Sunday, October 12, 2014

Manajemen Lingkungan

Pengelolaan lingkungan dapat dilaksanakan bila telah dilakukan kajian secara menyeluruh. Pengelolaan lingkungan harus dilakukan dengan mengintegrasikan antara lingkungan fisik alami, manusia, dan sistem sosialnya. Perkembangan pemikiran ini mengandung konsekuensi bahwa pemahaman lingkungan tidak hanya sebatas lingkungan fisik akan tetapi juga aspek sosial ekonomi budaya serta politik masyarakat dalam suatu sistem waktu dan tempat yang khusus. Dalam memahami lingkungan memadukan pemikiran dan konsep ABC untuk menjelaskan tiga komponen lingkungan yang tidak terpisahkan yaitu Abiotik (A), Biotik (B), dan Culture (C).

Komponen A dan B menjelaskan tentang satu kesatuan lingkungan alami, sementara komponen C banyak berhubungan dengan kegiatan manusia. Memadukan ketiga aspek bukan perkara yang mudah dilakukan. Dalam pelaksanaan akan dihadapkan pada integrasi ketiga komponen yang dicirikan dengan munculnya: 1. Perubahan; 2. Ketidak pastian; 3. kompleksitas (Bakti Satiawan, 2003).

1) Perubahan. Perubahan ini terjadi dalam lingkungan sendiri. Dalam falsafah Jawa dikenal bahwa alam ini hidup, artinya bahwa disadari manusia atau tidak bahwa lingkungan alam kita, sebenarnya mengalami proses yang memungkinkan terjadinya perubahan komponen dan struktur alam. Dinamika perubahan alam harus dipahami sehingga manusia mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkannya.

2) Kompleksitas. Kompleksitas diartikan sebagai keadaan di mana proses-proses perubahan lingkungan disebabkan oleh begitu banyak faktor, atau variabel, yang berada di luar manusia untuk memahaminya. Selama ini kita berpikiran bahwa seluruh perubahan dapat kita identifikasi, sehingga intervensi terhadap proses perubahan lingkungan dilakukan secara deterministik dengan target yang jelas. Bila kerangka pemikiran dikembalikan bahwa perubahan tidak semua dalam kemampuan manusia maka hal tersebut baru dapat dipahamkan adanya keterbatasan.

3) Ketidak pastian. Merupakan keadaan dimana proses perubahan lingkungan terjadi begitu dinamik, dan di luar jangkauan dalam memperkirakan atau melakukan prediksi. Prediksi perubahan lingkungan sifatnya masih semu dan belum menggambarkan seluruh variabel yang berpengaruh. Tingkat ketepatan di sini menjadi sulit ketika harus dilakukan pengelolaan lingkungan.


Perkembangan pemikiran ini mengandung konsekuensi bahwa kita harus memahami lingkungan secara holistik tidak terbatas pada aspek fisik alami semata, tetapi juga aspek sosial, ekonomi, budaya, serta politik masyarakat dalam suatu sistem waktu dan tempat yang khusus. Dalam beberapa tulisan, saat ini banyak dipakai konsepsi ABC yang menjelaskan tiga komponen lingkungan yang tak terpisahkan yakni Abiotik, Biotik, serta Culture.



Sumber: Buku 'Memahami Amdal'(Mursid Raharjo)

No comments:

Post a Comment