Thursday, October 23, 2014
Belajar menjadi Ibu...
Sejak bulan Mei 2014 lalu, kami (baca: Bunga & uda Amril) sepakat untuk mengasuh anak dari abang ipar (baca: Da Hamdy). Namanya Keyza, lengkapnya Aghni Keyza Hilyati Habib. Sebelum bercerita lebih jauh soal Keyza, saya akan cerita sedikit tentang latar belakang keputusan pengasuhan anak ini. Tadinya kami ada niatan untuk adopsi anak, berhubung udah 4 tahun menikah dan belum memiliki anak. Walaupun udah ke dokter dan berdasarkan hasil USG, kondisi rahim saya dinyatakan dokter 'bersih', space cukup besar, dan kondisi rahim benar-benar baik-baik saja serta siklus haid tidak bermasalah, mungkin kurang istiqomahnya kami konsul ke dokter jadi salah satu penyebab lambatnya rezeki 'keturunan' ini. Dan juga kami konsul ke beberapa dokter yang berbeda. Sedangkan ada juga teman yang menyarankan untuk fokus konsultasi ke satu dokter saja. Serta kemungkinan penyebab lainnya adalah kesibukan kami berdua yang nyaris full agenda setiap pekannya. Sebenarnya kami ada niatan untuk cuti alasan penting selama 1 bulan, khusus untuk program medis memiliki anak, namun uda Amril merupakan salah satu pegawai andalan di kantornya, sering lembur dan mengerjakan pekerjaan perencanaan+keuangan+ke lapangan+pekerjaan borongan lainnya. sehingga tidak memungkinkan untuk cuti. Semoga beberapa tahun ke depan bisa direalisasikan. Aamiin....
Bagi readers yang udah berkeluarga, tentunya sangat menyadari pentingnya kehadiran seorang anak, terutama sebagai perekat hubungan pasutri. Kami pun demikian, sejak tahun ke-dua pernikahan, mulai merindukan kehadiran buah hati. Tahun ke-3 mulai terasa kehampaan dan kekosongan yang seharusnya diisi oleh canda tawa anak-anak di rumah. Selain ke dokter, kami juga sempat mengkonsumsi herbal. Baik herbal semisal kurma muda (baik original ataupun berbentuk serbuk), Lutena, herbalife, rumput india+habbatus sauda, dan lain sebagainya udah melengkapi ikhtiar kami. Namun hingga memasuki tahun ke-empat pernikahan kami masih belum dikaruniai anak, dan mulai keinginan untuk mengadopsi anak. Awalnya ingin mengadopsi anak bayi, saya udah menghubungi beberapa teman yang berprofesi sebagai dokter atau pun bidan, tapi ternyata dari pihak keluarga saya kurang setuju dengan adopsi bayi. Lalu saya menghubungi keluarga besar saya yang domisili di Padang, apakah ada yang berkenan untuk menitipkan hak asuh anaknya ke saya dan suami, ternyata tidak ada yang bersedia. Kemudian ada tawaran dari pihak keluarga suami, Da Hamdy dan mba' yani yang baru direpotkan dengan kelahiran anak ke-3, sehingga menawarkan anak ke-2 mereka (baca: keyza) untuk diasuh oleh kami. Keyza juga sebelumnya udah lumayan dekat dengan saya. tiap kami berkunjung ke Dharmasraya, udah kompak sama saya. Sebenarnya kami merasa tidak enak dengan saudara-saudara uda yang lain yang juga belum memiliki anak (uda 6 bersaudara, sudah berkeluarga semua, 2 orang udah punya anak, 4 orang belum), karena keyza ditawarkan untuk kami asuh. Siapa tahu sebenarnya mereka juga pengen rumahnya diramaikan oleh canda tawa anak-anak. Tapi akhirnya setelah dibicarakan dengan keluarga saya, keluarga saya setuju. Pertimbangannya karena Keyza udah kelas 1 SD, dan bukan bayi. Keluarga saya sebetulnya mempertimbangkan kesibukan dan pekerjaan saya yang lebih banyak di luar rumah daripada di dalam rumah. Akhirnya setelah Keyza wisuda Taman Kanak Kanak (TK), langsung kami jemput ke Dharmasraya (saking semangatnya saya untuk menjadi ibu).
Saya bersyukur sekali mendapat kesempatan dan pengalaman sebagai seorang ibu. Suatu pengalaman berharga yang tak tergantikan oleh apa pun. Apalagi pengalaman berkesan pertama kali keyza sesampai di Muara Bulian. Masih suasana liburan, hingga akhirnya bulan Julli mulai masuk Sekolah. Keyza kami sekolahkan di SDIT Aulia Muara Bulian. Keyza adalah anak yang cerdas, suka banyak bertanya (tidak puas dengan satu jawaban), tangannya rada 'gratilan' mungkin karena rasa penasarannya yang tinggi. Dan istimewanya, Keyza udah lancar membaca, menulis, berhitung, dan membaca Al Quran. Tapi ketika disuruh sholat, uiiiih, susah banget....
di postingan berikutnya insyaaAllah saya sambung lagi sebagai seri 'Parenting' berupa pengalaman pribadi saya selama interaksi dengan keyza, mengasuhnya, dan mengurus segala keperluannya seperti anak saya sendiri, serta mencurahkan kasih sayang berupa memberikan didikan (sesekali memarahi), membimbingnya belajar, menina-bobokkan, dan lain sebagainya. jadi ibu itu seru, seruuu banget....
>>>to be continued
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment