Thursday, January 6, 2011

Landasan Psikologis Kasih Sayang


Sebagian psikolog berpendapat bahwa perasaan kasih sayang hanya berhubungan dengan sifat melindungi. Landasannya adalah mencintai diri sendiri. Pandangan itu dianut aliran individualisme, sebuah aliran yg mengembalikan seluruh tindakan manusia pada kepentingan pribadi meskipun secara lahiriah menyalahi aturan.

Namun, perasaan kasih sayang yg ditampakkan orang seyogiyanya semata-mata ditujukan demi meraih ridho & pahala ALLAH SWT.

Pembahasan yg bersifat psikologis ini mengantarkan pada sejumlah pertanyaan penting. Apakah kasih sayang merupakan watak alamiah sebagian orang? Apakah sebagian manusia tercipta dengan hati membatu sehingga tidak tergugah dengan kepedihan dan bencana yang menimpa orang lain? Pertanyaan lebih lanjut, apakah pendidikan memiliki andil dalam meluluhkan hati manusia yg membatu sehingga mampu menyayangi orang lain?

Memang, watak manusia itu berbeda-beda. Dan watak yg diwarisinya itu turut mempengaruhi karakternya. Namun yg jelas, setiap manusia terlahir dalam keadaan yg suci (fithrah). Seorang anak terlahir tanpa mengenal keburukan. Anak2, sebagaimana kata Umar bin Khaththab, lahir dari perut ibunya dalam keadaan merdeka. Keburukan tidak dilahirkan bersama mereka.

Pernyataan ini dikembangkan filsuf Perancis, Jean Jacques Rousseau, dan para filsuf lainnya. Mereka menyatakan itu ratusan tahun setelah Umar mengungkapkannya.

Di sini disimpulkan bahwa pendidikan dan lingkungan keluarga berpengaruh besar dalam membentuk kepribadian anak, khususnya yang berhubungan dengan perangai, akhlak, dan perilakunya terhadap sesama. Jelaslah bahwa orangtua dan guru bertanggung jawab penuh dlm proses pendidikan anak. Sarana terbaik guna menyiapkan anak dan menanamkan benih kasih sayang di hatinya adalah memperdalam pemahaman agamanya.

Sebagian pakar pendidikan menyarankan agar di rumah, sang anak diberi tanggung jawab mengurus dan merawat binatang atau burung2 jinak dg memberi makan, minum, dan segala yg dibutuhkannya. Selain itu, sang anak jg hrs diberi bimbingan dan pemahaman bahwa ALLAH SWT Mengawasi seluruh tingkah lakunya dan menilai amal perbuatannya. Jika amal baiknya lebih berat daripada amal buruknya, katakanlah bahwa dirinya akan masuk surga. Sebaliknya, jika amal buruknya yg lebih banyak, katakanlah bahwa dirinya akan masuk neraka.

Fenomena yg dewasa ini terlihat, misalnya kekerasan hati dan egosentrisme yg melanda banyak orang terjadi karena lemahnya keimanan, dan minimnya pemahaman agama, sehingga mereka yakin bahwa kehidupan dunia adalah segala-galanya. Mereka mengabaikan pahala surga atau siksa neraka. Selain itu, hal ini juga disebabkan minimnya kurikulum agama yg diajarkan kepada para siswa.

Oleh karena itu, tindakan kasih sayang perlu dilakukan secara bertahap. Tindakan ini merupakan bentuk kebahagiaan manusia yang paling mulia. Sebuah kebahagiaan yg dihasilkan dari upaya untuk membahagiakan orang lain. Namun, upaya manusia untuk membahagiakan dirinya sendiri kerap mendorongnya utk memburu dan meraihnya sekalipun harus dengan menyengsarakan orang lain.

Orang yang merasa bahagia setiap kali memberikan pertolongan kepada orang lain, pada hakikatnya telah memperoleh keuntungan ganda. Di satu sisi, ia berbahagia karena dapat membantu orang lain dan berbelas kasih padanya. Di sisi lain, ia tahu bahwa ALLAH SWT mencatat kebajikan yang besar di akhirat dan senantiasa memeliharanya dalam kehidupan dunia.

Sumber: Ensiklopedi Al Qur' an

No comments:

Post a Comment