Surat ini diturunkan pada saat masyarakat Islam telah mempersiapkan diri untuk melakukan ekspansi Islam dari jazirah Arab ke berbagai penjuru dunia. Ayat dalam surat At-Taubah berjumlah 129, dan termasuk surat terakhir yang diturunkan kepada Nabi S'AW secara keseluruhan, sebelum beliau menghadap sang Khaliq.
Surat ini diturunkan setelah perang Tabuk. Surat terletak di urutan setelah surat Al Anfal yang berbicara tentang perang Badar. Boleh jadi hikmahnya agar pembaca Al Quran dapat memahami kondisi berbeda di antara 2 peperangan tersebut, demikian pula dengan hukum-hukum yang terkait dengan keduanya serta metode Al Quran dalam membawakan cerita keduanya.
Perang Tabuk merupakan peperangan yg paling banyak mempertontonkan fenomena nifaq. Tatkala itu banyak dari kalangan org2 munafik yg ikut serta dlm peperangan bersama pasukan Islam. Mereka (orang-orang munafik) sengaja berada di belakang pasukan Islam. Demikian pula dengan sebagian umat Islam yg sengaja berada di bagian belakang pasukan karena faktor malas. Peperangan tsb ternyata dimenangkan oleh pasukan muslimin. Surat At-Taubah diturunkan utk memberikan komentar atas semua sikap tersebut.
Surat At-Taubah merupakan satu-satunya surat yang tidak diawali dengan bacaan Bismillahirrahmaanirrahim (basmalah). Adapun penyebab tidak disebutkannya kalimat basmalah di awal surat At-Taubah, berdasarkan pendapat mayoritas ulama, adalah karena surat ini berbicara tentang orang-orang kafir & orang-orang munafik. Mereka diharamkan dari kalimat basmalah dan makna kasih sayang yang terdapat di dalamnya.
Surat At-Taubah memiliki nama-nama yg lain, yaitu Al-Fadhihah (yang menelanjangi kejelekan) karena isinya menjelekkan sikap orang-orang munafik. Di dalamnya terdapat 55 sifat orang munafik yang mereka tunjukkan di masa Nabi S'AW. Dinamakan juga dengan surat Al-Kasyafah (penyingkap), karena ia menyingkap aib-aib orang kafir dan orang-orang yg enggan memberikan pembelaan pada Islam.
Surat At-Taubah dinamakan juga dengan As-Saif (pedang) karena mayoritas surat-surat al-Quran berisi panggilan berjihad, anjuran untuk pergi berperang, dan peringatan keras bagi orang yg enggan (berpaling) dari peperangan. Dengan demikian, ia merupakan surat yg sangat keras. Lalu timbul pertanyaan, mengapa surat ini dinamakan surat At-Taubah?
Surat At-Taubah berisikan penjelasan mengenai adanya puncak interaksi hamba dengan Allah SWT. Hal itu mengandung pengertian bahwa ia selalu mengembalikan segala urusan hidupnya kepada Allah. Ia berserah diri kepada-Nya, menghindari perbuatan dosa & maksiat kepada-Nya.
Lalu apa hubungan surat At-Taubah dg sifat orang-orang munafik dan orang-orang musyrik dg anjuran untuk berjihad?
Surat ini merupakan dakwah terakhir yg ditujukan kepada umat manusia. Ia diturunkan sebelum penutup al Quran dan sebelum Rasulullah pulang ke haribaan Tuhan SWT. Surat ini berisikan peringatan (ancaman) keras terhadap orang2 kafir & orang2 munafik, serta ajakan terhadap orang2 mukmin utk melakukan pembelaan terhadap agama mereka.
Meskipun surat ini membicarakan keburukan org2 kafir & org2 munafik, namun banyak ayatnya yg tetap mengajak mereka agar segera bertaubat kpd Allah SWT. Bisa dilihat dari firman Allah SWT berikut ini yang disebutkan secara berulang:
"...Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka..." (At-Taubah: 74)
Sumber: Khowathir Qur'aniyah
No comments:
Post a Comment