Thursday, October 30, 2008

Sindrom Pranikah (walah...)

Secara sederhana, sindrom pranikah dapat diartikan sebagai gangguan psikologis (stress) yang dialami oleh individu/pasangan yang akan menempuh (menjelang semakin dekatnya waktu) jenjang pernikahan. Sindrom pranikah erat kaitannya dengan persiapan yang dilakukan kedua calon mempelai. Baik itu menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan sesudah menikah nanti, maupun menyiapkan hal-hal seremonial seputar menikah.

Detik-detik menjelang pernikahan adalah proses yang paling menegangkan dalam hidup. Karena anda akan menghadapi hidup baru, kehidupan yang berbeda sama sekali dengan yang anda jalani saat ini. Rasa takut pasti ada. Keraguan juga terkadang hadir.

Penyebab Terjadinya Sindrom Pranikah

  1. Belum benar-benar siap untuk menikah.
  2. Belum siap untuk punya anak.
  3. Kedua calon mempelai membayangkan indahnya pernikahan, tapi terkadang tanpa belajar untuk siap menerima kekurangan-kekurangan dari orang yang kelak menikah dengannya, akibatnya menjelang pernikahan berlangsung muncul rasa gamang dan ragu terhadap pasangannya.
  4. Kejenuhan pada salah satu calon mempelai atau keduanya.

Kejenuhan

Hampir pasti semua orang pernah mengalami kejenuhan. Bila hal ini melanda para pekerja, bisa dipastikan ia akan kehilangan semangat kerja. Mereka yang semula punya antusias tinggi menjadi kendor lantaran jenuh. Jenuh tak hanya berdampak pada diri setiap pribadi yang bersangkutan, tapi berpengaruh juga terhadap orang-orang di sekitarnya.

Kejenuhan juga dapat berujung pada terjadinya sindrom pranikah. Namun kejenuhan biasanya kerap melanda calon pengantin yang memutuskan menikah setelah lama berpacaran. Karenanya hubungan yang lama sekali pun bukan jaminan akan berakhir di pelaminan.

Rasa jenuh yang tak segera diatasi, bisa menghancurkan orang yang mengalaminya. Jenuh itu mahal harganya. Orang rela melakukan apa saja untuk melepas jenuh. Jika kejenuhan menimpa, cari sebabnya dan tetaplah berpikir jernih agar dapat mencari solusinya. Hal pertama yang harus dicoba saat jenuh melanda adalah beristirahatlah atau sejenak carilah suasana lain saat jenuh dan bosan mulai datang.

Jika berada pada posisi memiliki pasangan yang dilanda kejenuhan, dan diperparah dengan datangnya ’jenuh’ adalah pada detik-detik menjelang menikah, maka yang sebaiknya kita lakukan adalah mendeteksi penyebabnya. Hal-hal yang dapat menjadi pencetus kejenuhan pada pasangan di antaranya adalah:

    1. Lelah atau banyak pikiran.

Jika jenuh menyerang pasangan, beri waktu untuknya melepas kejenuhan. Cobalah berpikir jernih, mungkin semua urusan sangat menyita waktu, energi, dan pikirannya. Dengan memahami kondisinya, akan sangat membantu dan berarti untuknya.

    1. Ada sesuatu yang salah (something wrong).

Dapat terjadi karena bosan dengan situasi atau pun pasangan. Saat inilah kita dituntut untuk memperhatikan pasangan dengan baik. Lebih menghargai pasangan. Terutama di detik-detik menjelang pernikahan. Kita tidak ingin hubungan ini kandas setelah sekian lama terbina kan?

    1. Perilaku kita yang tidak disukai pasangan.

Mungkin tanpa sadar kita suka menuntut ini itu secara berlebihan di luar kemampuannya. Kondisi ini bisa membuatnya jengkel. Sebaiknya kita segera introspeksi dan perbaiki segalanya.

    1. Komunikasi yang kurang baik.

Menjelang hari-hari bersejarah dalam hidup, tentunya kedua calon pengantin harus senantiasa menjalin komunikasi yang baik dan lancar. Luangkan waktu untuk memperhatikannya, berbagi cerita, curhat tentang semuanya di tengah jeda kesibukan anda berdua. Selalulah berusaha menjadi teman dekat yang memahani pasangan.

    1. Kejutan-kejutan kecil tak ada lagi.

Berusahalah selalu membuat pasangan senang dan bahagia. Hal ini merupakan salah satu obat mujarab agar dia tak bosan pada anda. Berikan lagi kejutan-kejutan kecil.


Tips untuk meminimalisir sindrom pranikah

  1. Untuk menghindari sindrom pranikah akibat faktor keluarga, sebelum rencana pernikahan diputuskan, sebaiknya anda melakukan pendekatan terlebih dulu ke keluarga masing-masing. Dari sini anda bisa melihat apakah akan ada kecocokan atau tidak dengan mereka.
  2. Delegasikan tugas-tugas dan kesibukan kedua mempelai kepada adik, saudara, atau anggota keluarga lainnya agar tidak menumpuk dan membuat stress.
  3. Berusaha untuk me-manage waktu dengan baik.

Tips hubungan awet:

  1. Komunikasi harus lancar. Tidak harus sering ketemu. Yang penting intensitas.
  2. Support each other.
  3. Jujur dan terbuka.
  4. Jangan menghitung materi.
  5. Ikuti kata hati, jangan terlalu dengar omongan orang.
  6. Jaga komitmen.
  7. Punya waktu untuk pasangan.
  8. Jangan melakukan hubungan seks sebelum menikah.

4 comments:

  1. Dalam islam tidak ada hubungan resmi sebelum nikah, yang ada silaturahmi ke keluarga dan calon, itupun harus ditemani, dua-dua-an ? no way, kekurangan dan kelebihan calon bias di telusuri setelah nikah, dan harus saling melengkapi kekurangan, tak manusia yang sempurna, Alamiah saja, dan jalankan sesuai syariat dan sunnah, tentukan tujuan yang sama dalam nikah ini yang penting, sehinnga sejalan dalam mengarungi rumah tangga.

    ReplyDelete
  2. oke pak...
    siip...
    thx 4 d advice :)

    postingan ini mah cuma tulisan doank koq ^^

    ReplyDelete
  3. Maksih mba.. info'y membantu bgt.. Kebetulan sy lagi pusing ne hadapin masalah kaya gne :)

    ReplyDelete