Wednesday, February 12, 2014

Berani Berubah (tóu bĭ cóng róng)


Idiom tóu bĭ cóng róng adalah suatu ungkapan yang maknanya diambil dari sebuah kisah China klasik tentang seorang pria yang berani mengambil keputusan berubah dari seorang sastrawan menjadi tentara dan mencapai kesuksesan. Berikut ini kisahnya:

Pada zaman dulu di negeri Panda, hiduplah seorang pemuda bernama Ban Chao. Walaupun berasal dari keluarga yang miskin namun ia mempunyai cita-cita yang tinggi. Setelah dewasa, ia sempat lama berprofesi sebagai sastrawan yang berkarya atas pesanan orang. Namun lama-kelamaan ia menyadari bahwa pekerjaan yang ditekuninya dari hari ke hari, bulan ke bulan, bahkan dari tahun ke tahun ternyata tidak membawa hasil maksimal, walaupun telah berupaya dan bekerja keras.

Sampai pada suatu titik, kesabaran dan ketabahannya sudah habis. Ia berpikir, "Saya harus berubah. Hanya dengan melakukan perubahan inilah saya akan menjadi lebih baik dan lebih sukses."

Walaupun perubahan itu begitu berat dan menyakitkan, saya harus berani mengambil inisiatif dan tindakan," ia berusaha meyakinkan dirinya.

Setelah mantap dengan keputusannya untuk menjadi tentara, ia pun mencampakkan semua pena yang biasa digunakan untuk membuat karya sastra, dan mengkonsentrasikan sepenuhnya di bidang yang baru. karena perubahan memang perlu mengubah cara-cara, tindakan, dan kebiasaan lama. Serta mulai belajar membiasakan diri dengan lingkungan dan cara-cara baru yang tentunya berbeda.

Pertama kali mengikuti latihan, ia dipandang sebelah mata dan dianggap remeh bahkan oleh teman-temannya. Orang yang biasanya mengandalkan otak dalam bekerja, kini harus lebih banyak mengandalkan fisik, tentunya merupakan tantangan berat, namun semua itu tidak membuatnya kecut dan mengurungkan niatnya lalu menyerah.

Untuk sebuah perubahan, untuk masa depan yang lebih baik, semuanya dikerjakan Ban Chao dengan sepenuh hati. Ia sadar bahwa sukses bukan suatu yang instan. Sukses tidak jatuh dari langit. Untuk menuju ke puncak kesuksesan harus melewati jalan yang berliku-liku, mendaki dan bukan jalan lurus, serta menurun.

Setelah mengikuti beberapa sesi latihan, Ban Chao diterima menjadi tentara dan langsung bergabung dengan pasukan yang telah disiapkan untuk dikirim ke perbatasan.

Sepulang dari perbatasan, Ban Chao mendapat penghargaan dan menempati posisi baru. Sejak itu kariernya meningkat terus dan akhirnya menjadi seorang pejabat tinggi yang sangat berpengaruh dengan kemampuan sastra yang juga tinggi.



Ulasan untuk cerita di atas:
Readers, kita bisa menganalogikan kisah Ban Chao di atas dengan kehidupan kita. Sudahkan kita berani meninggalkan zona nyaman kita untuk berubah? Sebagai contoh, sejak kecil Bunga diidentifikasi sebagai anak dengan bakat menyanyi dan memiliki bakat seni untuk memainkan beberapa alat musik. Jikalah Bunga mengikuti kata hati, tentunya ketika kuliah bunga lebih memilih untuk melanjutkan ke STSI (Sekolah Tinggi Seni Indonesia) agar bakat tersebut lebih terasah. Namun, dengan harapan yang lebih baik dan cita-cita yang lebih tinggi, serta niat untuk bisa memberikan manfaat bagi orang lain, Bunga menempuh jalan yang lebih sulit, memilih jurusan yang banyak dihindari oleh orang-orang kebanyakan, yaitu Statistika. Memang sejenak Bunga harus melupakan semua bakat-bakat yang ada, untuk memperdalam ilmu statistika tersebut. Tapi manfaatnya saat ini sudah mulai terasa. Kelangkaan alumni jurusan Statisika yang pulang ke daerah, membuat para Statistisi yang fresh graduate benar-benar dibutuhkan di daerah-daerah (baca: Kabupaten/Kota) bahkan hingga tingkat provinsi.


Nah readers, silakan analogikan sendiri dengan kisah hidup readers masing-masing ya. Bagi yang sudah berani mengambil langkah pertama untuk berubah, alhamdulillah. Bagi yang belum, kapan lagi? tunggu apa lagi? hehehe :D



Kisah Cina di atas disadur dari Majalah 'Luar Biasa'

No comments:

Post a Comment