Showing posts with label Sindiran.... Show all posts
Showing posts with label Sindiran.... Show all posts
Sunday, November 24, 2019
Legowo...
Legowo itu berusaha untuk menerima kenyataan jika tak sesuai harapan. Legowo itu mendewasa dalam menjalani hidup. Legowo itu berusaha untuk menjadi bijak dan berbesar hati, menerima segala apa yang ditakdirkan.
Friday, December 20, 2013
Cinta dan Perkawinan...
Postingan dihadiahin ini buat beberapa orang yang saya kenal, yang sempat menunda-nunda nikah coz sibuk pilih-pilih calon.
Suatu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?
Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas di depan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta." Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apa pun.
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satu pun ranting?" Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tidak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat aku melanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus yang tadi, jadi tak kuambil sebatang pun pada akhirnya."
Gurunya kemudian menjawab, "Jadi ya itulah cinta."
Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?"
Gurunya menjawab, "Ada hutan subur di depan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan/pernikahan."
Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja. Gurunya bertanya, "Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?"
Plato pun menjawab: "Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi kesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya ke sini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya." Gurunya pun kemudian menjawab, "Itulah perkawinan."
Berdasarkan cerita di atas, meaning-nya adalah: Jika untuk jatuh cinta saja kita pilih-pilih, maka akan berdampak nanti di kemudian hari, saat datang ingin menikah, kita malah harus puas dengan yang biasa-biasa saja. Tapi jika dari awal kita tidak pilih-pilih, maka insyaAllah kita akan mendapatkan pohon terbaik, ranting terbaik, a.k.a. seseorang yang terbaik dalam hidup kita.
Sumber: Kisah Motivasi pada Buku: A-Z Psikologi
Gambar diambil dari proses googling
Suatu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?
Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas di depan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta." Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apa pun.
Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satu pun ranting?" Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tidak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat aku melanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus yang tadi, jadi tak kuambil sebatang pun pada akhirnya."
Gurunya kemudian menjawab, "Jadi ya itulah cinta."
Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?"
Gurunya menjawab, "Ada hutan subur di depan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan/pernikahan."
Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja. Gurunya bertanya, "Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?"
Plato pun menjawab: "Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi kesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya ke sini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya." Gurunya pun kemudian menjawab, "Itulah perkawinan."
Berdasarkan cerita di atas, meaning-nya adalah: Jika untuk jatuh cinta saja kita pilih-pilih, maka akan berdampak nanti di kemudian hari, saat datang ingin menikah, kita malah harus puas dengan yang biasa-biasa saja. Tapi jika dari awal kita tidak pilih-pilih, maka insyaAllah kita akan mendapatkan pohon terbaik, ranting terbaik, a.k.a. seseorang yang terbaik dalam hidup kita.
Sumber: Kisah Motivasi pada Buku: A-Z Psikologi
Gambar diambil dari proses googling
Labels:
About Love,
All about Nikah,
Sindiran...
Monday, November 18, 2013
DSLR?
hm, maaph ya, lucu aja kalo liat ada orang2 yg baru heboh soal DSLR dari taon 2010 mpe 2013 (baca: baru2 ini). Kalo aku, jujur aku dah punya DSLR dari taon 2008. Waktu itu aku beli (baru dan bukan secondhand) pake uang sendiri harganya RP.5.475.000,- DSLR itu dah melanglang buana kemana mana buat ngeliput acara Permabilitas Bandung dan setelah nikah, sering DSLR ku itu buat mengabadikan moment acara-acara keluarga. Hm, Saranku siyh, biasa aja lah, DSLR kan dah lama banget nongolnya a.k.a. dah basi, gak usah lebay deh, kecuali kalo kamu beli seri teranyar banget banget plus punya tele yg panjang banget, gpp deh dipamerin. Kalo cuma DSLR doang, simpen aja kaleee....hehehe. Bahkan dari keluarga suamiku ada fotografer profesional perempuan yg punya DSLR versi terbaru & mahalan punya, telenya jg mantap, dah punya jam terbang yg tinggi, bahkan mpe skala internasional, gak nyombong tuh. Atow, sebut saja salah seorang Kasubbid Bappeda Batang Hari, bang U****K, baru beli DSLR akhir taon 2012 yang harganya belasan juta, tele nya keren abizz, hasil jepretan jangan ditanya, high quality pisan, dia juga gak nyombong, gak ngerasa nemuin sesuatu yg baru gimanaaaa githu, dia tetep rendah hati aja, dan juga gak terlalu ngerasa punya sophisticated technology. Ada lagi nih contohnya, pak J**I salah seorang peneliti Balitbangda Provinsi Jambi, punya DSLR juga, gayanya biasa aja, tiap habis seminar or workshop d Balitbangda yang ngelibatin peneliti, dia langsung cepat tanggep buat nge-take foto kita-kita. So, biaso be lah... (ups maaph emang sengaja nyindir seseorang ehhhh dua orang ding wkwkwk...)
Subscribe to:
Posts (Atom)