Sunday, March 20, 2011

Masalah Urgen Istri Da'iyah...

Masalah urgen yang dihadapi istri da'iyah adalah sulitnya menyesuaikan antara pekerjaan dan dakwah serta urusan rumah tangga.

Betapa banyak pemudi yang dalam hatinya berkobar api semangat dakwah kepada Allah SWT, tetapi semua itu menjadi khayalan dan angan-angannya saja, karena ketika dia menikah atau pun memasuki dunia kerja, angan-angannya itu pun segera sirna. Yang ada hanyalah penyesalan, keluh-kesah, dan kenangan belaka! Banyak pemudi pada zaman sekarang tidak mampu selain mengatakan, "Dulu aku melakukan ini, dulu aku melakukan itu." Namun, mereka tidak pernah mampu mengatakan, "Sekarang kami melakukan ini dan itu."


Solusi Masalah ini

Pertama: Takwa kepada Allah SWT.

Allah SWT Berfirman,
"Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan siapa saja yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah Melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." (Ath-Thalaq [65]:2-3)

Ketakwaan adalah solusi pertama, yakni bertakwa kepada Tuhannya dan melawan hawa nafsunya serta mengelola waktunya antara mengurus suami, bekerja, dan melaksanakan tanggung jawabnya. Beberapa indikasiketakwaan ini antara lain:

1. Meringkas waktu tiga jam yang digunakannya untuk duduk di depan cermin dan berdandan serta merawat rambutnya, sehingga waktu selama tiga jam itu menjadi 20 menit saja, misalnya, tanpa menelantarkan kecantikannya bagi sang suami yang merupakan bagian dari pribadinya dan bagian dari fitrahnya.

2. Meringkas waktu mengobrol via telpon, terlebih lagi apabila obrolan-obrolan itu tidak penting.

3. Meringkas waktu yang dikhususkan untuk membuat makanan ringan, misalnya, dan tidak membebani diri.

4. Sederhana dalam tidur, karena perempuan yang beriman dituntut agar tidurnya hanya sekedar bentuk persiapan untuk beraktivitas esok hari.


Kedua: Mengatur waktu dan Mengurutkan Prioritas

ALLAH SWT Berfirman:

"Sesungguhnya Allah Menyuruh Berlaku adil." (An-Nahl [16]:90)

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah S'AW Bersabda kepada Abdullah bin Amr bin Ash R'A:

"Sesungguhnya dirimu memiliki hak yang harus kamu tunaikan, dan istrimu juga memiliki hak yang harus kamu tunaikan."

Salah satu bentuk keadilan adalah mendahulukan hal-hal yang menjadi prioritas. Kewajiban harus didahulukan dari ibadah sunnah. kebutuhan primer didahulukan dari kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder didahulukan dari kebutuhan tersier. Dengan demikian, tidak disebut adil bila istri menelantarkan suami, rumah tangga, dan anak-anaknya dengan alasan dia sibuk dengan dakwah.


Ketiga: Tema-tema Dakwah Meliputi segala aspek kehidupan

Sebagaimana disabdakan oleh Nabi S'AW, "Segala kebaikan adalah sedekah." (HR.Bukhari dan Muslim)

Maka, sedekah dan kebaikan sangatlah banyak.

Tindakan seorang istri da'iyah dalam mengurus rumah tangganya merupakan salah satu unsur penting dari dakwahnya. Sang suami pun tidak lagi memusingkan urusan rumah tangganya, karena istri telah meng-handle semuanya.

Tindakan seorang istri dlm mengubah suaminya dari seorang manusia biasa yang sibuk memusingkan dunia mjd seorang yg konsisten dlm beragama, atau mjd seorang yang sibuk memikirkan Islam, juga merupakan salah satu unsur penting dari dakwah dan tanggung jawabnya.


Keempat: Tugas Dakwah Istri di dalam Rumah

1. Mengelola perpustakaan kecil di rumahnya, seperti mengoleksi buku-buku dan media2 pendidikan lainnya yg diperlukan oleh anggota keluarga.

2. Mengelola pengajian pekanan bagi anggota keluarga, seperti mempelajari ayat2 hukum, sunnah nabi, berlatih ibadah, mengajarkan akidah, mendidik, menceritakan kisah-kisah, dan lain sebagainya.

3. Membaguskan hubungan dengan seluruh anggota keluarga sebagai pengantar untuk mendakwahi mereka kepada Allah SWT.

4. Memberi perhatian kepada anggota keluarga yang lanjut usia dengan memberi mereka hadiah-hadiah. Serta bersikap sabar & berlaku baik terhadap mereka.




Taken From: Buku 'Be a Great Wife (Agar Dicintai Suami)' tuisan 'Isham bin muhammad asy-Syarif

No comments:

Post a Comment