Thursday, October 30, 2008

Ibunda

Dari dulu Bunga suka bgt nasyid yg dibawain gradasi ini (pada baris ke-3, putramu bunga ganti jadi 'putrimu)... ^^...

Duhai Ibunda...
Dengarkan do'a
putrimu yang kini jauh dari sisimu
tunaikan pesan
genggam harapan
ukir senyum bahagia di wajah ibunda


Kesabaranmu asuh imanku
lembut tuturmu bagai udara jiwaku
air matamu biaskan rindu
sujudmu penuh lautan doa untukku


Atas hari yang lelah
dan malam pun kau terjaga untukku
oh ibu

Kasih Alloh smoga
tercurah untukmu
'tuk pengabdian yang kau persembahkan slalu
didik diriku tuk pahami
nilai keikhlasan...

Zara Fashion....

Ortega, pendiri Zara, menganggap pakaian sebagai komoditi yang cepat kadaluarsa (seperti roti dan sayur) yang harus dikonsumsi segera, bukan untuk dipajang di toko berlama-lama. Konsep ”freshly baked clothes” ini diterapkannya dengan selalu mengganti stok pakaian di toko Zara tiap dua kali seminggu. Bisnis ini adalah soal mengurangi response time. Unggul karena mampu beradaptasi. Kejeniusan merek Zara terletak pada kecepatan dan efisiensi. Sensitivitas dan kecepatan respon Zara ini mampu menaklukkan titik puncak dalam siklus fashion. Yaitu, kondisi di mana permintaan dan harga paling tinggi, digabungkan dengan supply chain yang sangat efisien sehingga memperoleh marjin sangat besar.

Tiga formula dari Zara:

  1. Short lead time.

Dengan fokus pada response time yang sangat singkat, perusahaan memastikan bahwa setiap toko mampu menyediakan pakaian yang diinginkan konsumen saat itu. Dalam 30 hari saja, Zara mampu menangkap model yang ngetren dan kemudian menyediakan produknya di toko.

  1. Lower Quantities.

Dengan mengurangi kuantitas yang diproduksi pada setiap model, Zara bukan hanya menguangi eksposur berlebihan terhadap single product, tapi juga menawarkan produk dengan “nuansa kelangkaan”. Dalam dunia fesyen, semakin sedikit tersedia, semakin eksklusif pula produk tersebut.

  1. More styles. Bukannya kuantitas yang besar di tiap model, Zara malah memproduksi lebih banyak model. Tidak tanggung-tanggung, jumlahnya sekitar 20.000 model per tahun.

Produk fresh, tren fesyen yang selangkah lebih maju, dan update yang lebih sering adalah resep sukses Zara. Artinya, mereka mampu memproduksi banyak model dengan kuantitas kecil dalam rentang waktu sangat singkat. Semua itu bisa terwujud berkat sistem yang sederhana. Struktur bisnis Zara sangat terkontrol dari kantor pusat. Dengan begitu, mereka tidak perlu mendirikan kantor pusat di negara lain. Sejak awal Zara lebih merespon actual needs ketimbang memprediksi suatu tren yang jauh di masa depan. Merek ini dikelola hampir tanpa beriklan, zara lebih mengandalkan toko beserta isinya sebagai alat promosi yang ampuh. Lokasi yang dipilih harus strategis dan sering dilalui para shopper.

HIERARKI KONSUMEN

Penelitian PT SYNZYGON BRAND KOMUNIKASI mengungkapkan, konsumen berbeda tidak saja dalam aspek demografi ”tradisional” (penghasilan, umur, dan sebagainya). Tapi juga karena perubahan gaya hidup, pola pikir, dan kesenjangan generasi. Pemahaman atas konsumen yang hanya berdasarkan faktor demografis akan memberikan gambaran statis dan tidak lengkap. Mempelajari hanya nilai-nilai yang dianut konsumen juga tidak cukup karena nilai-nilai tersebut berubah (contohnya, prestasi kerja mulai dinilai lebih dari senioritas). Simbol-simbol dari barat yang telah masuk ke alam bawah sadar orang Indonesia (seperti ”just do it”) mendorong re-evaluasi secara mental terhadap ikon-ikon tersebut. Oleh karena itu, sebuah organisasi perlu mengevaluasi kembali customer knowledge-nya agar bisa selalu ”connect” dengan nilai dan aspirasi konsumen yang selalu berubah. Penelitian kami di Indonesia menuju pada pemahaman atas konsumen yang secara umum bisa digambarkan dalam piramida hierarki konsumen.

Piramida ini mengungkapkan kompleksitas dalam memahami konsumen. Sebagai contoh, generasi tua dan generasi muda ”super rich” berbeda dalam apresiasi estetik atas sebuah merek. Dalam perbedaan ini terjadi lintas geo-demografis, yang artinya, seorang pelajar ”super rich” di Surabaya berbeda dengan eksekutif ”super rich” yang berusia lebih tua yang tinggal di Jakarta. Seiring dengan semakin canggihnya konsumen Indonesia dalam lingkungan sosial-budaya-politik yang semakin terbuka, penentuan pasar sasaran dan daya tarik merek menjadi semakin kompleks.

Dengan kenyataan ini, perusahaan yang mendedikasikan sumber daya untuk memahami konsumen akan mampu memperthankan pertumbuhan, menciptakan brand yang menghasilkan keuntungan, dan memenangkan pasar. Merek-merek yang tidak melakukannya akan terus melakukan promosi sampai marjin keuntungannya menipis dan akhirnya menghilang dari pasaran. (WING LOKE Founder PT SYNZYGON BRAND KOMUNIKASI | wingloke@synzygon.com)

MELIHAT TIPE KONSUMEN

Ada yang disebut price sensitive consumer. Mereka selalu menginginkan harga terendah. Segmen ini misalnya banyak terdapat pada pengguna kartu prabayar. Di dunia ritel, kelompok price sensitive ini juga banyak. Karena terbiasa dengan jorjoran harga murah oleh para peritel, maka perilaku yang sensitive terhadap harga juga terbentuk.

Ada juga konsumen yang sangat berorientasi terhadap status. Mereka lebih peduli pada merek yang mewah serta pelayanan yang luar biasa. Untuk kelompok ini, harga tidak masalah.

Ada juga konsumen bulk yang menginginkan harga per satuan lebih murah jika mereka membeli dalam jumlah lebih banyak.

Konsumen tipe personal price juga ada. Mereka membeli karena harga yang diberikan secara pribadi kepada mereka, baik melalui proses tawar menawar atau dengan diberikan perlakuan khusus.

Ada konsumen yang memiliki sifat reward mania. Mereka cenderung melihat diskon yang besar atau point reward, tanpa peduli besarnya harga. Para provider kartu kredit banyak menyasar kelompok ini.

Kelompok lain adalah kelompok convenience-oriented. Mereka lebih memilih membeli sesuatu di tempat yang nyaman bagi mereka, tanpa peduli harganya. Mini market circle K menembak orang-orang semacam ini. Harga mereka memang di atas supermarket lain, tetapi mereka bisa memenuhi kebutuhan orang-orang yang ingin membeli kapan pun mereka mau.

Namun demikian, siapa pun konsumennya, marketer tetap saja perlu melakukan soal sensitivitas harga. Sebesar-besarnya keinginan konsumen untuk membayar, pastilah ada batas psikologis yang mempengaruhi mereka. Ole karena itu, penting untuk mengetahui seberapa besar keinginan mereka mau membeli alias bagaimana bentuk kurva demand dari konsumen kita.

Jadi jangan heran kalau melihat harga-harga yang sepertinya tidak masuk akal. Pemasar yang pandai sudah punya hitung-hitungan yang cerdik untuk membuat mesin kas tetap berjalan.

Dengan harga yang sudah ditetapkan, bagaimana kita menciptakan banyak value kepada konsumen.

a little about 'Price'

METODE PRICING TERDIRI ATAS:

  1. Cost-plus pricing

Dalam pendekatan ini, perusahaan mengestimasi semua biaya produksi, distribusi, marketing, dll. Kemudian ditambahkan dengan profit margin yang ingin diraih. Biasanya metode ini juga dikaitkan dengan target return on investment (ROI) untuk jangka waktu tertentu.

  1. Value-based pricing

Angkanya ditentukan berdasarkan riset tentang harga yang bersedia dibayar konsumen untuk value yang ditawarkan sebuah produk (perceived value). Marketer akan mencetak laba jika berhasil mempunyai perceived value yang tingi di mata konsumen.

  1. Competition-based pricing

Di sini perusahaan akan melihat harga yang dipatok kompetitor, kemudian menetapkan harga di atas atau di bawahnya.

Jika ingin mengambil market share dari pasar yang sudah eksis, pemasar bisa menerapkan teknik penetration pricing. Dilakukan dengan menawarkan harga lebih murah dibandingkan pesaing. Kenaikan harga dapat ditentukan kemudian ketika waktunya sudah tepat, yakni ketika merek tersebut sudah punya basis konsumen loyal. Tapi jurus seperti ini hanya bisa dijalankan oleh perusahaan yang memiliki ”nafas panjang”.

Skimming price:

Jika suatu merek punya competitive advantage dalam hal teknologi baru (jurus mematok harga tinggi di awal). Namun ini tak bisa berlangsung lama, karena teknologi baru tersebut akan segera ditiru oleh pemain-pemain lain sehingga suplainya pun meningkat.

Yang jelas, sebelum menetapkan pricing, pemasar lazimnya menetapkan dulu segmen mana yang bakal dibidik. Masalah harga nantinya akan disesuaikan dengan target market dan value yang ditawarkan.

Kunci dalam menetapkan harga adalah diferensiasi yang kuat, positioning yang mantap, dan terget market yang pas dengan positioning tersebut. Lalu tetapkanlah harga sesuai ekspektasi konsumen.

Pembeli pada prinsipnya dapat dibagi menjadi 3 kelompok:

  1. Pembeli yang sangat aware dan sensitif terhadap harga.
  2. Pembeli yang rela membayar sedikit lebih tinggi untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik, tetapi hanya dalam batasan tertentu.
  3. Pembeli yang tidak peduli dengan harga dan hanya mementingkan kualitas terbaik dari suatu produk.

(Kotler)

Strategi Marketing juga...

Hasil riset yang dilakukan oleh lembaga Frontier Consulting Group menunjukkan bahwa proses pembelian secara impulse buying atau pembelian yang tidak direncanakan di Indonesia relatif sangat tinggi. Sebagian konsumen kita selalu menganggap bahwa belanja dan rekreasi adalah dua hal yang sama.

Bisnis seperti home shoping akan memiliki tantangan yang besar. Pola belanja konsumen Indonesia yang tak terencana menjadi penyebab kurang suksesnya bisnis tersebut.

Konsumen kita sulit diajak untuk merencanakan masa depannya. Mereka cenderung memilih untuk reaktif bila kemudian timbul persoalan daripada melakukan perencanaan untuk mencegah timbulnya persoalan.

Karena tidak memiliki rencana, kita sudah terbiasa untuk datang terlambat. Kita tidak merencanakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tempat tertentu, kita tidak merencanakan bagaimana kalau lalu lintas macet. Padahal kita sudah tahu itu akan terjadi sehingga akhirnya, kita terlambat. Lihat saja teks sms di ponsel milik para ibu rumah tangga atau eksekutif. Akan banyak kiriman sms yang berbunyi ”Sorry, saya terlambat”.
Implikasi strategi untuk menghadapi konsumen yang cenderung tak punya rencana dalam pembelian:

1. Sebagai marketer, kita perlu mempertimbangkan untuk memberikan fleksibilitas kepada pelanggan terutama bila masuk ke industri jasa.
2. Strategi distribusi yang intensif dan merata menjadi hal yang penting untuk menangkap konsumen yang suka membeli secara impulsif.
3. display produk yang baik. (kemasan yang menarik, unik, hingga bagaimana produk tersebut tertata dengan menarik. (misal desain outlet)
4. Konteks strategi harga dan komunikasi, marketer dapat mendorong konsumen untuk melakukan keputusan yang cepat. Dapat dilakukan dengan cara memberikan deadline. Lewat dari waktu yang ditentukan, mereka akan membayar lebih mahal. Atau lebih dari tanggal tersebut, mereka tidak akan mendapat hadiah.
5. Mengedukasi konsumen untuk melakukan perencanaan. Contoh: maskapai penerbangan cenderung menghukum pelanggan yang tidak memiliki perencanaan. Mereka harus membayar lebih mahal jika membeli tiket tanpa perencanaan.
6. Strategi harus berdasarkan cost and benefit.


Harga tepat, konsumen terpikat
Beli murah, lalu jual lebih mahal. Beli dengan kredit, lalu jual dengan tunai. Dengan pola sederhana ini, tampaknya keuntungan begitu mudah direguk para peritel Tanpa harus
Banyak memutar otak.

Lantaran kondisi pasar yang unpredictable di fesyen, kemungkinan besar para peritel akan mengakhiri penjualan sejumlah besar produknya dengan diskon. Umumnya peritel merasa masih cukup normal bila 35-40 % barang mereka dijual dengan diskon tinggi.

Kemampuan menentukan harga dengan jitu semakin penting di zaman hiperkompetitif seperti sekarang. Coz pricing strategy berdampak besar pada profitabilitas perusahaan.

Sayang, masih banyak pemasar yang tidak mau capek-capek memikirkan strategi harga terbaik yang bisa dijalankan. Mungkin para manajer enggan bertanggung jawab bila strategi mereka tidak berhasil. Akibatnya, formulasi harga sering dibuat secara parsial. Padahal pricing harusnya menjadi rencana integral sebelum meluncurkan sebuah produk. Skenario tersebut bersifat jangka panjang untuk melicinkan penjualan di masa mendatang.

Point penting dalam marketing

  1. Sambil berjalan, terus mengamati usaha yang digeluti.
  2. Usahakan untuk terus maju dalam usaha, teruskan, dan bertekadlah untuk melakukan inovasi.
  3. Menyadari bahwa hanya dengan inovasi, apa yang dihasilkan akan diterima konsumen.
  4. Keberhasilan, sangat erat kaitannya dengan konsumen.
  5. Karena itu harus terus berusaha melakukan inovasi-inovasi sambil menerima masukan dari konsumen.
  6. Kritik dari konsumen itu bukan berarti jelek. Dengan adanya kritik, berarti mereka peduli terhadap apa yang kita lakukan.
  7. Pastikan secepat mungkin merespon setiap masukan dari konsumen.
  8. Paling sedikit empat kali dalam setahun adakanlah event promo.
  9. Promo dapat berbentuk pemberian diskon belanja 15-20 % untuk produk-produk tertentu sesuai dengan tema event.
  10. peran media juga sangat berpengaruh.
  11. Usahakan konsumen bisa negosiasi harga.
  12. Dalami & pelajari benar-benar bidang bisnis yang akan kita jalani.
  13. Bersikaplah sepenuh hati. Pemasaran harus inovatif.
  14. harus bersedia membuka akses seluas-luasnya kepada pelanggan.
  15. Komunikasi dengan pelanggan harus baik.

Motivation Words

Ou read a book from beginning to end. You run a business the opposite way. You start with the end, and then you do everything you must to reach it

(Harold Geneen)

You must first clearly see a thing in your mind before you can do it. (Alex Morrison)

Big results require big ambitions. (James Champy)

The most distinguishing feature of winners is their intensity of purpose. (Alymer Letterman)

Success is the progressive realization of worthy goal or ideal. (Earl Nightingale)

Wherever you see a successful business, someone once made a courageous decision. (Peter Drucker)

Your goals, minus your doubts, equal your reality. (Ralph Marston)

Anticipating a new reality is the beginning of the process of creating it. (Faith Popcorn)

When you reach for the stars, you may not quite get one, but you won’t come up with a handful of mud either. (Leo Burnett)

Imagination is more important than knowledge. (Albert Einstein)

You’ve got to think about big things while you’re doing small things, so that all the small things go in the right direction. (Alvin Toffler)

Great minds have purposes, other have wishes. (Washington Irving)

Leadership is the capacity to translate vision into reality. (Warren Bennis)

A leader is a dealer hope. (Napoleon Bonaparte)

Commitment is what transforms a promise into reality. (Abraham Lincoln)

If you tell people people where to go, but not how to get there, you’ll be amazed at the results. (George Patton)

Alliances make an army strong. (Sun Tzu)

If you don’t risk anything, you risk even more. (Erica Jong)

High expectations are the key to everything. (Sam Walton)

Nothing can add more power to your life than concentrating all your energies on a limited set of targets. (Nido Qubein)

The art of leadership is saying no, not yes. It is very easy to say yes. (Tony Blair)

As long as you’re going to be thinking anyway, THINK BIG. (Donald Trump)

A conclusion is the place where you got tired of thinking. (Junah Sowojay Boda)

Self-Esteem for Women

  • Wanita yang bercitra diri amat bersungguh-sungguh menjaga dan memperhatikan dirinya. (tahu bahwa dia layak memperoleh yang terbaik dalam hidupnya, sadar akan berbagai hasrat dirinya dan berusaha mewujudkan cita-citanya, menghormati dan sanggup menyatakan perasaannya sendiri, siap memikul tanggung jawab dalam menjalin hubungan yang memajukan dirinya serta mendukung citra dirinya yang tinggi.
  • Saya menyukai diri saya (pola pikiran positif)
  • Saya yakin bahwa saya manusia yang baik
  • Saya merasa amat menghormati diri, patut dihargai, berharga, citra diri tinggi.
  • Orang lain memperlakukan saya dengan baik dan menghormati saya karena citra diri saya.
  • Penghargaan diri yang tinggi = harapan tinggi → kinerja bagus

= Benar dugaan saya, saya memang mampu melakukannya

  • Pikiran positif dan suportif (tingkat energi tinggi) → perasaan berharga + Perilaku tegas, luwes, dan efektif → penambahan kekuatan pikiran positif (energi hidup bertambah)
  • Pemberdayaan sebagai piranti perubahan yang efektif:
    1. Saya mengenali sebuah masalah.
    2. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengubah keadaan? Di manakah letak kekuasaan saya?
    3. Saya dapat mengasah dan memanfaatkan kekuasaan saya untuk mengambil keputusan dan bertindak efektif.
    4. Saya menghargai diri saya.
    5. Saya tinggi dalam citra diri.
  • Batas-batas kekuasaan pribadi:
    1. Citra diri tinggi
    2. Energi tinggi
    3. Terpusat
    4. Penuh imajinasi
    5. Bertujuan
    6. Waspada
    7. Kesadaran diri tinggi
    8. Terfokus pada masa kini
    9. Punya kejelasan
    10. Mencari penyelesaian dalam diri
    11. Merasa penuh daya
    12. Tanggung jawab diri
  • Menjadikan energi kita seimbang (energi feminin dan maskulin)
    1. Sisi Batin Feminin (emosional, intuitif, visioner, naluriah, memelihara, sensitif, menyerap, spiritual, reseptif, reflektif, ke-dalam-diri)
    2. Sisi Batin Maskulin (rasional, aktif, tegas, logis, berpikir, mengambil resiko, fisik, konseptual, mewujudkan, bebas, orientasi-hasil, merencanakan.

Energi batin feminin + energi batin maskulin = tindakan kreatif

  • Lima langkah menuju perubahan:
    1. Menilai dan menggambarkan situasi
    2. Memutuskan hal yang ingin anda ubah
    3. Secara spesifik, jabarkan hasil yang anda inginkan
    4. Mengenali pembentukan pola negatif yang terlibat
    5. Ubah pola-pola negatif dalam diri
  • Teknik perubahan: kalimat peneguh, teknik visualisasi kreatif, teknik memaafkan, teknik menyeimbangkan energi diri, teknik apresiasi diri.
  • Mewujudkan realitas baru dengan membayangkan kalimat2 afirmasi berikut insya4W1 menjadi kenyataan:
    1. Saya wanita yang kuat dan penuh daya.
    2. Saya cerdas dan banyak akal.
    3. Saya percaya intuisi saya.
    4. Saya bahagia jadi wanita.
    5. Saya bersikap tegas, jelas, dan luwes.
    6. Tubuh saya indah.
    7. Saya melakukan yang terbaik.
    8. Hubungan yang saya jalin mendukung saya.
    9. Saya sanggup mandiri.
    10. Saya menciptakan realitas sendiri.
    11. Saya bisa memperoleh hal yang saya inginkan.
    12. Saya bersikap tegas.
    13. Saya pandai mengungkapkan perasaan saya.
    14. Saya bisa mengandalkan kemampuan diri.

Tipe Energi

Tipe Pengalaman

Spiritual

Kontak dengan daya hidup (kesadaran batin)

Mental

Pemahaman

Emosi

Perasaan

Fisik

Tindakan

  • Cinta tak bersyarat artinya mempertahankan hati anda agar selalu terbuka. Untuk itu anda mungkin perlu berhenti berharap dari orang lain, berhenti berharap agar orang lain berubah. Ini berarti tidak lagi mengharapkan orang lain memberi anda sesuatu, bertindak berdasarkan keinginan anda, ataupun membalas cinta anda. (Sanaya Roman, Personal Power Through Awareness)
  • Ciri keluarga bermasalah:
    1. Kebutuhan tidak dikenali atau dipenuhi.
    2. Perasaan tidak diungkapkan.
    3. Perilaku meremehkan atau mencela.
    4. Citra diri rendah yang amat terasa.
  • Perilaku dan perasaan dalam keluarga terpelihara:
    1. Menikmati hidup
    2. Komunikasi baik dan terbuka
    3. Kesalahan diperbolehkan
    4. Disiplin yang wajar dan konsisten
    5. Sikap positif
    6. Citra diri tinggi
    7. Rasa percaya dan keterbukaan
    8. Kebebasan mengungkapkan perasaan
    9. Suasana yang sehat
    10. Rasa hormat diri
    11. Anak-anak diajari untuk saling menghormati
    12. Saling mendukung dan menerima
    13. Hubungan baik dan mendukung antara ayah dan ibu
    14. Fleksibilitas dan perubahan diperbolehkan
  • Anak-anak lebih menyukai sifat-sifat manusiawi (dari ibunya) daripada sifat malaikat atau kesempurnaan. (Virginia Satir, Peoplemaking)
  • Asertif: saya bercitra diri tinggi, saya tahu kehendak saya dan saya menghormati kehendak saya, insya4W1 saya dapat mewujudkan kehendak saya, saya sanggup berkata ’tidak’, saya punya keterampilan komunikasi yang baik, saya tidak takut mengambil peluang, saya bertanggung jawab atas tindakan saya, saya mengungkapkan perasaan saya yang sesungguhnya.
  • Ada orang yang:
    1. tidak tahu dan tidak tahu bahwa dia tidak tahu
    2. Tidak tahu dan tahu bahwa dia tidak tahu
    3. tahu bahwa dia tidak tahu dan berusaha mencari tahu
    4. mencari tahu dan berubah

penulis: Linda Field

MENJELANG NIKAH

  1. Persiapan Moral dan Spiritual

Kesiapan secara spiritual ditandai oleh mantapnya niat dan langkah menuju kehidupan rumah tangga, tidak ada rasa gamang atau keraguan tatkala memutuskan untuk menikah, dengan segala konsekuensi atau resiko yang akan dihadapi pasca menikah. Mudah menerima kebenaran dikarenakan hatinya telah tersentuh oleh kesadaran agama. Mereka yang hatinya telah sangat peka terhadap agama, mudah menerima nasihat, teguran, maupun pemberitahuan mengenai tuntunan agama (dalam hal ini ajaran dan hukum tentang menikah)


  1. Persiapan konsepsional

Kesiapan konsepsional ditandai dengan dikuasainya berbagai hukum, etika, aturan, dan pernak-pernik pernikahan serta kerumahtanggaan.


  1. Persiapan Fisik

Kesiapan fisik ditandai dengan adanya kesehatan yang memadai sehingga kedua belah pihak akan mampu melaksanakan fungsi diri sebagai suami atau istri dengan optimal. Apabila di antara indikator ”mampu” dituntut pada laki-laki dan perempuan salah satunya menyangkut kemampuan berhubungan suami istri secara wajar.


  1. Persiapan material

Hal ini sangat dibutuhkan karena terkadang materi adalah salah satu pemicu stress dalam hidup, namun bukan berarti orientasi menikah hanyalah materi.


  1. Persiapan Psikis

Kesiapan psikis untuk berumah tangga berarti kesiapan untuk menerima kekurangan-kekurangan orang yang menjadi pendampingnya. Juga kesediaan untuk memasuki rumah tangga secara bersahaja.

Sindrom Pranikah (walah...)

Secara sederhana, sindrom pranikah dapat diartikan sebagai gangguan psikologis (stress) yang dialami oleh individu/pasangan yang akan menempuh (menjelang semakin dekatnya waktu) jenjang pernikahan. Sindrom pranikah erat kaitannya dengan persiapan yang dilakukan kedua calon mempelai. Baik itu menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan sesudah menikah nanti, maupun menyiapkan hal-hal seremonial seputar menikah.

Detik-detik menjelang pernikahan adalah proses yang paling menegangkan dalam hidup. Karena anda akan menghadapi hidup baru, kehidupan yang berbeda sama sekali dengan yang anda jalani saat ini. Rasa takut pasti ada. Keraguan juga terkadang hadir.

Penyebab Terjadinya Sindrom Pranikah

  1. Belum benar-benar siap untuk menikah.
  2. Belum siap untuk punya anak.
  3. Kedua calon mempelai membayangkan indahnya pernikahan, tapi terkadang tanpa belajar untuk siap menerima kekurangan-kekurangan dari orang yang kelak menikah dengannya, akibatnya menjelang pernikahan berlangsung muncul rasa gamang dan ragu terhadap pasangannya.
  4. Kejenuhan pada salah satu calon mempelai atau keduanya.

Kejenuhan

Hampir pasti semua orang pernah mengalami kejenuhan. Bila hal ini melanda para pekerja, bisa dipastikan ia akan kehilangan semangat kerja. Mereka yang semula punya antusias tinggi menjadi kendor lantaran jenuh. Jenuh tak hanya berdampak pada diri setiap pribadi yang bersangkutan, tapi berpengaruh juga terhadap orang-orang di sekitarnya.

Kejenuhan juga dapat berujung pada terjadinya sindrom pranikah. Namun kejenuhan biasanya kerap melanda calon pengantin yang memutuskan menikah setelah lama berpacaran. Karenanya hubungan yang lama sekali pun bukan jaminan akan berakhir di pelaminan.

Rasa jenuh yang tak segera diatasi, bisa menghancurkan orang yang mengalaminya. Jenuh itu mahal harganya. Orang rela melakukan apa saja untuk melepas jenuh. Jika kejenuhan menimpa, cari sebabnya dan tetaplah berpikir jernih agar dapat mencari solusinya. Hal pertama yang harus dicoba saat jenuh melanda adalah beristirahatlah atau sejenak carilah suasana lain saat jenuh dan bosan mulai datang.

Jika berada pada posisi memiliki pasangan yang dilanda kejenuhan, dan diperparah dengan datangnya ’jenuh’ adalah pada detik-detik menjelang menikah, maka yang sebaiknya kita lakukan adalah mendeteksi penyebabnya. Hal-hal yang dapat menjadi pencetus kejenuhan pada pasangan di antaranya adalah:

    1. Lelah atau banyak pikiran.

Jika jenuh menyerang pasangan, beri waktu untuknya melepas kejenuhan. Cobalah berpikir jernih, mungkin semua urusan sangat menyita waktu, energi, dan pikirannya. Dengan memahami kondisinya, akan sangat membantu dan berarti untuknya.

    1. Ada sesuatu yang salah (something wrong).

Dapat terjadi karena bosan dengan situasi atau pun pasangan. Saat inilah kita dituntut untuk memperhatikan pasangan dengan baik. Lebih menghargai pasangan. Terutama di detik-detik menjelang pernikahan. Kita tidak ingin hubungan ini kandas setelah sekian lama terbina kan?

    1. Perilaku kita yang tidak disukai pasangan.

Mungkin tanpa sadar kita suka menuntut ini itu secara berlebihan di luar kemampuannya. Kondisi ini bisa membuatnya jengkel. Sebaiknya kita segera introspeksi dan perbaiki segalanya.

    1. Komunikasi yang kurang baik.

Menjelang hari-hari bersejarah dalam hidup, tentunya kedua calon pengantin harus senantiasa menjalin komunikasi yang baik dan lancar. Luangkan waktu untuk memperhatikannya, berbagi cerita, curhat tentang semuanya di tengah jeda kesibukan anda berdua. Selalulah berusaha menjadi teman dekat yang memahani pasangan.

    1. Kejutan-kejutan kecil tak ada lagi.

Berusahalah selalu membuat pasangan senang dan bahagia. Hal ini merupakan salah satu obat mujarab agar dia tak bosan pada anda. Berikan lagi kejutan-kejutan kecil.


Tips untuk meminimalisir sindrom pranikah

  1. Untuk menghindari sindrom pranikah akibat faktor keluarga, sebelum rencana pernikahan diputuskan, sebaiknya anda melakukan pendekatan terlebih dulu ke keluarga masing-masing. Dari sini anda bisa melihat apakah akan ada kecocokan atau tidak dengan mereka.
  2. Delegasikan tugas-tugas dan kesibukan kedua mempelai kepada adik, saudara, atau anggota keluarga lainnya agar tidak menumpuk dan membuat stress.
  3. Berusaha untuk me-manage waktu dengan baik.

Tips hubungan awet:

  1. Komunikasi harus lancar. Tidak harus sering ketemu. Yang penting intensitas.
  2. Support each other.
  3. Jujur dan terbuka.
  4. Jangan menghitung materi.
  5. Ikuti kata hati, jangan terlalu dengar omongan orang.
  6. Jaga komitmen.
  7. Punya waktu untuk pasangan.
  8. Jangan melakukan hubungan seks sebelum menikah.

Alasan Pria & Wanita Menikah

Berbagai Alasan kenapa pria ingin menikah:

  1. Melengkapi hidup
  2. Ingin diurus
  3. Telah mapan
  4. Bosan melajang
  5. Terlalu cinta
  6. sudah siap
  7. Ingin punya keturunan
  8. Mengakhiri petualangan
  9. Capek pacaran
  10. Merasa cocok
  11. Desakan orang tua
  12. Desakan pacar
  13. Biological Clock
  14. Waktunya tepat
  15. Tanpa alasan

Beberapa tipe wanita berdasarkan alasannya menikah:

  1. Tipe ”Semua orang harus menikah”. Wanita tipe ini menganggap kuliah, bekerja, dan menikah adalah tahapan yang harus dijalani dalam hidup ini.
  2. Tipe ”Aku cinta padamu, sungguh”. Tipe ini menikah karena dia sangat mencintai pria yang akan dinikahinya.
  3. Tipe ”Aku tidak mau sendiri”. Wanita dengan tipe ini merasa sendirian dan membutuhkan orang lain.


Sekilas Tentang Nikah

Pernikahan adalah kebutuhan individu dan sosial. Kita dapat memastikan bahwa kebanyakan manusia, pada waktunya , akan menjadi suami/istri dan membentuk keluarga, yang mrupakan batu pertama dalam bangunan sebuah masyarakat. Pengertian nikah secara bahasa adalah berkumpul menjadi satu, sedangkan secara majazy bermakna hubungan suami istri.

Secara general manusia diberi nafsu. Dorongan seks/libido adalah bagian dari nafsu yang ada pada diri manusia. Untuk menyalurkan libido tesebut, dapat manusia harus melewati gerbang pernikahan. Dengan pernikahan, kita belajar mendewasakan diri. Bila sebelumnya seseorang hanya belajar mengatur diri sendiri, setelah menikah ia mesti belajar mengatur suatu kerja tim yang sederhana, yaitu keluarga.

Setidaknya ada tujuh arti penting pernikahan, di antaranya adalah:

  1. Pernikahan memiliki arti perubahan atau komitmen untuk berubah. Perubahan di sini lebih bermakna perubahan kedewasaan. Pernikahan merupakan titik di mana unsur kewajiban akan berubah dominan. Pada pernikahan diharapkan tercipta komitmen untuk menjadi dewasa, di mana unsur kewajiban akan menjadi lebih menonjol dibandingkan dengan tuntutan akan hak. Namun seringkali pasangan muda menikah tanpa komitmen ini sehingga pernikahan kandas di awal jalan.
  2. Pernikahan digunakan sebagai sarana untuk mematangkan derajat keagamaan kita. Karenanya, aturan-aturan agama harus disosialisasikan dan dibahas terlebih dahulu pada pasangan yang akan menikah
  3. Pernikahan sebagai sarana untuk mempersatukan dua insan. Jika suami atau istri mementingkan ego pribadi, memandang permasalahan pernikahan dari kepentingan dirinya sendiri, maka mereka tidak akan lagi memandang pernikahan sebagai satu kesatuan yang dapat berjalan strategis.
  4. Mencapai pernikahan yang ideal. Pernikahan ideal hanya akan terwujud melalui upaya yang kuat untuk saling memahami dan menyesuaikan diri disertai dengan mendekatkan diri kepada Tuhan.
  5. Pernikahan sebagai fungsi reproduksi.
  6. Mencegah timbulnya penyakit kelamin. Penyakit ini merupakan penyakit tertua di dunia yang tetap bertahan karena kelemahan dasar manusia pada kesetiaan. Tak mungkin penyakit kelamin timbul setelah pernikahan kecuali bila ada ketidakjujuran.
  7. Menjauhkan diri dari zina. Bila sudah menikah, ’piktor’ (pikiran kotor) akan hilang dengan sendirinya. Memori seksual dalam otak akan dihapus, sehingga daya pikir kita tentunya akan semakin baik. Bahasa gampangnya, buat apa seks dipikirin kalau sudah bisa dilakukan?

Dasar Hukum Pernikahan

UU RI No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 1:

Pernikahan/ perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai istri dengan tujuan membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

UU RI No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 2 ayat 1 dan 2:

  • Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu.
  • Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Wednesday, October 29, 2008

Gmn y,,biar ga kyk gini teruz??

Di bidang moral, orang berlomba memoles kecanggihan b'penampilan seolah santun dan peduli sosial padahal sejatinya penuh kemunafiqan dan hipokrasi. Di bidang militer dan hankam, setiap bangsa b'pegang pada prinsip nasionalisme-ashshobiyah "right or wrong is my country". Di bidang ilmu dan pendidikan setiap org tua mendesak anaknya agar berlomba meraih gelar akademis dengan cara apapun asal memastikan dirinya kelak dapat making-money dalam jumlah fantastis dan memperoleh pekerjaan bergengsi. Di bidang olahraga, masyarakat diarahkan untuk tidak peduli sportivitas, yang penting adalah menang dengan cara apa pun dengan menjadikan setiap ajang olahraga bergengsi sebagai lahan judi yg subur.

Tanpa kecuali, di bidang ekonomi dan keuangan, dunia modern mempertontonkan suatu pagelaran sistem moneter dan ekonomi yg memastikan terpeliharanya the pillars of evil, yakni (1) interest/bunga bank alias riba. (2) fiat money alias money creation. Jadi tidak ada satu pun aspek kehidupan kecuali menawarkan fitnah yg mengancam keutuhan iman dan Islam seseorang.


mengutip sebuah tulisan ust. Ihsan Tanjung