Wednesday, January 8, 2014

Autobiografi Sederhana Bunga Mardhotillah (Part 3)

All About Detail 2003 - 2010

Oke Readers, penulisan autobiografi ini, dilanjutin lagi dengan lebih detail. Mudah-mudahan tahun-tahunnya bisa di detail juga.



SEPUTAR ORGANISASI
Pada beberapa semester (sekitar semester 4 dan 5), yakni di Tahun 2005 IPK Bunga nyaris anjlok. Tapi bukannya mengurangi aktivitas keorganisasian, Bunga malah menambah kesibukan. Di antaranya Belajar Tahsin (sekarang bunga udah level 3 Tahsin, tapi gak tau di Jambi Lembaga Tahsin (Maqdis) udah ada or belum). Dan juga Bunga malah menggagas beberapa kegiatan besar yang membutuhkan kepanitiaan, Dana, dan perhatian yang cukup besar. Alasan menambah kuantitas dan kualitas kesibukan ini terinspirasi dari salah satu buku Manajemen Waktu yang menyebutkan bahwa, jika ingin berhasil memanajemen waktu, harus memperbanyak kegiatan. Dan benar saja, Bunga jadi mulai membiasakan diri membuat list lengkap, daftar hal-hal yang harus dikerjakan. Daftar tersebut dibuat malam hari untuk keesokan harinya. Lengkap dengan jam dan tujuan, jadi setiap menit pun diperhitungkan. Di DKM Nurul Ilmi dan di Keputrian FUSI, Bunga menjadi Koordinator Divisi Dana Usaha, karena dinilai berpotensi sebagai personil teknis (rata2 cewek kan konseptor) dan punya ide/pengalaman beberapa kali sukses dalam pelaksanaan bazaar, penggalangan dana, dan marketing proposal serta teknik lobbying. Di FUSI Statistika, Bunga dan beberapa teman lainnya berperan ganda, aktif di FUSI nya dalam divisi Pengembangan Kegiatan Syiar, dan di Keputrian sebagai divisi Taklim. Sebetulnya di BEM Kema FMIPA, Bunga diminta menjadi koordinator untuk Biro Entrepreneur, tapi Bunga menolak karena aktif di banyak organisasi dalam satu waktu sering bentrok jadwal rapat. Koordinator Biro tentunya harus selalu hadir dalam rapat Tim Inti Organisasi. Di Logis (Koran MIPA), tidak terlalu merasa berat, karena beberapa kali Rapat Redaksi diadakan di kost-an Bunga. Waktu itu Bunga udah pindah kost ke Wisma Pertamina, karena ada 3 orang redaktur Logis (Baca: Titin, Ani, Ola) juga di sana, dan seangkatan pula di Stat. Sehingga Rapat diadakan di kost-an kami, selain karena ada ruang tamunya yang cukup luas untuk dipakai rapat.

TPA AL-JARIYAH YANG DILIPUTI KEBERSAMAAN DAN KEAJAIBAN
Bunga pertama kali ditawari mengajar di TPA Al Jaariyah oleh salah seorang kakak kelas jurusan matematika angkatan 2002. Tapi justru beliau menawari Bunga karena beliau sibuk (ada amanah krusial di Organisasi kampus) dan ingin mencari pengganti, sementara SDM/Tenaga Pengajar masih kurang. Nah setelah Bunga, direkruit juga beberapa teman seangkatan. Lama-kelamaan, makin banyak aja anak-anak Stat Unpad yang ngajar di TPA itu. Rata-rata angkatan 2002-2003, jadinya suasananya seperti mengelola wajihah jurusan, meskipun ada 1-2 orang pengajar yang berasal dari masyarakat, juga ada yang dari fakultas pertanian, tapi tetep aja mayoritas Stat Unpad hehehe.

Ada banyak pengalaman menyenangkan di TPA ini. Dan istimewanya, kami mengajar dengan sukarela. Di Jatinangor memang ada banyak TPA yang dikelola oleh mahasiswa, sehingga ada Lomba antar TPA setiap tahunnya. Di sini menjadi sangat menarik bagi Bunga, untuk ikut melatih skill anak-anak TPA. Kadang membimbing anak-anak untuk bisa berpidato dan mengikuti Lomba Pidato dengan tema Bakti pada Orang Tua, pernah juga menuliskan naskah puisi untuk dibaca anak-anak TPA dalam Lomba Baca Puisi. Seringnya sih Bunga ditugaskan untuk melatih Tim Nasyid Anak-Anak TPA (biasanya usia kelas 1 s.d. kelas 4). Karena siswa kelas 5 dan 6 biasanya udah enggan dan mulai malu-malu/memasuki masa puber.

Ada keajaiban juga pas Bunga ngelatih nasyid ini. Awalnya Bunga seleksi dulu anak-anak yang kira-kira berbakat. Lalu Bunga tetapin jadwal dan tempat latihan. kadang latihan di TPA, tapi lebih sering latihan di kost Bunga, karena pelatih tentunya harus nyanyi duluan buat ngajarin anak-anak yang dilatih. kalo di TPA, tempatnya terlalu terbuka dan orang-orang banyak yang lalu lalang, gak kondusif banget deh. Nah, mulailah Bunga melatih nasyid anak-anak, ternyata susah-susah gampang. setelah berhari-hari latihan, anak-anak akhirnya hapal 2 nasyid yang diajarkan. Dan Bunga menekankan penghayatan saat mereka membawakan nasyid-nasyid tersebut. Suatu hari, seorang teteh yang udah lebih senior dalam mengajar di TPA, nge-test hasil bunga melatih nasyid, lalu beliau mengkritik beberapa nada yang anak-anak sering salah membawakannya. Bunga malah senang ada yang memberi masukan untuk kesuksesan anak-anak.

Tibalah hari-H perlombaan nasyid anak-anak. Karena ada kegiatan di fakultas, Bunga gak bisa ngikutin pelaksanaan lomba hingga selesai. Setelah anak-anak didikan Bunga tampil, Bunga langsung cabut k Fakultas. Tapi Bunga rada pesimis dengan anak-anak Bunga, karena Bunga lihat, anak-anak TPA lain, bernasyid sambil menari, dan rata-rata peserta yang sempat Bunga lihat seperti itu. Sedangkan Bunga, gak melatih anak-anak untuk menari, tapi lebih difokusin ke kualitas suara dan penghayatan. Bunga kembali ke fakultas dengan lunglai. Namun keajaiban terjadi, sorenya Bunga ke TPA dan diberitahu bahwa anak-anak mendapat juara 2. Subhanallah, terharu saat anak-anak berlarian menyambut Bunga. Bahagia sekali waktu itu, Bunga tilik lagi, kemungkinan pertimbangan penilaian juri adalah karena anak-anak menghayati nasyid yang mereka lantunkan. Berbeda dengan yang bernasyid sambil menari, kurang fokus. Di antara anak-anak, ada salah seorang anak yang paling baik dalam hal penghayatan, namanya Aisyah. Hm, jadi kangen sama anak-anak TPA. Pasti sekarang mereka udah kuliah.... :) Ibroh yang dapat diambil dari kejadian ini adalah bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan hati, akan meninggalkan kesan yang mendalam.

Nah, ada yang bikin miris, dulu itu ada anak TPA yang udah kelas 6, tapi masih baca Iqro' 6. Kadang Bunga berpikir adanya Metoda Iqro' tersebut malah memperlambat anak-anak untuk membaca Al Quran. Seingat Bunga dulu, kelas 2 SD Bunga udah langsung baca Al Quran, udah kenal huruf hijaiyah dan tanda baca, nenek langsung mengajarkan baca Al Quran. Walaupun awalnya masih terbata-bata, tapi alhamdulillah kelas 4 SD udah lancar.

SEKELUMIT PENGALAMAN RELIGI
Ada pengalaman mabit bulan Ramadhan di masjid Salman ITB, dan juga di masjid Habiburrahman bersama beberapa teman sepengajian, di masjid ini yang gak bisa dilupain adalah ketika Bunga mabit di masjid ini Ramadhan pertama Bunga di Bandung, Bunga diberi tahu temen2 sepengajian, di masjid Habiburrahman (Biar gampang sebutannya sering disebut masjid Habib) sholat tarawehnya menyelesaikan 3 juz per malam. Jadi biar fokus mabitnya, HP ditinggal di kost-an (baca: Jatinangor). Sebelumnya Bunga udah minta izin ke mama utk urusan mabit ini, tapi gak bilang kalo HP Bunga tinggal. Pas mama nelepon, Bunga udah nyampe di Bandung. Setelah nanya2 temen naek angkot apa, udah sekitar 3 atow 4 kali ganti angkot, ditambah jalan kaki dikit, ba'da Ashar Bunga nyampe juga di Masjid Habib. Karena mpe malem mama nelpon, gak ada yang ngangkat-ngangkat, mama mulai khawatir terjadi apa-apa dengan Bunga. Lalu mama panik dan menelepon Bimbim, alhasil, semua orang di Pondok Edelweiss jadi panik. Akhirnya bimbim sms nomer hp kawan2 sejurusan Bunga yg kebetulan dia kenal pas ospek Universitas. Nah, salah satunya Nur Arinda (Inda) yang malem itu juga mabit di Habib, Inda memperlihatkan sms bimbim ke Bunga. Isinya kalo gak salah seperti ini: "Ada yang liat Bunga Mardhotillah? Statistika'03. Mamanya panik dan khawatir. Terakhir kemarin minta izin ke mamanya, bilang mau ke Bandung. Kalo ada yg liat, bls ASAP." Pas Inda liatin sms itu k Bunga, itu udah Subuh, si Inda juga baru aktivin HP nya. Mau balas, dianya jg lg ga ada pulsa, langsung deh, ba'da Subuh Bunga balik k Jetinenjer, Naek Damri kloter pertama. Sesampai di kost-an, ibu kost langsung bilang kalo kmrn bimbim heboh krn mama Bunga nelpon Bunga ilang. Bunga cepet2 mampir k kamar Bimbim, Bimbim nyaranin Bunga segera nelpon mama, trus langsung k kamar (kamar Bunga d lantai 3, hehehe), langsung buka HP dan nelepon mama, Bunga dengar suara mama serak & nangis-nangis gitu. Kata mama, hampir aja beliau pesen tiket mau k Bandung pagi itu juga, setelah itu mama marah coz Bunga gak bawa HP saat bepergian. Demikianlah pengalaman Bunga jadi orang hilang xD. Selanjutnya, pengalaman religi lainnya yang juga berkesan adalah pengalaman menjadi teteh mentor dalam Mentoring Al Islam, untuk membina mahasiswa baru, dari tahun 2004-2006. Kenapa berkesan? karena saat kita meminta adik2 binaan untuk menghafalkan surat2 dalam Al Quran, kita juga harus udah hafal terlebih dahulu. Ketika kita meminta mereka memperbanyak tilawah, kita juga harus udah tilawah minimal One Day One Juz. Jadi sejatinya di saat kita membina orang lain dengan tujuan pembentukan pribadi-pribadi Islami, kita dengan sendirinya terjaga dan tentunya hal tersebut mencegah terjadinya futur. Saat Bunga tidak membina, futur segera menggerogoti.


PERMABILITAS DAN SEGALA PROBLEMNYA
Di Permabilitas sering ada problem juga sebenernya. Meski lewat Permabilitas Bunga bisa keliling Jawa Barat bersama teman-teman asal Jambi lainnya, namun bukan berarti Permabilitas terbebas dari masalah. Permasalahan paling umum adalah: Sebagian besar anggotanya malas rapat. Maunya langsung hari-H aja. Truz kalo di rapat, ada pengurus yang pengen usulnya selalu didenger, pengen ngomong terus, gak mau mendengar. Ada juga pengurus yang sok senior. Sebenernya diriku pasti juga ada kekurangannya di mata pengurus laen, tapi setidaknya diriku selalu berusaha memberikan kontribusi terbaik untuk Permabilitas Bandung.... ^_^




KARIER MAMA MENANJAK
Mama adalah seorang wanita cerdas dan menebar keceriaan di mana pun beliau berada. Allah begitu menyayangi mama sehingga melimpahi mama dengan ketegaran yang lebih dari sekedar memadai untuk menghadapi cobaan demi cobaan yang melanda. Sejak awal berusaha menerima pernikahan dengan lelaki yang diplihkan orang tuanya, lalu mama pun diboyong ke Jambi. Badai demi badai berlalu, takdir mengantarkan mama untuk bekerja di sebuah universitas negeri. Memulai dari nol, kariernya sebagai dosen, terkadang mama harus memikirkan segala sesuatunya terkait keuangan rumah tangga, seperti biaya kontrak rumah, listrik, air, dsb. Namun mama tetap berusaha sabar dan menjadi istri yang baik sembari berkarier. Hingga tahun 2004, mama dipercaya menjadi Ketua Prodi Pendidikan Kimia FKIP Unja. Berikutnya karena dinilai cukup layak dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap fakultas (mama kan S-1 nya alumni Pendidikan Kimia Unja, dan S-2 Kimia Unpad), mama dipercaya menjabat sebagai PD-3 FKIP, serta di periode berikutnya naik menjadi PD-1. Setelah 2 periode dipercaya mengemban amanah sebagai wakil Dekan, selanjutnya (periode ini) mama memberikan kesempatan tersebut kepada rekan-rekannya, dan mama memutuskan untuk melanjutkan S-3 ke Ibukota. Oh iya, Setelah 16 tahun bekerja sebagai guru dari para guru, alhamdulillah akhirnya di tahun 2007 mama bisa membeli sebuah rumah yang bersahaja di kawasan yang cukup nyaman dan asri untuk ditempati oleh suami dan anak-anaknya. Meski kemudian ada masalah dengan papa di tahun 2008, percayalah itu adalah puncaknya. Puncak di mana ketegaran mama dilanda kejenuhan, tak mampu lagi menyimpan segala cerita sedih untuk dapat selalu diperlihatkan ke masyarakat sebagai cerita gembira. Meski selama ini mama dan kami anak-anaknya berusaha menutupi segala kejelekan papa. Mungkin ada kalanya segalanya harus diungkap. Kasihan mama jika dipertahankan. Melihat perjalanan hidup mama, Bunga belajar bahwa hidup harus dijalani dengan penuh kesabaran, terkadang kita di bawah, terkadang bisa di atas. terkadang bisa tegar dan tetap berjuang, terkadang kita harus menyerah. Terkadang bahagia, kadang kala sedih... *Kabhi Kushi Kabhi Gham....




MAGANG KERJA
Magang Kerja di PT.Telkom dan di Divisi Riset Marketing PT. Djarum. kalo magang yang di Djarum, ceritanya ada 2 alumni stat'Unpad yang kerja di bag. Riset Marketing PT. Djarum, truz mereka nawarin kesempatan buat 4 orang untuk magang dengan mendapat honor magang serta free fasilitas dengan memasukkan proposal magang dan surat permohonan magang. Banyak juga yang masukin proposal, karena rata-rata tempat magang tidak memberi honor bagi peserta magang. Pertimbangannya mungkin karena program magang yang diadakan oleh jurusan Statistika Unpad, tidak mengharuskan peserta magang untuk magang dengan sistem masuk tiap hari. Peserta magang lebih diarahkan sebagai problem solver, jadi kadang hanyak 2 atau 3 kali setiap minggunya ke tempat magang. Dari sekian banyak, yang diterima ada 4 yaitu: Farhan Muntafa, Lucky Bastanta Tarigan, Samuel Betagustav, dan Bunga Mardhotillah. Karena pengumuman magang ini agak terlambat dari waktu yang diharapkan, Bunga udah terlanjur masukin proposal magang juga ke PT.Telkom Divre III, dan disambut baik oleh Bagian Pemasarannya, karena mereka bingung dalam segmentasi psikografis menggunakan Vals 2.


PERJUANGAN MENYELESAIKAN S1
Pengalaman Survey menditribusikan kuesioner ke pelanggan Telkom untuk data Skripsi Bunga, beberapa responden udah pindah rumah. Lokasinya juga terpencar-pencar, berhari-hari pelaksanaan surveynya. Lumayan seru juga sih :D



PENGALAMAN DITIPU
Tahun 2007 Bunga pernah ditipu Rp.250.000,-, tapi mungkin karena Bunga memberi dengan ikhlas pada yang menipu, kemudian diganti Allah dengan rezeki berpuluh-puluh kali seminggu setelah kejadian itu. Ntar deh Bunga ceritain detailnya, hehehe.

KESEMPATAN MELANJUTKAN S2
Selulus sidang S1, mama meminta Bunga untuk langsung melanjutkan S2. Dan tentu ada suka dukanya selama S2, ntar juga diceritain deh hehehe :)



SEMUA MASALAH HATI
Dari beberapa permasalahan hati yang pernah Bunga temui dalam hidup ini, Bunga setuju dengan sepenggal kata-kata bijak yang ada dalam buku 'Catatan Cinta dari Mekkah', yang mengungkapkan bahwa "Tanpa kepekaan, maka kita tak akan pernah bisa memahami lingkungan. Tanpa kepekaan, kita tak akan bisa memahami perasaan orang. Saat tak mampu memahami perasaan dan keadaan orang, bisa saja seenaknya kita cuek dan semau sendiri melukai hati orang, bebalnya lagi adalah jika tak ada rasa bersalah." Kata-kata ini buat ngingatin diri sendiri, dan mungkin juga buat ngingatin orang lain yang barangkali ngerasa dan udah mulai mempertajam kepekaannya.



MENDAPATKAN JODOH LEWAT TA'ARUF
Awalnya diriku sempat dipusingkan dengan soal jodoh. Mama meminta Bunga untuk pulang ke Jambi setelah lulus S2. Waktu itu Bunga mikir, gmn ya jodohku nanti? Aku berkiprah di Jatinangor dan Bandung, lalu harus mencari calon suami yang domisili di Jambi. Bagaimana mungkin mereka bakalan ngelirik aku? Keseharianku saja mereka tak tahu, kemungkinan mereka akan memandangku sebelah mata. Akhirnya Bunga memutuskan mencari calon yang bersedia domisili di Jambi setelah menikah. Alhamdulillah akhirnya Allah memudahkan jalan jodoh Bunga. Bunga dan Uda Amril dipertemukan lewat proses ta'aruf. Berawal dari rekomendasi seorang teman, dengan sepengetahuan guru ngaji masing-masing, lalu kami tukeran biodata, ta'aruf (bertemu) secara syar'i di Pusda'i Bandung. Lalu Alhamdulillah proses ta'aruf tersebut berlanjut ke pelaminan, dan uda Amril tidak keberatan untuk domisili di Jambi City.



PULANG KE JAMBI
Pulang ke Jambi Agustus 2010, Oktober 2010 Menikah, Januari 2011 hijrah ke Muara Bulian... ^_^







(To Be Continued)



No comments:

Post a Comment