Ada juga konsumen yang sangat berorientasi terhadap status. Mereka lebih peduli pada merek yang mewah serta pelayanan yang luar biasa. Untuk kelompok ini, harga tidak masalah.
Ada juga konsumen bulk yang menginginkan harga per satuan lebih murah jika mereka membeli dalam jumlah lebih banyak.
Konsumen tipe personal price juga ada. Mereka membeli karena harga yang diberikan secara pribadi kepada mereka, baik melalui proses tawar menawar atau dengan diberikan perlakuan khusus.
Ada konsumen yang memiliki sifat reward mania. Mereka cenderung melihat diskon yang besar atau point reward, tanpa peduli besarnya harga. Para provider kartu kredit banyak menyasar kelompok ini.
Kelompok lain adalah kelompok convenience-oriented. Mereka lebih memilih membeli sesuatu di tempat yang nyaman bagi mereka, tanpa peduli harganya. Mini market circle K menembak orang-orang semacam ini. Harga mereka memang di atas supermarket lain, tetapi mereka bisa memenuhi kebutuhan orang-orang yang ingin membeli kapan pun mereka mau.
Namun demikian, siapa pun konsumennya, marketer tetap saja perlu melakukan soal sensitivitas harga. Sebesar-besarnya keinginan konsumen untuk membayar, pastilah ada batas psikologis yang mempengaruhi mereka. Ole karena itu, penting untuk mengetahui seberapa besar keinginan mereka mau membeli alias bagaimana bentuk kurva demand dari konsumen kita.
Jadi jangan heran kalau melihat harga-harga yang sepertinya tidak masuk akal. Pemasar yang pandai sudah punya hitung-hitungan yang cerdik untuk membuat mesin kas tetap berjalan.
Dengan harga yang sudah ditetapkan, bagaimana kita menciptakan banyak value kepada konsumen.
No comments:
Post a Comment