Thursday, October 21, 2010

Bustan As-Salathin


Bustan as-Salathin (Taman Para Sultan) adalah salah satu karya masterpiece Syeikh Nuruddin Muhammad ibnu 'Ali Ibnu Hasanji ibnu Muhammad Hamid ar-Raniry al-Quraisy yang ditulis pada tanggal 4 Maret 1638 dan selesai pada tahun 1643. Kitab ini dikerjakan atas permintaan khusus Sultan Iskandar Tsani (1636-1641), Penguasa Kesultanan Aceh setelah masa Sultan Iskandar Muda (1593-1636). Karya ini terdiri dari tujuh buku, merupakan karya terbesar yang pernah ditulis di bidang sejarah, bahkan di kalangan para Ulama Nusantara semasa ar-Raniry. Kitab ini menunjukkan perhatian ar-Raniry yang sangat besar terhadap pentingnya membuat sebuah rekonstruksi sejarah. Dua buku pertama dari Bustan as-Salathin berisi bahasan tentang sejarah dunia, mulai dari proses penciptaan dunia hingga periode perkembangan Islam di India dan Melayu-Nusantara. Selebihnya, lima buku dari Bustan as-Salathin, berisi nasehat-nasehat bagi para raja dalam menjalankan pemerintahannya.


Di sini, Syeikh ar-Raniry mengikuti pola karya al-Ghozali, Nasihah al-Mulk (Nasihat bagi para raja). Karya besar ar-Raniry di bidang sejarah ini merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi Muslim Melayu-Nusantara. Melalui karya inilah atmosfer pemikiran bangsa Melayu tentang sejarah dan geografi, khususnya mengenai bangsa-bangsa lain di dunia, terbentuk dalam kesadaran mereka. Karya ini, yang meletakkan sejarah dan keberadaan Melayu Nusantara menjadi bagian dari sejarah dunia, lebih jauh menandai perkembangan penting dalam tradisi penulisan sejarah di Nusantara yang berbentuk babad untuk kasus Melayu. Maka Bustan as-Salathin berbeda, misalnya, dengan teks sejarah melayu yang cenderung menjadikan Kerajaan Malaka sebagai pusat dalam perkembangan sejarah Melayu yang disentralkan.


Pada bagian keempat Bustan as-Salathin yang diuraikan oleh Morley (1854), kitab ini memuat sejarah perkembangan Islam di luar Jazirah Arab, yaitu India dan Tanah Melayu. Pada pasal 11 Bustan as-Salathin memaparkan sejarah kesultanan Islam di India antara tahun 300 H sampai 1628 H. Sementara pada pasal 12 bab II menguraikan asal-usul raja Melayu. Pada bagian mengenai asal-usul Raja Melayu, Nuruddin ar-raniry tampaknya merujuk dari kitab tentang sejarah Melayu Sulalatus Salathin yang ditulis oleh Tun Sri Lanang pada bulan Februari 1614 saat menjadi tawanan di kawasan Pasai (beberapa sejarawan mengatakan Tun Sri Lanang bukan penulis asli Sulalatus Salathin, melainkan sebagai penyunting saja).


Penulisan Bustan as-Salathin menunjukkan penerimaan yang sangat baik sultan Aceh terhadap Syeikh Nuruddin ar-Raniry, yang datang ke Aceh sekitar tahun 1637 (ada yang meriwayatkan tahun 1577) dan diangkat menjadi mufti kesultanan. Syeikh ar-Raniry juga menulis banyak kitab lain yang ditujukan untuk melawan akidah 'wihdatul wujud' Hamzah Fansuri dan Syamsudin Sumatrani yang saat itu mendominasi kehidupan keagamaan masyarakat Aceh.


Selain karena keberanian dan ketegasannya dalam melawan akidah wihdatul wujud, Syeikh ar-Raniry juga menguasai berbagai cabang ilmu Islam, yang membuatnya sangat menonjol pada zaman pemerintahan Sultan Iskandar Tsani. Syeikh ar-Raniry ahli dalam bidang ilmu matiq (logika) dan ilmu balaghah (retorika). Dalam ilmu fikih, Syeikh ar-Raniry adalah penganut mazhab asy-Syafi'i, walaupun ia juga ahli dalam ajaran mazhab-mazhab yang lain. Dari segi akidah, Syeikh ar-Raniry adalah pengikut mazhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang berasal dari Syeikh Abul Hasan al-Asy'ari dan Syeikh Abu Manshur al-Maturidi.


Sumber: Majalah Annida

Peluang Emas

Fakta membuktikan jika terjadi inflasi tinggi, harga emas akan naik lebih tinggi dari inflasi. Jika inflasi mencapai 10%, maka emas akan naik 13%. Jika inflasi 100%, maka emas akan naik 200%. Itu sebabnya, kita harus mempertimbangkan investasi emas ini. Keuntungan lain, harga emas dipatok dalam dolar AS. Jika dolar naik, kita dapat dua keuntungan, dari kenaikan dolar dan kenaikan harga emas sendiri.


Namun perlu dicatat, harga emas cenderung stabil, jika laju inflasi rendah. Bahkan cenderung sedikit menurun jika laju inflasi di bawah dua digit. Jadi, sangat tidak disarankan berinvestasi emas dalam jangka pendek (1 tahun atau kurang).


Kekurangan lain, pada storage dan handling. Menyimpan emas agak berisiko dan mahal. Jika disimpan kurang baik, bisa terjadi oksidasi dan perubahan warna. Khusus emas berbentuk koin, jika penyok atau cuil, sulit di-treatment ulang. Ini bisa mengurangi harga.


Silakan pilih sesuai selera dan selamat berburu emas!


JENIS INVESTASI


PERHIASAN

Jenis ini hanya menguntungkan jika disimpan jangka panjang. Pasalnya, saat dijual kembali harganya akan turun sampai 20% untuk 'ongkos' pembuatan. Toko emas juga harus menanggung ketidak aslian dan penurunan kadar emas karena harus dilebur kembali. Jadi, perhiasan kurang tepat untuk berinvestasi. Sifatnya subyektif, tergantung selera individu. Sangat mungkin anda membelinya dengan mahal, tapi ketika dijual harganya jatuh karena modelnya tak lagi up to date.



BATANGAN

Jenis ini dianggap paling menguntungkan. Di mana pun dan kapan pun anda jual, harganya selalu mengikuti harga internasional yang berlaku. Emas batangan tersedia dalam ukuran 1, 2, 3, 5, 10, 20, 25, dan 50 gram. Terberat 1 kg dengan kadar 22 karat (95%) atau 24 karat (99%). Semakin kecil ukuran, ongkos pembuatannya semakin murah. Namun jika anda ingin berinvestasi dalam jumlah cukup besar, sebaiknya beli dalam ukuran lebih besar untuk memperkecil jumlah total ongkos yang harus dikeluarkan.



KOIN

Disebut juga koin emas ONH (ongkos naik haji). Penamaan ini sebetulnya hanya taktik pemasaran. Nyatanya, investasi ini sama dengan investasi emas lain. Harganya sama dengan harga emas yang mengikuti harga mata uang asing (dolar AS), dan aman terhadap inflasi. Dulu koin emas ini diharapkan bisa sebagai alternatif investasi bagi mereka yang ingin menabung untuk persiapan ibadah haji. Nilai dan kadarnya sama dengan emas batangan. Namun, jumlahnya terbatas dan sulit dijumpai di pasaran. Koin emas tersedia dalam ukuran 1,5 dan 10 gram. Ada juga koin yang harganya sampai lebih dari Rp. 50 milliar karena nilai sejarah, kepemilikan, dan kejadian penting saat diluncurkan.



TABUNGAN EMAS

Beberapa bank syariah menawarkan tabungan ini. Nasabah akan menerima sertifikat kepemilikan emas. Bentuk fisik emas akan disimpan bank atau vendor yang bersangkutan. Satuan emas minimum 10 gram dan kelipatannya. Anda cukup membuka rekening di bank bersangkutan. Setoran dana tunai akan dikonversi menjadi harga emas. Jadi, bisa terlihat berapa gram yang ditabung.



Di mana mendapatkan si emas?

1. Toko emas. Namun,,,toko emas tidak selalu ready stock. Dulu kantor pegadaian sempat menyediakan jasa penjualan emas koin. Karena harga emas terus melonjak dan permintaan kian turun, akhirnya jasa ini ditiadakan.

2. Unit Bisnis PP Logam Mulia PT. Aneka Tambang (Antam). Di Jl. Pemuda - Jl. Raya Bekasi Km. 18 Pulogadung, Jakarta. Untuk informasi harga dan ukuran yang tersedia, anda dapat menghubungi bagian pemasaran, telp: 021 4757 108.


Taken From: Majalah Chic

Miris: Ilmu Ulama Nusantara Dijarah!!!!

Manuskrip asli, tulisan tangan para ulama nusantara yang menjelaskan tentang aqidah, fiqih, dan muamalah, habis dijarah penjajah. Usaha sistematis ini melemahkan masa depan umat Islam.


Barangsiapa yang tidak memiliki masa lalu, ia tidak akan memiliki masa depan. Para penjajah dan orientalis, mengerti benar peribahasa di atas. Karenanya mereka mencoba menghancurkan sejarah besar umat Islam. Buku, manuskrip, dan karya para ulama mereka jarah dan dimusnahkan. Dengan satu tujuan, mengaburkan sejarah besar yang pernah dimiliki umat Islam. Dan seperti yang telah disebutkan, bangsa tanpa sejarah tak akan pernah mampu mencipta sejarah.


Soekarno, dalam suratnya pada A. Hassan, Pemimpin Persatuan Islam, suatu ketika pernah mengkritik kesalahan ulama dalam kaitannya tentang sejarah. Menurut Soekarno dalam suratnya yang ia kirim dari tempat pembuangannya di Endeh, kemampuan ulama menulis dan membaca, terlebih lagi dalam subyek sejarah, sangatlah kurang dan lemah.


"oemoemnja kita punja kjai-kjai dan kita poenja oelama-oelama tak ada sedikit poen feeling kepada sedjarah, ja, boleh saja katakan kebanjakan tak mengetahui sedikitpoen dari sedjarah itu. Mereka poenja minat hanja menoedjoe kepada 'agama choesoesi' sahadja, dan dari agama choesoesi ini, teroetama sekali bahagian fiqh, sedjarah, apalagi bahagian 'jang lebih dalam', jakni jang mempeladjari 'kekoeatan-kekoeatan masjarakat' yang 'menjebabkan' kemadjoeannja atau kemoendoerannja sesoeatoe bangsa, -sedjarah di sini sama sekali tidak menarik mereka poenja perhatian. Padahal, di sini, di sinilah pada penjelidikan maha-maha penting. Apa sebab moendoer? Apa 'sebab' bangsa ini di zaman ini begitoe? Inilah pertanjaan-pertanjaan jang maha penting jang haroes berpoetar teroes-meneroes di dalam kita poenja ingatan, jika kita mempeladjari naik toeroennja sedjarah itoe. Tetapi bagaimana kita poenja kjai-kjai dan oelama-oelama? Tadjwid baik tetapi pengetahoeannja tentang sedjarah oemoemnja 'nihil'. Paling mudjur mereka hanja mengetahoei 'tarich Islam' sahadja,- dan iniepoen terambil darie boekoe-boekoe tarich Islam jang koeno, jang tak dapat tahan udjiannja modern science, jaknie tak dapat tahan udjiannja ilmu pengetahoean modern!"


Itulah kulikan yang dituliskan Soekarno dalam suratnya yang dituliskan Soekarno dalam suratnya yang terkumpul dalam tulisan-tulisannya di dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi jilid 1. Benarkah para ulama nusantara tak menorehkan buah karya intelektualnya, seperti yang disangka Soekarno?


Ternyata tidak demikian. Menurut Abdullah bin Abdul Kadir al Munsyi dalam hikayatnya tentang Kerajaan Malaka yang ditulis pada abad ke-13 Hijriah menyebutkan ada aksi pemberanguskan yang dilakukan oleh Belanda dan penjarahan oleh Inggris. Dalam hikayat tersebut dijelaskan, Belanda mengumpulkan buku-buku dan hikayat yang dihasilkan oleh komunitas muslim dari berbagai wilayah Melayu. Daerah-daerah mulai dari Riau, Langkat, Pahang, Terengganu, dan Kelantan dijarah kekayaan intelektualnya. Tak kurang dari 70 jilid hikayat dan karya para ulama dirampas penjajah. Entah berapa banyak lagi yang telah dirampas dari wilayah Sumatera, Jawa, dan juga dari kepulauan Maluku. Abdullah Munsyi juga menyebutkan, Stanford Raffles setidaknya turut mengumpulkan 300 judul hikayat yang ditulis oleh para ulama zaman itu.


Nuruddin Ar Raniry, yang kini namanya diabadikan sebagai nama IAIN di Naggroe Aceh Darussalam, menulis dengan luar biasa sejarah perkembangan Islam Nusantara dalam risalah kuno berjudul Bustan as Salathin.


Dalam Bustan as Salathin bisa ditemui kisah-kisah 'sedjarah' yang dimaksud Soekarno. Ar Raniry menuliskan tentang hubungan diplomatik antara kerajaan Islam Aceh dengan Khalifah Utsmani di Turki. Ar Raniry mengisahkan, pada tahun 1562 di bulan Juni, seorang duta dari Aceh terlihat berada di Istanbul untuk meminta bantuan militer Utsmani guna menghadapi serangan Portugis di Nusantara. Duta ini, menurut Ar Raniry, adalah sebagian kecil dari duta yang dikirim. Di tengah perjalanan, mereka diserang oleh Portugis di tengah samudera. Isi kapal yang penuh dengan barang berharga seperti emas, permata, dan rempah-rempah dijarah oleh Portugis. Sedianya, barang-barang tersebut adalah pesembahan untuk Khalifah Utsmani.


Selain menulis Bustan as Salathin, Ar Raniry juga menulis karya-karya lain yang monumental. Ada pula Ash Shirathal Mustaqim, kitab fiqih. Ar Raniry menulis tak kurang dari 29 karya yang terdiri dari ilmu kalam, fiqih, hadits, sejarah, bahkan sampai ilmu perbandingan agama, yang memang tampak menjadi minat terbesar Ar Raniry.


Al Singkili bahkan pernah menulis karya berjudul Mi'rat at Thullab yang membahas masalah-masalah fiqih dan hukum Islam. Di dalam karya ini dibahas tentang syarat-syarat dan aturan menjadi hakim dan penegakan hukum Islam. Al Singkili juga menulis tentang fiqih mu'amalat dan menulis tafsir Al Quran dengan judul Tarjuman al Mustafid yang terbit untuk pertama kali justru di Timur Tengah dan bukan di Indonesia.


Dalam hikayat tentang Malaka, Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi menuliskan sebuah risalah pada abad ke-13. "Di Tanah Melayu pada zaman itu, ada perkumpulan yang anggota-anggotanya terdiri dari orang Melayu, Keling, Arab bermacam-macam Tionghoa, dan lain-lain. Waktu itu orang-orang Belanda mengumpulkan buku-buku dan hikayat, banyaknya kira-kira 70 jilid, yang dikumpulkan dari Riau, Langkat, Pahang, Terengganu, dan Kelantan.


Penulis buku, 'Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh', Al Habib Alwin bin Thahir al Haddad yang juga mantan mufti Kerajaan Negeri Johor, Malaysia pada tahun 1341 Hijriah pernah mengadakan perjalanan ke beberapa tempat di Pulau Jawa. Salah satu tujuannya untuk mencari naskah-naskah kuno milik para ulama zaman dahulu. Tapi oleh penduduk setempat yang ia datangi, ia disarankan untuk tidak menyebut-nyebut naskah-naskah kuno milik ulama karena pemerintahan Belanda akan memaksa siapa pun yang memilikinya untuk menyerahkan naskah tersebut.


"Pada tahun 1341 H., saya sampai di Jawa dan menanyakan serta mencari buku-buku sejarah Jawa. Orang-orang menasihati saya untuk tidak menyebut-nyebut tentang hal itu, karena pemerintah Belanda mengharuskan setiap orang yang memiliki buku sejarah kuno untuk menyerahkan buku tersebut ke badan khusus yang dibentuk oleh Belanda khusus untuk masalah ini," catatnya.


Beberapa buku pada zaman penjajahan Inggris dan Belanda, memang sempat diabadikan untuk kepentingan orientalisme dan juga ilmu pengetahuan. Seperti pengakuan Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, tentang sejumlah 300 jilid buku yang dibawa oleh Raffles. Tak hanya literatur dan manuskrip milik para ulama, Raffles juga memboyong, tepatnya merampas ratusan naskah-naskah kuno milik Keraton Jogjakarta yang ia bawa pergi setelah tidak menjabat lagi sebagai Gubjend di Hindia Belanda. Sementara, buku, kitab, hikayat, dan berbagai manuskrip kuno yang dirampas oleh Portugis dan Spanyol, dimusnahkan dengan cara dibakar saat itu juga atas perintah Cardinal Gemenis.


Sebetulnya, perintah Cardinal Gemenis dari Toledo yang dikeluarkan tahun 1499 adalah perluasan dari pemusnahan non kristiani dari daratan Spanyol semasa pemerintahan Ratu Isabell dan Raja Ferdinand. Mendukung kebijakan ini, Cardinal Gemenis memerintahkan untuk memusnahkan khazanah ilmu pengetahuan Islam di Granada.


Granada, pada zaman keemasan Islam di Eropa menjadi pusat peradaban dan pusat ilmu pengetahuan. Di kota ini bermukim para intelektual dan pemikir Islam, perpustakaan, pengarang, dan juga tempat dikumpulkannya riset dan penelitian tentang ilmu pengetahuan dan Islam. Perbendaharaan buku yang tersimpan di Granada saat itu, dalam pemerintah kurang lebih berjumlah 600.000 jilid dengan berbagai ukuran dan bermacam topik bahasan.


Pada tahun 1492, Granada jatuh ke tangan penguasa baru, kolaborasi katolik dan protestan. Pusat ilmu pengetahuan Islam di Eropa itu pun menjadi sasaran permusuhan. Cardinal Gemenis memerintahkan pasukannya (Spanyol) mengumpulkan seluruh buku-buku tentang Islam dan semua yang berbau Arab untuk dibakar. Buku-buku tersebut, yang jumlahnya diperkirakan lebih dari satu juta dikumpulkan di tengah lapangan kota Granada dan dimusnahkan dengan cara dibakar dengan diiringi upacara keagamaan.


Dan perintah itu terus mereka bawa, baik Spanyol dan Portugis saat melakukan penjajahan sampai ke Nusantara.Mereka memusnahkan kekayaan khazanah ilmu pengetahuan Islam yang ditulis sendiri oleh ulama-ulama besar pada zaman itu.


Karya para ulama itu, dirampas, dijarah, dicuri untuk melemahkan dan meruntuhkan akidah umat Islam, wabil khusus di nusantara. Para orientalis itu tahu benar, bahwa jazirah nusantara akan menjadi tanah dengan Muslim yang kuat dan perkasa. Dan mereka tak ingin semua itu terlaksana. Karena itu, sendi dan tulang ilmu pengetahuan umat Islam dijarah, dirusak, dan dikaburkan.


Hari ini, ada 261 naskah dan manuskrip ulama Islam dari Minangkabau yang disimpan rapi Belanda, tepatnya di Universitas Leiden. Ada 102 naskah yang berada di Inggris Raya. Tak kurang 19 naskah khazanah Islam dari Minangkabau yang disimpan oleh Jerman, dan satu naskah dimiliki oleh Malaysia. Indonesia hanya memiliki 78 naskah dan manuskrip asal Minangkabau yang tersimpan di Perpustakaan Nasional. Itu baru dari Minangkabau, belum dari wilayah nusantara lainnya.


Fenomena ini, penghancuran khazanah ilmu Islam, sebenarnya telah berlangsung sejak lama. kehancuran yang menimpa perpustakaan-perpustakaan raksasa kaum Muslimin akibat bencana di Baghdad dan beberapa kota Islam lainnya, ketika digempur oleh bangsa Tartar. Mereka memusnahkan segalanya, memperlakukan kitab-kitab berharga itu seolah-olah tidak memiliki arti. Mereka mencampakkan buku-buku lambang kejayaan Islam selama berabad-abad ke sungai Dajlah, hingga air sungai itu tampak berwarna hitam pekat disebabkan oleh tinta kitab-kitab yang tenggelam di dasarnya, mereka juga membakar sebagian lain dari kitab-kitab tersebut.


Bagi siapa yang pernah membaca beragam karya-karya dan buku-buku dalam bidang ilmu pengetahuan dan spesialisasinya, pasti akan mengetahui betapa berharganya kontribusi yang disumbangkan oleh umat Islam bagi sejarah ilmu pengetahuan dan peradaban. Sebut saja kitab 'al-Fahrasat (Daftar Isi)' karya agung Ibnu Nadim, 'Kasyfuzh zhunun fi asmail 'lum wal funun (Daftar Nama-nama Ilmu Pengetahuan dan Disiplin Ilmu)' yang disempurnakan oleh kitab 'Hidayatul 'arifin.'


Bagi siapa yang pernah menelaah buku 'Tarikh adab al-'Arabiy' (Sejarah Kesastraan Arab) karya sejarawan Jerman terkenal, Brooklyman, dan rujukannya pada ragam kitab di perpustakaan-perpustakaan dunia, pasti menyadarinya dengan penuh keyakinan. Seorang sejarawan Muslim, Prof. Fuad Sazkin, di dalam bukunya 'Tarikh at-Turats al-Arabiy' (Sejarah Warisan Khazanah Intelektual Arab), sebuah buku yang mengoreksi Brooklyman, meluruskan kesalahan-kesalahannya, dan melengkapi kekurangan-kekurangannya secara orisinil. Koreksi ini mengantarkan dirinya sebagai peraih nobel Internasional Raja Faishal. Buku tersebut dirilis dalam 11 jilid, dan dipublikasikan oleh Universitas Islam al-Imam Muhammad Ibnu Sa'ud di Riyadh.


Sebuah yayasan bernama 'Ahlul bait lil fikr al-Islamy' di pusat ibukota Yordania, Amman, telah melengkapi kerja keras individu yang cemerlang ini dengan sebuah amal kolektif berupa penerbitan 'Faharits lil turats al-Islamy' (Daftar Warisan Khazanah Intelektual Islam Klasik). Karya tersebut sudah dicetak dalam beberapa jilid dan hingga sekarang penelitian masih terus berlangsung.


Sampai hari ini, penjarahan ilmu pengetahuan Islam masih terus berlangsung dan tak terbendung. Di Irak, Museum Baghdad dijarah tanpa ampun bersamaan dengan invasi tentara Amerika. Begitu juga di Afghanistan dan daerah-daerah Muslim yang dijajah oleh Amerika Serikat beserta sekutunya.


Dengan hilangnya segala kekuatan ilmu pengetahuan, bukan tidak mungkin rakyat dari negeri-negeri Islam akan kehilangan pula identitas dan keimanan. Sebab, musuh-musuh ALLAH itu tahu benar bahwa hanya dengan ilmu umat ini akan berkembang dan tumbuh menjadi besar. Tanpa ilmu, umat ini hanya menjadi buih yang terombang-ambing di lautan.


Manuskrip dan naskah sejarah, seringkali tidak dianggap penting oleh sebagian besar dari kita. Sampai kelak, pada suatu saat kita tak lagi memiliki referensi yang kuat dari para ulama yang lurus untuk menjelaskan agama yang mulia ini. Dan di saat itu, sudah tak ada lagi kesempatan untuk menyesali. Sebab musuh-musuh kita sudah berada di depan mata dan kita hanya mampu menyerahkan nyawa. Wallahu a'lam bish showwab.


Sumber: Majalah Sabili.

Kopi Bubuk... ^_^

Kopi bubuk mengandung serat, gula, lemak, protein, mineral, asam-asam organik, komponen aroma, komponen citarasa, dan komponen organik lainnya. Komponen terbanyak adalah serat, dan sifatnya tidak larut dalam air. Komponen yang larut dalam air ketika kopi bubuk diseduh adalah gula, protein, mineral, asam organik, komponen aroma, dan komponen citarasa. Komponen kopi yang dianggap penting adalah kafein. Kafein larut dalam air seduhan. Kafein memiliki rasa pahit dan memberikan efek penstimulasi (meransang kerja syaraf).


Telah banyak dilakukan penelitian mengenai efek kafein terhadap kesehatan. Efek kafein terhadap kesehatan ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Efek positif kafein antara lain mengurangi risiko penyakit Alzheimer's, pikun, Parkinson's, mengurangi risiko penyakit batu ginjal, meningkatkan daya ingat, mengurangi rasa sakit kepala, mengurangi risiko penyakit diabetes mellitus tipe 2, mengurangi risiko cirrhosis hati, memperlancar buang air kecil dan besar, dan mengurangi kerusakan gigi.


Efek negatif kafein antara lain, menyebabkan gangguan lambung dan usus, menyebabkan kecemasan dan insomnia, meningkatkan kolesterol dan tekanan darah, meningkatkan risiko penyakit jantung, serta menyebabkan kekurangan zat besi (anemia). Efek mengkonsumsi kopi bubuk lebih kuat dibandingkan dengan efek mengkonsumsi kopi instan. Berdasarkan efek kafein terhadap kesehatan, bagi peminum kopi disarankan konsumsi kopi dibatasi 1-2 cangkir sehari. Sumber lain mengatakan 1-3 cangkir sehari. Wallahu a'lam bish showwab.


Sumber: Majalah Ummi

Buku: Snow, Orhan Pamuk/Faber and Faber

Di sebuah kota kecil di Turki, jurnalis Turki yang lama tinggal di Jerman bernama Ka mengadakan investigasi. Ia menyelidiki tingginya angka wanita bunuh diri. Penyebabnya masih misterius. Namun, di tengah tarik-menarik ideologi sekularisme dan tradisi agamis.

Ka menduga gadis-gadis itu bunuh diri karena adanya larangan mengenakan jilbab. Tetapi, penyelidikan itu harus menemui berbagai rintangan karena tekanan politik. Sebuah karya fiksi monumental dari seorang peraih Nobel sastra tahun 2006.

Raih Tulang Punggung yang Kuat...

Berikut beberapa point penting cara mengatasi back pain (sakit punggung) terbaru.

1. Cermati Gejalanya.
2. Terapi panas.
3. Ayo bangun! (kurangi tidur berlebihan).
4. Berjalanlah biasa.
5. Cari bantuan (konsultasi ke dokter).
6. Sabar menunggu hingga tujuh hari. Jika sakit berlanjut, hubungi orthopedist.
7. Berolahraga untuk punggung lebih kuat.
8. Terus asup kalsium.

SUMARLINA (Menciptakan Metode Sensus Serangga Air)

Meski tinggal jauh dari pusat kota di Kecamatan Wringinanom, Gresik, Jawa Timur, upaya Sumarlina untuk menyelamatkan lingkungan patut untuk ditiru. Bersama tim-nya, ia menawarkan metode sensus serangga air, yaitu penelitian kualitas air sungai melalui ketersediaan keragaman serangga air. Melalui parameter biologis serta alat-alat pengamatan yang sederhana, wanita kelahiran Gresik, 10 Januari 1993 ini berhasil menyajikan data informasi kualitas air yang aktual kepada masyarakat.

Tahun 2008, lulusan SMAN 1 Wringinanom, Gresik ini ditunjuk mewakili sekolahnya untuk mengikuti training motivator sahabat air yang diadakan oleh LSM Ecoton. Salah satu materi yang diberikan dalam kegiatan tersebut adalah pemantauan kualitas air dengan bioindikator makroinvertebrata bentos. "Saya sangat takjub karena dapat mengetahui berbagai jenis biota air yang dapat menjadi parameter kualitas air sungai. Dalam kegiatan tersebut ditunjukkan pula beberapa aktivitas manusia yang dapat mencemari sungai seperti pertanian, limbah domestik, dan industri," papar anak pertama dari dua bersaudara ini. Sejak itulah, ia mulai menggali ide untuk melestarikan sungai.


Akhir tahun 2008, Sumarlina mulai mengajukan sebuah gagasan berjudul Jambore Pemantauan Kualitas Air Kali Brantas dalam lomba pelestarian sungai yang diadakan oleh JPKPA (Jaring-jaring Komunikasi Pemantauan Kualitas Air) dan Perum Jasa Tirta. Tahun 2009, ia kembali mengajukan gagasan yang sama dengan perubahan judul menjadi Mata-mata Kali Brantas dalam lomba pelestarian Sumber Daya Air yang diadakan oleh Puslitbang SDA (Departemen Pekerjaan Umum). Kedua gagasan tersebut adalah sebuah ide untuk mengadakan pemantauan terpusat bagi sekolah-sekolah di DAS Brantas sebagai upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengawasan dan pengelolaan sungai. Akan tetapi, gagasan tersebut belum dapat diterima.


Akhirnya pada bulan Juni 2009, Sumarlina kembali mendapat tawaran dari guru biologi dan pembimbing KIR SMANIWA serta LSM Ecoton untuk mewujudkan gagasan awalnya tersebut dalam sebuah proyek yang juga diikutkan dalam Young Change Makers Award Competition yang diadakan oleh Ashoka Indonesia. "Sejak itulah Sensus Serangga Air (SSA) terbentuk dan saya mulai menyusun strategi pelaksanaan program," paparnya. Timnya sendiri terdiri dari 20 siswa dari SMAN 1 Wringinanom. Anggota tim inilah yang mengatur dan melaksanakan program SSA.


Sensus Serangga Air (SSA) merupakan sebuah program pemantauan kualitas air dengan menggunakan bioindikator serangga air. Sensus serangga air ini memiliki keunggulan 5M yaitu: MUDAH = Kita dapat mengetahui kualitas air sungai hanya dengan melakukan identifikasi jumlah dan jenis serangga air di lokasi yang kita amati. MURAH = Tidak memerlukan alat laboratorium yang mahal. SSA menggunakan alat-alat sederhana seperti jaring bentos berukuran 1 mm dengan pegangan sepanjang 1,5 meter, nampan plastik, pinset atau sendok, Cawan petri, Lup, kamera, Plot yang terbuat dari pipa berukuran 1 meter persegi, kantong plastik, Alat tulis (pena, buku catatan, dll.), kuas, Buku panduan (berisi bagan kelompok serangga air dan skor untuk tiap jenis serangga untuk menentukan nilai kualitas air pada titik lokasi sensus). MASSAL = SSA dapat dilakukan oleh semua kalangan masyarakat dari berbagai usia dan dapat dilakukan secara bersama. MANFAAT = Melalui SSA, kita dapat mengetahui kualitas air, dan MITIGASI PENCEMARAN = SSA dapat menjadi early warning system bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap sungai.


Bersama tim-nya, putri pasangan Suyatim dan Sriami ini juga mengadakan sosialisasi dan training sensus serangga air bagi pelajar SMP-SMA yang ada di Kecamatan Wringinanom. "Hingga saat ini, saya telah berhasil mengajak 650 orang yang terdiri dari pelajar yang berasal dari 2 SMP dan 1 SMA, pemuda karang taruna, warga desa, pemerintah desa yang terdapat di Kecamatan Wringinanom dan mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya. Selain itu, kegiatan SSA telah diadopsi oleh BLH Jatim dan Dispendik Jatim dan diikuti oleh pelajar dari 20 SD dari kota Surabaya", ujarnya bangga.


Taken From: Majalah Kartika

Melestarikan Nilai-nilai Ramadhan...

(Oleh Drs. H. Ahmad Yani, Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Dakwah (LPPD) Khairu Ummah Jakarta)

Setelah Ramadhan berlalu, bukan berarti berlalu pula suasana ketaqwaan kepada ALLAH SWT. Justru ada tugas berat bagi kita untuk membuktikan keberhasilan ibadah Ramadhan itu dengan peningkatan ketaqwaan kepada ALLAH SWT. Karenanya bulan sesudah Ramadhan adalah Syawal yang artinya peningkatan. Di sinilah letak pentingnya melestarikan nilai-nilai ibadah Ramadhan.


Sekurang-kurangnya, ada lima nilai ibadah Ramadhan yang harus kita lestarikan, paling tidak hingga Ramadhan tahun yang akan datang. Pertama, tidak gampang berbuat dosa.

Ibadah Ramadhan yang kita kerjakan dengan sebaik-baiknya membuat kita mendapat jaminan ampunan dari dosa-dosa yang kita lakukan selama ini. Karena itu semestinya setelah melewati ibadah Ramadhan, kita tidak gampang lagi melakukan perbuatan yang bernilai dosa, apalagi secara harfiyah Ramadhan artinya membakar, yakni membakar dosa. Jika dosa itu kita ibaratkan seperti pohon, maka bila sudah dibakar, pohon itu tidak mudah tumbuh lagi, bahkan bisa jadi mati, sehingga dosa-dosa itu tidak mau kita lakukan lagi.


Dengan demikian, jangan sampai dosa yang kita tinggalkan pada bulan Ramadhan hanya sekadar ditahan-tahan untuk selanjutnya dilakukan lagi setelah Ramadhan berakhir dengan kualitas dan kuantitas yang lebih besar.


Kalau demikian jadinya, ibarat pohon, hal itu bukan dibakar, tapi hanya ditebang cabang-cabangnya sehingga satu cabang ditebang tumbuh lagi tiga, empat, bahkan lima cabang dalam beberapa waktu kemudian. Dalam kaitan dosa, sebagai seorang muslim jangan sampai kita termasuk orang yang bangga dengan dosa, apalagi kalau mati dalam keadaan bangga terhadap dosa yang dilakukan. Bila ini yang terjadi, maka sangat besar risiko yang akan kita hadapi di hadapan ALLAH SWT, sebagaimana firmanNya: "Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka bisa masuk ke dalam surga, hingga unta masuk ke dalam lubang jarum. Demikianlah Kami Memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan." (QS. Al A'raf, 7:40)


Kedua, nilai ibadah Ramadhan yang harus kita lestarikan adalah hati-hati dalam bersikap dan bertindak. Selama beribadah Ramadhan, kita cenderung berhati-hati dalam melakukan sesuatu, hal itu karena kita tidak ingin ibadah Ramadhan kita menjadi sia-sia dengan sebab kekeliruan yang kita lakukan. Secara harfiyah, Ramadhan juga berarti mengasah, yakni mengasah ketajaman hati agar dengan mudah bisa membelah atau membedakan yang haq dengan yang bathil. Ketajaman hati itulah yang akan membuat seseorang menjadi sangat berhati-hati dalam bersikap dan bertingkah laku. Sikap seperti ini merupakan sikap yang sangat penting sehingga dalam hidupnya, seorang muslim tidak asal melakukan sesuatu, apalagi sekadar mendapat nikmat secara duniawi.


Kehati-hatian dalam hidup ini menjadi amat penting mengingat apapun yang kita lakukan akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan ALLAH SWT, karenanya apa yang hendak kita lakukan harus kita pahami secara baik dan dipertimbangkan secara matang, sehingga tidak sekadar ikut-ikutan dalam melakukannya, ALLAH SWT Berfirman: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al Isra, 17:36)


Nilai ibadah Ramadhan ketiga yang harus kita lestarikan dalam kehidupan setelah Ramadhan adalah bersikap jujur. Ketika kita berpuasa Ramadhan, kejujuran mewarnai kehidupan kita sehingga kita tidak berani makan dan minum meskipun tidak ada orang yang mengetahuinya. Hal ini karena kita yakin ALLAH SWT Yang Memerintahkan kita berpuasa selalu Mengawasi diri kita dan kita tidak mau membohongi ALLAH SWT dan tidak mau membohongi diri sendiri karena hal itu memang tidak mungkin, inilah kejujuran yang sesungguhnya. Karena itu, setelah berpuasa sebulan Ramadhan semestinya kita mampu menjadi orang-orang yang selalu berlaku jujur, baik jujur dalam perkataan, jujur dalam berinteraksi dengan orang, jujur dalam berjanji, dan segala bentuk kejujuran lainnya.


Dalam kehidupan masyarakat dan bangsa kita sekarang ini, kejujuran merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Banyak kasus di negeri kita yang tidak cepat selesai. Bahkan tidak selesai-selesai karena tidak ada kejujuran, orang yang bersalah sulit untuk dinyatakan bersalah karena belum bisa dibuktikan kesalahannya dan mencari pembuktian memerlukan waktu yang panjang, padahal kalau yang bersalah itu mengaku saja secara jujur bahwa dia bersalah, tentu dengan cepat persoalan bisa selesai. Sementara orang yang secara jujur mengaku tidak bersalah tidak perlu lagi diselidiki apakah dia melakukan kesalahan atau tidak. Tapi karena kejujuran itu tidak ada, yang terjadi kemudian adalah saling curiga-mencurigai bahkan saling menuduh yang membuat persoalan semakin rumit. Ibadah puasa telah mendidik kita untuk berlaku jujur dan kepada hati nurani kita yang sehat dan tajam, bila kejujuran ini tidak mewarnai kehidupan kita di bulan-bulan setelah Ramadhan, maka tarbiyah (pendidikan) dari ibadah Ramadhan kita menemukan kegagalan, meskipun secara hukum puasanya tetap sah.


Keempat, yang merupakan nilai ibadah Ramadhan yang harus kita lestarikan adalah memiliki semangat berjamaah. Kebersamaan kita dalam proses pengendalian diri membuat syaithan merasa kesulitan dalam menggoda manusia sehingga syaithan terbelenggu pada bulan Ramadhan. Hal ini diperkuat lagi dengan semangat yang tinggi bagi kita dalam menunaikan sholat lima waktu secara berjamaah sehingga di bulan Ramadhan inilah mungkin sholat berjamaah yang paling banyak kita laksanakan,bahkan melaksanakannya juga di masjid atau musholla. Selain itu, ibadah Ramadhan yang membuat kita dapat merasakan lapar dan haus, telah memberikan pelajaran kepada kita untuk memiliki solidaritas sosial kepada mereka yang menderita dan mengalami berbagai macam kesulitan.


Nilai ibadah Ramadhan kelima yang harus kita lakukan setelah Ramadhan berakhir adalah melakukan pengendalian diri. Kemampuan kita mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak benar menurut ALLAH dan Rasul-Nya merupakan sesuatu yang amat penting dan mendesak. JIka tidak demikian, maka kehidupan ini akan berlangsung seperti tanpa aturan, tak ada lagi halal dan haram, tak ada lagi yang haq dan yang bathil, bahkan tak ada lagi pantas dan tidak pantas atau sopan dan tidak.


Karena itu, harus kita sadari bahwa Ramadhan adalah bulan pendidikan dan latihan, keberhasilan ibadah Ramadhan justru tidak hanya terletak pada amaliyah Ramadhan yang kita kerjakan denga baik, tapi juga sangat penting adalah bagaimana menunjukkan adanya peningkatan ketaqwaan yang dimulai dari bulan Syawal hingga Ramadhan tahun yang akan datang. Wallahu a'lam bish showwab...


Sumber: Majalah Al-Intima'