Wahai diri, detik-detik begitu cepat berlalu dan tidak mungkin akan kembali lagi, apakah pantas dirimu menyia-nyiakan waktumu? Dr.Yusuf Qardhawi, dalam kitab Al Waqtu fi Hayatii Muslim menjelaskan tentang tiga ciri waktu. Pertama, waktu itu cepat berlalunya. Kedua, waktu yang berlalu tidak akan mungkin kembali lagi. Dan ketiga, waktu itu adalah harta yang paling mahal bagi seorang Muslim.
Wahai diri, engkau takkan pernah bisa menduga kapan hidupmu akan berakhir dan apa yang akan terjadi pada hidupmu nanti. Pergantian tahun baru pada hakikatnya adalah untuk mengingatkan dirimu tentang pentingnya waktu. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Syahid Hasan Al-Banna, “Siapa yang mengetahui arti waktu berarti mengetahui arti kehidupan. Sebab, waktu adalah kehidupan itu sendiri.” Sehingga bila dirimu selalu menyia-nyiakan waktu dan umurmu, berarti engkau belum memahami arti hidup.
Wahai diri, jika saat ini engkau masih diberi kesempatan untuk hidup, tak ada yang bisa menjamin esok hari nyawamu masih dikandung badan. Jangankan sehari, sedetik ke depan pun tak ada yang mampu memberikan jaminan. Allah SWT telah mengingatkan dalam al-Qur’an surat Yunus ayat ke-49 “Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mendahulukannya.”
Wahai diri, pernahkah engkau merasa takut menghadapi kematian? Sudah cukupkah perbekalan yang telah engkau persiapkan dan kumpulkan bila saat kematian itu tiba-tiba datang? Apakah kebahagiaan abadi yang akan kau reguk, ataukah penyesalan dan siksa berkepanjangan yang menjadi teman bagimu untuk selamanya? Apakah engkau akan berada bersama orang-orang pilihan di surga-Nya, ataukah tenggelam bersama kesengsaraan di neraka? Itu semua, hanya dirimu sendirilah yang dapat menjawabnya. Bukan teman atau sahabat, bukan orang tuamu, bukan pula orang-orang yang telah menyaksikan segala tingkah lakumu di dunia. Sebab, pada waktu seluruh manusia berkumpul untuk mendapat perhitungan atas semua amalnya, seluruh anggota tubuhmu akan bersaksi, menceritakan seluruh perilakumu di dunia. Engkau takkan pernah bisa mengira-ngira, bagaimanakah nasibmu pada hari itu.
Wahai diri, sebelum cerita kehidupanmu usai oleh kematian, apa yang akan kau persiapkan untuk mengisi lembar-lembar terakhir di buku catatan kehidupanmu? Andai kau merasa masih sedikit kebaikan yang kau tulis dan sudah sekian banyak maksiat yang telah engkau tulis di lembaran kehidupanmu, segeralah gunakan fasilitas taubat untuk menghapus coretan kemaksiatan itu dan isilah sisi lembaran di buku kehidupanmu dengan berbagai amal kebaikan yang mengundang keridhoan Allah.
Wahai diri, jadikan moment pergantian tahun ini untuk senantiasa mengingatkan dirimu bahwa jatah hidupmu di dunia ini semakin berkurang. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh seorang ulama besar, Imam Hasan Al-Basri, ”Wahai anak Adam, sesungguhnya Anda bagian dari hari, apabila satu hari berlalu, maka berlalu pulalah sebagian hidupmu.”
Wahai diri, bagaimana dengan kualitas ibadahmu kepada Allah? Bagaimana hubunganmu dengan sesama manusia dan alam sekitarmu? Sudahkah engkau berusaha sekuat tenaga untuk selalu taat kepada Rabbmu dan berusaha mempersembahkan kualitas ibadah serta amal-amal yang terbaik di sisi Allah?
Wahai diri, manfaatkanlah pergantian tahun ini sebagai moment untuk mengevaluasi (muhasabah) diri. Karena siapa tahu inilah tahun terakhir bagimu menikmati hidup di dunia yang fana ini. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Khalifah Umar bin Khattab, ”Hitunglah diri kalian sebelum kalian dihitung. Timbanglah amal-amal kalian sebelum ditimbang. Bersiaplah untuk menghadapi hari yang amat dahsyat. Pada hari itu segala sesuatu yang ada pada diri kalian menjadi jelas, tidak ada yang tersembunyi.”
Wallahu a’lam bishshowwab
Taken from:
’Buletin Tahajud Call Indonesia Al Fajr’ edisi XVI/Muharram 1430 H/Januari 2009
No comments:
Post a Comment