 182 yang sedang terbang setelah lepas landas dari Lapangan Thun, Tacoma, tiba-tiba mengalami kerusakan mesin. "Pesawat tersebut berada 150 kaki di udara ketika mesinnya mati," kata juru bicara sheriff Ed Troyer seperti dikutip AP.


Sang pilot pun mencoba untuk mendaratkannya ke tanah, tetapi tidak berhasil. Pesawat pun menabrak pagar, terbalik, lalu mendarat di atas kakus yang bisa dipindah yang berada di lapangan penyimpanan. Pilot itu pun keluar dengan mudah dan menjauhi pesawatnya tanpa terluka sedikit pun.


Sumber: Media Indonesia Edisi 5 Mei 2009

Kondisi Kejiwaan

Kondisi Kejiwaan Ayah Pengaruhi Anak

Anak dari ayah yang memiliki masalah kejiwaan berpotensi mengalami gangguan psikiatrik dan perilaku. Para pakar dari Universitas Oxford, Inggris, mengatakan penelitian selama ini lebih berfokus pada fakto ibu, padahal pengaruh ayah dalam pertumbuhan anak juga tidak bisa diremehkan.

Usia puncak bagi laki-laki terkena gangguan psikiatrik sama dengan usia puncak menjadi ayah, yakni antara 18 dan 35 tahun. Depresi yang dialami ayah selama periode pascakelahiran diukur delapan bulan setelah kelahiran dan dikaitkan dengan meningkatnya peluang anak kelak memiliki masalah perilaku dan emosional dari 10% menjadi 20%.

Remaja dari ayah yang depresi juga berpeluang lebih besar mengalami masalah psikologis, termasuk depresi dan kecenderungan bunuh diri. (*/BBC News/X-5)

Rokok & Denda

Pejabat di sebuah daerah di China memerintahkan seluruh pegawai negeri di wilayah itu untuk merokok sebanyak hampir seperempat juta pack rokok lokal setiap tahunnya atau terkena denda. Hal itu dilansir surat kabar Global Times, 4 Mei 2009.


Pemerintah daerah Gong'an di Provinsi Hubei memerintahkan pegawainya untuk merokok sebanyak 230 ribu pack rokok yang diproduksi daerah tersebut setahun. Departemen yang gagal mencapai target akan didenda. "Peraturan tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui pajak rokok," kata Chen Nianzu, anggota tim pengawas pasar rokok Gong'an.

Tindakan itu dapat menjadi cara untuk membantu meningkatkan penjualan merek rokok lokal seperti Huang Helou, yang berada di bawah tekanan kompetitor di provinsi tetangga Hunan.

China memiliki 350 juta perokok. Sebanyak 1 juta orang meninggal lantaran menderita penyakit akibat merokok setiap tahunnya.


sumber: Media Indonesia Edisi 5 Mei 2009

Saturday, July 4, 2009

Tarbiyah Ruhiyah

RUHIYAH SEORANG DA’I

• Iman, ikhlas, sabar, dan optimisme adalah sifat-sifat fundamental dalam mencetak seorang da’I dlm persiapannya membekali diri dengan bekal dakwah.
• Sifat-sifat tersebut hanya dapat dimililiki oleh seorang mukmin yang telah merasakan nikmatnya iman, menyatukan diri dengan Islam, dan terus melangkah menuju tujuannya.
• Manakala seorang da’I tidak memiliki sifat-sifat rohani yang lengkap, maka hidupnya akan hampa dari nilai, dan pengaruh. Ia akan terperangkap dalam sifat ujub, nifaq, dan riya’. Terjerumus ke dalam lumpur kebanggaan, kesombongan dan egoisme. Ia akan berdakwah untuk dirinya, bukan untuk ALLAH. Akan membangun kejayaan bagi dirinya bukan untuk Islam. Ia akan bekerja untuk kebahagiaan di dunia dan bukan untuk kehidupan akhirat kelak…..Dari sinilah timbulnya penyimpangan, keruntuhan, dan kehancuran.


JALAN MEMPEROLEH KETINGGIAN RUHIYAH

• Takwa kepada ALLAH Azza wa Jalla adalah modal kekayaan inspirasi, sumber cahaya, dan karunia yang melimpah (al-Anfal:29, al-Hadid:28, ath-Thalaq:2-3).
• Orang yang bertakwa akan selalu mendapatkan jalan keluar yang menentramkan batinnya walau bagaimana besar dan rumitnya problema yang ia hadapi.
• Takwa kepada ALLAH menumbuhkan furqan dalam hati. Furqan yang bisa menyingkap jalan kehidupan.
• Dengan takwa pikiran menjadi terang, al-Haq tampak jelas, jalan lurus terbentang lebar, hati terasa tentram, batin begitu damai dan kaki terpancang teguh dalam menapaki perjalanan.



HAKIKAT TAKWA

• Takwa lahir sebagai konsekuensi logis dari keimanan yang kokoh, keimanan yang selalu dipupuk dengan muroqobatullah, merasa takut terhadap murka dan adzab-Nya, dan selalu berharap limpahan karunia dan maghfirah-Nya.
• Takwa adalah hendaklah ALLAH tidak melihat kamu berada dalam larangan-larangan-Nya dan Melihat kamu dalam menaati perintah-perintah-Nya.
• Takwa adalah mencegah diri dari adzab ALLAH dengan membuat amal Sholeh dan takut kepada-Nya di kala sepi atau terang-terangan.
• Takwa adalah kepekaan batin, kelembutan perasaan, rasa takut terus-menerus, selalu waspada dan hati-hati jangan sampai kena duri jalanan….jalan kehidupan yang selalu ditaburi duri-duri godaan dan syahwat, kerakusan, dan angan-angan, kekhawatiran dan keraguan, harapan semu atas segala sesuatu yang tidak bisa diharapkan. Ketakutan palsu dari sesuatu yang tidak pantas untuk ditakuti…dan masih banyak duri-duri yang lainnya.
• Keutamaan dan pengaruh takwa merupakan sumber segala kebaikan di masyarakat, sebagai satu-satunya cara untuk mencegah kerusakan, kejahatan, dan perbuatan dosa.
• Takwa merupakan pilar utama dalam pembinaan jiwa dan akhlak seseorang dalam menghadapi fenomena kehidupan. Agar ia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dan agar ia bersabar atas segala ujian dan cobaan.


JALAN MENCAPAI SIFAT TAKWA

• Mu’ahadah (Mengingat Perjanjian)
“Dan tepatilah perjanjian dengan ALLAH apabila kamu berjanji…” (An-Nahl[16]:91)
• Muroqobah (Merasakan Kesertaan ALLAH) → asy-Syu’araa [26]: 218-219. Hadits Rasulullah: ”Hendaklah kamu beribadah kepada ALLAH seolah-olah kamu melihat-Nya, dan jika memang kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya ALLAH Melihat kamu.
Muroqobah bermakna merasakan keagungan ALLAH Azza wa Jalla di setiap waktu dan keadaan serta merasakan kebersamaan-Nya di kala sepi ataupun ramai. Cara Muroqobah: sebelum memulai suatu pekerjaan dan di saat mengerjakannya, hendaklah seorang mukmin memeriksa dirinya....Apakah setiap gerak dalam melaksanakan amal dan ketaatannya dimaksudkan untuk kepentingan pribadi dan mencari popularitas, ataukah karena dorongan ridha ALLAH dan menghendaki pahala-Nya?
Macam-macam muroqobah: Muroqobah dalam melaksanakan ketaatan adalah dengan ikhlas kepada-Nya. Muroqobah dalam kemaksiatan adalah dengan taubat, penyesalan, dan meninggalkannya secara total. Muroqobah dalam hal-hal yang mubah adalah dengan menjaga adab-adab thd ALLAH dan bersyukur atas segala nikmat-Nya. Muroqobah dalam musibah adalah dengan ridha kepada ketentuan ALLAH serta memohon pertolongan-Nya dengan penuh kesabaran.
• Muhasabah (Introspeksi Diri) → al-Hasyr[59]:18. Makna muhasabah adalah hendaknya seorang mukmin menghisab dirinya ketika selesai melakukan amal perbuatan...apakah tujuan amalnya untuk mendapatkan ridha ALLAH? Atau apakah amalnya dirembesi sifat riya’? Apakah dia sudah memenuhi hak-hak ALLAH dan hak-hak manusia?... Semoga ALLAH Meridhai Umar al-Faruq R.’A yang berkata, ”Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab. Timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk pertunjukan yang agung (hari kiamat). Di hari itu kamu dihadapkan kepada pemeriksaan. Tiada yang tersembunyi dari amal kalian barang satu pun. Hakikat Muhasabah → Jika sebagai da’i kita telah menghisab diri dalam urusan yang besar maupun yang kecil, dan berusaha keras melakukan khalwat di malam hari dengan ALLAH untuk melihat apa yang akan dipersembahkan di hari Kiamat nanti...maka dengan demikian kita telah melangkah menuju takwa dan menapaki perjalanan rohani bahkan akhirnya kita akan sampai ke derajat para muttaqin (Aamiin).
• Mu’aqobah (Pemberian Sanksi) → apabila seorang mukmin menemukan kesalahan maka tak pantas baginya untuk membiarkannya. Sebab membiarkan diri dalam kesalahan akan mempermudah terlanggarnya kesalahan-kesalahan yang lain dan akan semakin sulit untuk meninggalkannya. Sanksi ini harus dengan sesuatu yang mubah. Contoh: Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Umar bin Khattab R.’A pergi ke kebunnya. Ketika pulang didapatinya orang-orang sudah selesai melaksanakan sholat Ashar. Maka beliau berkata, ”Aku pergi hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang sudah sholat Ashar!... kini kebunku aku jadikan shadaqah untuk orang-orang miskin. Menanggapi masalah ini al-Laits berkata, ”Padahal beliau hanya ketinggalan sholat berjama’ah!”
Suatu ketika Umar R.’A. pernah disibukkan oleh suatu urusan sehingga waktu Maghrib lewat sampai muncul dua bintang. Maka setelah melaksanakan sholat Maghrib beliau memerdekakan dua orang budak. Ketika Abu Thalhah sedang sholat, di depannya lewat seekor burung lalu beliau pun melihatnya dan lalai dari sholatnya sehingga lupa sudah berapa raka’at beliau sholat. Karena kejadian tersebut beliau mensedekahkan kebunnya untuk kepentingan orang-orang miskin sebagai sanksi atas kelalaian dan ketidakkhusyu’annya. Hasan bin Hannan pernah melewati sebuah rumah yang selesai dibangun. Beliau berkata, ”Kapan rumah ini dibangun?” kemudian beliau menegur dirinya, ”Kenapa kau tanyakan sesuatu yang tidak berguna untuk dirimu?! Akan kujatuhkan sanksi padaku dengan puasa setahun!” Dan beliau pun berpuasa satu tahun sebagai sanksi atas campur tangan dalam sesuatu yang tidak berguna baginya. Ada baiknya bila setiap da’i mengikuti jejak generasi salaf dalam muhasabah diri dan menjatuhkan sanksi; jika ia menemukan kelalaiannya dalam memikul tanggung jawab atau meninggalkan kewajiban terhadap ALLAH dan sesama manusia. Misalnya dengan menginfakkan sejumlah uang tatkala meninggalkan sholat berjama’ah, atau dengan mengerjakan beberapa rakaat sholat sunnah ketika tidak berziarah ke tempat ikhwah.
• Mujahadah (optimalisasi) → al-Ankabut [29]: 69. Makna mujahadah adalah apabila seorang mukmin terseret dalam kemalasan, santai, cinta dunia, dan tidak lagi melaksanakan amal-amal sunnah serta ketaatan yang lainnya tepat pada waktunya, maka ia harus memaksa dirinya melakukan amal-amal sunnah lebih banyak dari sebelumnya. Dalam hal ini harus tegas, serius, dan penuh semangat sehingga pada akhirnya ketaatan merupakan kebiasaan yang mulia bagi dirinya dan menjadi sikap yang melekat pada dirinya. Diriwayatkan oleh Aisyah R.’A., ”Rasulullah S’AW melaksanakan sholat malam hingga kedua tumitnya bengkak. Ketika Aisyah R.’A. bertanya, ”Mengapa engkau lakukan hal itu? Bukankah ALLAH sudah mengampuni dosamu yang sudah lalu dan yang akan datang?” Rasulullah menjawab, ”Bukankah sepantasnya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?!” (H.R. Bukhari dan muslim). Dalam riwayat Bukhari dan Muslim, Aisyah R.’A. berkata, ”Apabila Rasulullah memasuki sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, beliau menghidupkan malam (dengan ibadah), membangunkan keluarganya, bersungguh-sungguh dan mengencangkan ikat pinggang”. Imam Turmudzi meriwayatkan dari Abu Sofwan, beliau berkata, ”Rasulullah S.’AW bersabda, ”Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya.” Setiap kali kita menemukan kemalasan atau kelalaian dalam melaksanakan hak-hak ALLAH walau hanya berupa sunnah, mereka bangkit dari kelalaiannya dengan serius dan tekad yang bulat kemudian kembali ke jalan ALLAH dengan penuh kekhusyu’an. Sehingga mereka sampai ke puncak derajat yaqin. Hati mereka merasakan hembusan keimanan dan di relung jiwa mereka terasakan manisnya ibadah dan nikmatnya munajat. Contoh: Abu Muhammad al-Jahiri bermukim di Makkah selama satu tahun. Beliau tidak tidur, tidak berbicara, tidak bersandar ke dinding dan tidak duduk melonjorkan kaki. Abu Bakar al-Kitani bertanya kepada beliau, ”Bagaimana anda bisa kuat seperti ini?” Beliau menjawab, ”ALLAH Maha Mengetahui ketulusan batin saya sehingga dengan demikian Dia Menolong kekuatan lahiriyah saya.” Ketika orang-orang mengunjungi Zahlah al-Abidah, mereka mengungkapkan kekhawatiran mereka atas kesehatan dirinya. Tetapi Zahlah berkata, ”Hidup ini hanyalah hari-hari untuk bersegera melakukan amal. Siapa yang ketinggalan hari ini maka dia tak bisa menyusulnya di hari esok. Selanjutnya bagi orang-orang yang ingin bersungguh-sungguh dalam ibadah dan membawa dirinya untuk bermujahadah harus memperhatikan dua sisi penting dalam amal-amalnya, pertama, hendaklah amal-amal yang sunnah tidak membuatnya lupa akan kewajiban-kewajiban yang lainnya. Kedua, tidak memaksakan diri dengan amal-amal sunnah yang di luar kemampuannya.
Dengan mu’ahadah kita dapat beristiqamah di atas syari’at ALLAH dan dengan muroqobah kita dapat merasakan keagungan ALLAH, baik di kala sembunyi ataupun di kala ramai. Dengan muhasabah kita bisa terbebas dari kebusukan hawa nafsu yang selalu berontak, dan bisa memenuhi hak-hak ALLAH dan hak-hak sesama manusia. Dengan mu’aqobah kita bisa memisahkan diri dari penyimpangan. Dengan mujahadah kita dapat memperbaiki aktivitas diri sekaligus menumpas kemalasan dan kelalaian.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENUMBUH SUBURKAN RUHIYAH
1. Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Kepekaan Jiwa.
• Senantiasa bermuroqobah kepada ALLAH. (Merasakan kesertaan ALLAH)
• Mengingat kematian dan kehidupan sesudahnya.
• Membayangkan kehidupan akhirat beserta seluruh peristiwanya. (Semua manusia dikumpulkan dengan telanjang bulat dan tanpa alas kaki, matahari sangat dekat di atas kepala, bumi menjadi saksi atas apa yang dilakukan seorang hamba di atas permukaannya, ada beberapa tempat dimana seseorang tak lagi mengingat siapa pun selain dirinya, anggota badan menjadi saksi atas perbuatan pemiliknya, tentang kegelapan neraka yang sangat pekat, tentang lembah-lembah Jahannam, tentang gada-gada neraka, tentang keburukan ahli neraka, tentang minuman ahli neraka, tentang makanan ahli neraka, tentang tangisan ahli neraka, mengenal ukuran ahli neraka yg membesar shg gusinya mjd lebih besar dari gunung Uhud, keadaan ahli surga/cukuplah mereka bangga dan mulia dengan apa yang ALLAH siapkan untuk mereka di dalamnya. Dan cukuplah mereka berbangga dengan keabadian yang tak berkesudahan di dalamnya, tidak sakit, tidak pikun.
2. Faktor-faktor Amaliyah yang Menumbuhkan Ruhiyah.
• Memperbanyak tilawah Al-Qur’an dengan tadabbur.
• Hidup bersama Rasulullah melalui shirohnya yang harum semerbak. (Mencontoh ibadah, kezuhudan, ketakwaan Nabi, keteguhan Nabi dalam mempertahankan prinsip, mencontoh kekuatan fisik nabi, serta meneladani keberanian Rasulullah S.’AW.).
• Selalu menyertai orang-orang pilihan, yakni mereka yang berhati bersih dan mengenal ALLAH. Orang-orang pilihan yang mengenal ALLAH memiliki ciri-ciri di antaranya: Komitmen terhadap syariat Islam dengan niat yang ikhlas dan jujur dalam ketaatan dan kontinu dalam beramal, dalam diri mereka tidak tampak adanya kemaksiatan, bid’ah, atau apa pun yang menyalahi syari’at. Sebab mereka adalah orang-orang yang bersih, memiliki komitmen, dan menjadi teladan. Mereka menyibukkan diri dengan kelemahan dan aib yang ada pada dirinya. Mereka tidak pernah sibuk dengan kesalahan-kesalahan orang lain. Mereka melaksankan tugas amar ma’ruf nahi munkar dengan kekuatan iman dan keberanian jiwa. Di wajah mereka tampak adanya cahaya keimanan dan takwa. Mereka memperhatikan umat Islam dan bersemangat menghadapai segala permasalahan yang dihadapi umat. Bergerak secara jujur demi tanggung jawab dakwah dan punya semangat yang ikhlas dalam perbaikan umat dan jihad.
• Dzikir kepada ALLAH di setiap waktu dan keadaan.
• Menangis karena takut kepada ALLAH di saat berkhalwat (menyendiri).
Beberapa keutamaan menangis karena takut kepada ALLAH: Berada di bawah naungan ALLAH di hari kiamat, terbebas dari adzab ALLAH, berada dalam limpahan cinta kasih Ilahi, berada dalam ampunan dan maghfiroh-Nya,
• Bersungguh-sungguh membekali diri dengan ibadah-ibadah Nafilah (Sunnah). Sholat Nafilah: Sholat Dhuha, sholat Awwabin, sholat sunnah Tahiyatul Masjid, sholat sunnah wudlu, sholat malam, sholat tarawih. Shaum Nafilah: Puasa ’Arafah, Puasa ’Asyuro dan Tasu’a, Shaum 6 hari pada bulan Syawal, Shaum tiga hari bidh (tanggal 13, 14, 15 penanggalan qomariyah), Shaum hari senin dan kamis, Shaum sehari dan buka sehari (Puasa Daud). Shodaqoh Nafilah: sifat berkorban, berinfaq, dan itsar. Ibadah Haji dan Umroh Nafilah: Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah R.’A. bahwa Rasulullah S’AW bersabda, ”Antara satu umrah dan umrah yang lainnya menghapuskan dosa di antara keduanya, dan haji mabrur balasannya adalah surga.”

PENGARUH TARBIYAH RUHIYAH
(Dalam Pembinaan, Perbaikan, dan Pembaruan Umat)

Untuk apakah ”terminal ruhiyah” ini? Jawabannya adalah agar kita mampu mengalahkan nafsu amarah ketika ia membisikkan kemaksiatan. Untuk menggagalkan tipu daya ketika ia menggoda kita dengan memperindah kemungkinan. Untuk menjaga diri agar tidak tertipu oleh dunia, ketika merasa tertarik kepadanya. Agar kita selamat dari jurang nifaq, riya’, dan ‘ujub ketika kita berada di dekatnya. Agar kita selalu mengingat kematian tatkala kita lupa atau di saat kita akrab dengan dunia. Agar kita bisa menjauhkan diri dari hal-hal yang haram atau yang syubhat sekalipun. Agar kita beristiqomah dalam menjalani syariat ALLAH, baik dalam keadaan sembunyi-sembunyi, atau terang-terangan. Agar orang percaya kepada kita dan siap menerima kita. Agar kita dapat memberi petunjuk dan kebaikan kepada orang yang kita dakwahi. Agar orang-orang menemukan sifat-sifat para sholihin dan Rabbaniyyin dalam diri kita. Agar kita meninggalkan kenangan untuk umat dan suri teladan untuk generasi-generasi yang akan datang.

Terminal Ruhiyah adalah sumber aspirasi dan perbendaharaan kita. Khazanah dan pemahaman dan tempat muhasabah. Bahkan ia merupakan motor penggerak yang melahirkan kekuatan iman, pancaran rohani, muhasabah batin, moroqobah robbaniyah, dan melahirkan semangat untuk berangkat ke medan dakwah. Wallahu a’lam bish showwab


PS: Jangan berpuas hati dengan hanya membaca ringkasan ini. Sebaiknya memang membaca langsung bukunya karena di dalam buku Tarbiyah Ruhiyah tersebut banyak kisah-kisah teladan Rasulullah, para sahabat, dan para sholihin yang tidak dimuat dalam ringkasan sederhana ini.