Postingan blog kali ini terinspirasi dari lagu ‘Just My Imagination’ by The Cranberries.
Imajinasi.
Sebagai pencinta matematika, sebagian kita udah akrab dengan kata-kata ‘imajiner’. Bilangan imajiner, yang ada namun tiada. Imajinasi tak ubahnya berupa Himpunan atau bahkan semesta dari berbagai hal imajiner. Yang sebetulnya ada, namun tiada. Ada, di dalam suatu dimensi tak terjamah oleh fisik. Ada dalam alam bawah sadar, keberadaannya bisa di alam mimpi, alam khayal, alam bawah sadar, alam ruh, dan lain-lain, alam yang tak terjangkau fisik. Karena tak terjangkau fisik, keberadaan hal-hal imajiner cenderung dianggap sebagai suatu ketiadaan, atau suatu kesiaan, dan dapat diabaikan.
Terkadang aku berimajinasi. Untuk hal-hal yang tak terjangkau fisikku. Baik itu berupa pencapaian prestasi, atau pun imajinasi tentang hal-hal yang hampir tak mungkin terjadi (peluang terjadinya mendekati nol).
Aku berimajinasi untuk mengasah pikirku. Aku berimajinasi untuk memotivasi diri, berkarya melebihi batas kemampuan. Aku berimajinasi untuk menjadi seniman kata, seniman peneliti, seniman cinta, seniman motivasi, seniman kehidupan, berimajinasi untuk terkadang menjadi seseorang yang bukan diriku.
Aku tak pernah letih berimajinasi, agar mimpiku penuh dengan hal-hal imajiner. Agar aku memasuki dimensi imajiner dengan membawa harapan-harapanku. Meski harus kuakui, semesta realita lebih kuat dari dimensi imajiner yang kugunakan untuk menyimpan harapan.
Hanya ada satu cara agar dimensi imajiner memasuki semesta realita, aku terus meminta pada sang pencipta Dimensi Imajiner. Dia Yang Maha Tahu tentang dimensi imajiner di hati setiap orang. Ya, hanya kepada Allah SWT lah kita dapat meminta agar kelak di suatu waktu dalam semesta realita, pintu dimensi imajiner membuka dirinya, membebaskan harapan-harapan untuk keluar dari ranah imajinasi, dan akhirnya terealisasi.
Jambi City, Awal Desember 2013
No comments:
Post a Comment