Wednesday, December 10, 2008

Zubaidah binti Ja'far

Dia adalah wanita yang senantiasa membaca al-Qur'an pagi dan sore, sehingga istananya semerbak dengan wangi al-Qur'an yang bersih.

Zubaidah memiliki seratus dayang-dayang yang hafal al-Qur'an dan masing-masing dari mereka setiap harinya membaca 1/10 al-Qur'an. Sehingga dari istana sang tuan putri ini terdengar lantunan al-Qur'an seperti suara lebah.

Sungguh wanita yang terpelihara dari perilaku buruk ini adalah wanita yang pemurah, suka memberi dan sangat dermawan. Ia tidak pernah menolak kebutuhan orang betapapun besarnya kebutuhan itu.

Wanita yang mulia ini bila ia pergi haji, ia selalu menolong orang yang teraniaya, menguatkan orang yang lemah dan memberikan hartanya baik yang mahal maupun yang murah.

Ia senantiasa memberikan harta yang banyak sejak ia keluar dari Baghdad hingga ia sampai ke Baitullah al-Haram. Dan setiap kali ia menempuh perjalanan sehari, maka ia memerintahkan agar digali sebuah sumur atau dibuatkan sarana bagi orang-orang yang akan menuju ke Baitullah al-Haram.

Ketika Zubaidah Rahimahullah melihat penderitaan yang dihadapi oleh penduduk Mekkah dan para haji dengan kurangnya air, ia bertekad untuk mendapatkan kemuliaan memberi minum para jemaah haji dan cita-citanya yang tinggi mendorongnya untuk memberikan hartanya untuk mewujudkan cita-cita ini.

Ia panggil bendaharanya dan ia perintahkan agar mendatangkan para pekerja untuk membuat terobosan di tengah pegunungan hingga menembus ke tengah kota Mekkah.


Bendahara mendatangkan para pekerja dan pekerjaan pun dimulai. Ini bukanlah pekerjaan yang mudah, di mana terobosan dibuat di gunung dan batu-batu besar sepanjang 10 mil.


Ketika bendaharanya datang kepadanya dan ia mengatakan, "Pekerjaan ini membutuhkan biaya yang besar," ia menjawab, "Kerjakanlah, walaupun harus membuat kampak dengan dinar."


Akhirnya Allah SWT Mewujudkan cita-cita wanita yang terpelihara ini dan terobosan yang dibuat itu lalu mengeluarkan air yang deras kepada penduduk Mekkah dan orang-orang yang ke Baitullah al-Haram, sehingga mereka minum setelah sebelumnya ditimpa kehausan dan tanah-tanah menjadi subur setelah sebelumnya tandus.

Itulah satu kebaikan Zubaidah yang amat besar dan betapa banyak lisan yang mengucapkan doa untuknya dan tangan yang diangkat untuknya.

1.000.000 dinar ia keluarkan untuk proyek pembuatan terobosan ini. Betapa mulianya kebaikan ini, demi Allah itu adalah bisnis yang menguntungkan!


Zubaidah adalah ibu al-Amin bin Harun ar-Rasyid, Khalifah yang menjabat setelah bapaknya Harun ar-Rasyid.

Al-Amin terdidik di bawah pangkuan wanita yang mulia ini dan ia terdidik dengan adab yang luhur dan jalan yang mulia. Maka jadilah ia seorang yang mulia dan pemimpin yang agung.


Ketika jabatan khilafah berpindah kepadanya, ia lepaskan saudaranya al-Ma'mun dari haknya. Dan begitu pula al-Ma'mun melepaskan saudaranya al-Amin dari haknya sebagai penerus tahta. Maka berkecamuklah peperangan antar dua saudara ini, lalu di manakah posisi wanita mulia ini terhadap peristiwa itu?


Zubaidah Rahimahullah adalah seorang wanita yang memiliki tekad besar dan cerdas.


Ia berwasiat kepada Ali bin Isa bin Mahan, komandan perang putranya al-Amin, dan inilah wasiat dari seorang wanita yang bijak dan cerdas, sedang Mahan berdiri di depan pintunya sambil mendengarkan nasehatnya.

Ia berkata kepadanya, "Wahai Ali, sesungguhnya Amirul Mukminin walaupun ia putraku dan aku sangat menyayanginya, namun aku juga mengasihi dan menyayangi Abdullah al-Ma'mun atas penderitaan yang menimpanya. Putraku hanyalah seorang raja yang bersaing dengan saudaranya dalam kekuasaan dan iri hati dengan apa yang ada di tangannya dan orang yang mulia memakan dagingnya sendiri, dan orang lain akan membinasakannnya. Maka ketahuilah hak Abdullah sebagai anakku dan saudaranya, janganlah pukul ia dengan ucapan, karena kamu tidak sepadan dengannya, jangan memaksa ia seperti budak dan jangan hinakan ia dengan ikatan dan belenggu, jangan halangi ia dari seorang budak dan pembantu, jangan berlaku keras terhadapnya dalam perjalanan, jangan berjalan sejajar dengannya, jangan naik tunggangan sebelumnya, dan tuntunlah tunggangannya, jika ia mencelamu, bersabarlah."

Kemudian Zubaidah memberikan kepadanya ikatan dari perak dan ia berkata, "Jika engkau menangkapnya, ikatlah dengan ikatan ini!" Ali bin Isa menjawab, "Aku akan lakukan seperti apa yang engkau perintahkan."


Namun angin peristiwa ternyata berbalik; Ibnu Mahan mengalami kekalahan dan ia terbunuh, lalu al-Ma'mun mengepung Baghdad dan setelah itu al-Amin, putra tuan putri Zubaidah binti Ja'far terbunuh. Maka ia pun kehilangan putra satu-satunya dan buah hatinya dan kesedihan sebagai seorang ibu masuk ke dalam hatinya.

Namun Zubaidah Rahimahullah adalah wanita yang cerdas. Ia tolak panasnya musibah itu dengan kesabaran seorang wanita yang merdeka dan yakin akan datang penggantinya dan mengharap pahala yang abadi.


Ia tidak berkeluh kesah seperti orang yang lemah, bahkan ia tampakkan kesabaran dan ketabahannya hingga membuat bingung orang-orang yang berakal.

Akhirnya setelah menguasai Baghdad, al-Ma'mun datang kepada Zubaidah dan ia mengira kesedihan telah menghancurkannya setelah kematian putranya, namun ia berkata, "Selamat untukmu dengan memangku jabatan khilafah yang jiwaku senang dengannya terhadapmu sebelum aku melihatmu. Bila kini aku kehilangan seorang putra yang menjadi khalifah,maka kini aku telah digantikannya dengan seorang anak yang menjadi khalifah yang tidak aku lahirkan. Dan tidaklah merugi orang yang mendapat pengganti sepertimu dan tidaklah seorang ibu yang tangannya penuh denganmu merasa kehilangan anaknya. Aku memeohon kepada Allah pahala atas apa yang Ia ambil dan nikmat atas apa yang ia ganti.


wallahu a'lam...


sumber: 14 Wanita Mulia dalam Sejarah Islam

No comments:

Post a Comment