Saturday, January 11, 2014

Autobiografi Sederhana Bunga Mardhotillah (Part 5)

Pernak-pernik Masa-masa Menjadi Mahasiswa



Autobiografi Part 5 ini dimulai dengan: Pengalaman yang Membelajarkan

Di Autobiografi Bunga Part 2, sekilas pernah disinggung bahwa Bunga dulu pernah ditipu. Bukan hanya ditipu, beberapa hari kemudian malah masuk Rumah Sakit. Hm, jadi begini ceritanya: sewaktu gedung Jurusan Statistika masih digabung dengan Jurusan Matematika (baca: Gedung D1), Bunga punya kebiasaan pulang ke kosan lewat arboretum, dan sering juga lewat jalan aspal yang melewati mushola Fapsi, FK dan melewati kopma. Lewat dari Kopma, Bunga denger ada yang manggil-manggil 'Teteh....teteh....'. Lalu Bunga menoleh ke belakang, sejenak tertegun dengan penampakan seorang ibu-ibu gendut yang masih muda dengan rambut dikuncir. Sedang menggendong anaknya dengan gendongan kain. Lalu ia mendekat, dan bergumam: "Teh, sebentar teh. Tolong saya, saya dan anak saya udah tiga hari gak makan. Saya nginep d masjid Al Huda. Kalo boleh, saya mau minta uang, kasihan anak saya udah berhari-hari gak minum susu". Terenyuh juga ngeliatnya, apalagi Bunga hari itu rasanya lagi kurang fit, pengen cepet-cepet sampe kosan & tidur (waktu itu kejadiannya ba'da dzuhur). Jadi biar gak lama-lama, bunga menjawab keluhan ibu tersebut, "Waduh, gimana ya bu, saya lg gak bawa uang." memang di dompet cuma ada beberapa lembar uang lima ribuan buat ongkos angkot & beli makan. Si ibu ngejawab lagi, "Tolonglah teh, saya sebetulnya ke Unpad ini karena ada anak Fakultas Pertanian yang nawarin saya uang Rp.250.000,-, mereka beragama Kristen, sering ke desa saya ngasih-ngasih mie berkardus-kardus ke penduduk. Saya bakalan dikasih uang hari ini, asalkan saya mau pindah ke agama Kristen." Astaghfirullah, Bunga kaget bukan kepalang, hampir menangis mendengarnya, lalu Bunga menanggapi ibu itu lagi: "Bu, kenapa ibu tergoda dengan uang Rp.250.000,- lalu mau menjual aqidah ibu? istighfar bu. Keimanan kita takkan terbeli dengan uang berapa pun. Saya gak rela saudara-saudara saya menerima uang lalu murtad. Biarlah saya saja yang kasih uang buat ibu Rp.250.000, tapi saya pinjem ke temen saya dulu, ibu tunggu di sini ya." Lalu bergegas Bunga ke kosan temen yang berada tepat di sekitar perbatasan gerbang luar Unpad. Limabelas menit kemudian, Bunga berikan uang Rp.250.000 itu ke si ibu. Si ibu tampak terharu, lalu mengucapkan terima kasih hampir 20 kali. "Ibu gak usah ke Fakultas Pertanian ya, ibu sekarang beli makan dan susu buat anak ibu, trus langsung pulang aja ya." Dia mengangguk, lalu menanyakan namaku, Bunga jawab sambil tersenyum: "nama saya Mardhotillah." Kepala Bunga semakin berat, sebelum kembali k kosan, Bunga ke ATM, ambil uang Rp.300.000 sembari mengembalikan uang temen yang tadi dipinjem. Tadi bunga tidak pikir panjang lagi memberikan uang Rp.250.000,- karena memang saat itu issue kristenisasi lagi marak-maraknya si kampus. Di deket kosan ada teteh sholiha, Bunga mampir ke rumahnya, dan cerita pengalaman Bunga ketemu ibu-ibu yang minta uang. Teteh itu langsung tertawa sehabis mendengar cerita Bunga, lalu menanggapi cerita itu, "Ya ampun Bunga, kamu teh udah kena tipu." Bunga tersentak, "masa sih teh?". Beliau menjawab lagi: "iya, lain kali kalo ada yang begitu, kasih uang 10 ribu aja cukup, atau ajak aja ke sekretariat rohis Fakultas. Kalo dia mengelak, berarti nipu. Yang begituan sekarang mah banyak. Pas di check, gak pernah ada yang nawarin dia uang buat dikristenkan, itu karangan dia aja, penghasilannya sehari aja bisa banyak banget tuh" Duh, makin lemes aja badan bunga yang udah dari tadi kurang fit dengerin penjelasan si teteh. kemudian Bunga pulang k kosan. Taunya malem-malem badan bunga panas tinggi, gak bisa tidur. Temen kosan si eris (anak Fapet Unpad) yang waktu itu juga masih belum tidur, bunga ketok pintunya. "Ris, ada obat penurun panas? badan bunga panas banget nih ris. Kepala nyeri banget" Eris menggeleng, lalu berjalan ke dapur, memasak air panas lalu mencampurnya dengan jahe dan gula merah." Bunga minum ini aja dulu, eris dengan sigap memijat kepala Bunga pakai minyak urut. setelah itu kembali ke kamarnya, sembari berpesan, "Bunga paksain aja tidur, lampu kamarnya dimatiiin aja, besok Eris temenin k rumah sakit, Eris gak ke kampus koq besok." Besoknya bunga titip surat izin gak masuk kuliah ke Titin, lalu ke RS Al Islam bareng Eris. Ternyata ada gejala Thypus (Parathyphoid), Bunga inget, pekan lalu bunga memang rada gak jelas makannya, beli makan di beberapa tempat yang mungkin kurang terjaga kebersihannya, namanya juga anak kost. Dan dokter meminta Bunga untuk check widal, positif, lalu dokter mengatakan bahwa Bunga harus rawat inap. Nah, itulah pertama kalinya Bunga dirawat di RS. Sejak kecil kondisi fisik Bunga cukup prima, meski sering sakit, tapi gak pernah parah sampe harus dirawat. Setelah Bunga dpt kamar kelas I, Bunga sms mama, mama bilang besok langsung ke Bandung. Eris langsung sms Titin, Ani, Ola, dan Intan (baca: temen kosan) untuk mengabari kondisi Bunga. Malemnya Titin dan Ani yang jagain, kebetulan gak ada pasien di kamar tersebut selain bunga, jadi titin & Ani tidur di tempat tidur pasien yang kosong itu. Lalu Bunga ceritain bahwa kemarin siang Bunga ditipu, gak nyangka sekarang malah masuk rumah sakit. Temen2 menyabarkan Bunga. Singkatnya, besok paginya mama datang dan memindahkan Bunga ke ruang VIP. Alhamdulillah Bunga di RS tersebut gak pakai lama, tiga hari udah boleh pulang, tapi masih tetep disuruh istirahat, gak boleh terlalu kecapean, dan harus makan nasi lembek tanpa cabe selama 1 bulan. Nah, di Autobiografi part 2 Bunga pernah cerita bahwa beberapa hari setelah kena tipu bunga dapat rezeki berlipat-lipat kan? Mungkin waktu ditipu itu niat Bunga tulus untuk menyelamatkan aqidah seseorang, jadi diganti Allah dengan banyak rezeki. Soal si ibu yang nipu, kalo dia bohong dan bener2 niat nipu, biarlah dia aja yang nanggung dosanya. Nah, begini cerita soal rezeki, karena kata dokter Bunga harus makan nasi lembek, mama beliin bunga magic com dan kompor listrik. Sebelum ke Bandung, banyak temen2 mama yang nitip uang buat bantu2 biaya RS Bunga, karena kartu askes Bunga gak berlaku di Bandung (baca: gak diurus karna prosedurnya dulu masih ribet, dan gak nyangka juga bakalan masuk RS). Trus juga setelah mama pulang kembali ke Jambi, Bunga dapat kabar, bahwa uang beasiswa Bunga cair Rp. 1,5 juta. Wah alhamdulillah banget. Begitulah pengalaman Bunga pernah ditipu. Setahun setelah itu, ada lagi temen Bunga yg kena tipu oleh ibu2 yang bawa anak dan bilang mau dikristenkan, temen Bunga itu lalu ngasi uang Rp.50 ribu. Tak lama kemudian, temen bunga itu ada yang ngelamar. Nah pembelajaran yang bunga dapet dari sini, kalo kita mau sedekah, yang penting niatnya. Balasan dari Allah akan tetap ada, baik pahala, maupun hadiah langsung buat kita. Kalo yang minta sedekah ternyata penipu, itu adalah dosanya dan ia tanggung sendiri di akhirat nanti. wallahu a'lam bishshowwab

Berikutnya: Pengalaman Berkesan Bunga Menjadi Panitia Berbagai Kegiatan Kampus



*Ups, maaph, tahunnya gak berurutan

1. 'Sie Acara' Panitia Big Moment 2005 DKM Nurul Ilmi FMIPA Unpad.

2. Panitia Ospek MIPA 'Atmosfer 2004' sebagai Teteh Pendamping Kelompok, 2-3 September 2004

3. 'Sie Acara' Panitia Ospek Jurusan Statistika, Varians 2005.

4. 'Sie Dana Usaha' Panitia Kegiatan Semarak Muharram 1425 H DKM Nurul Ilmi FMIPA Unpad.

5. Staf Bazaar Books Fair 2005, presented by BEM MIPA Unpad.

6. 'Sie Dana Usaha' Panitia Kegiatan Studi Keilmuan Statistika (SKS 2.0), 29 Mei 2006.

7. 'Sie Humas' Panitia Padjadjaran Computer Expo 2006, presented by HIMASTA Unpad.

8. Panitia Kongres VII FMIPA Unpad.

9. 'Sie Acara' Panitia Kahfi (Khasanah dan Ajang Penuh Hikmah FUSI Statistika) 2004.

10. Panitia Europe 2005 DKM Nurul Ilmi FMIPA Unpad.

11. Panitia ILMMIPA ESSENTIAL, Bandung 6 Desember 2006.

12. 'Sie Acara' Panitia Studi Pengenalan Lapangan (SPL) 2004.

13. Steering Committee of Mipa Bersemi 2005, presented by DKM Nurul Ilmi FMIPA Unpad.

14. Panitia Senyum 2004.

15. 'Sie Medik' Panitia Kegiatan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) Himasta Unpad tahun 2005.

16. Panitia Pelatihan Marketing Proposal & Sponsorship 2005 DKM Nurul Ilmi FMIPA Unpad

17. de el el.



Last but not least: Momen-momen Berkesan

1. Demo Gedung Statistika 2003 (masuk koran dan diberitakan di televisi), karena selama ini Gedung untuk jurusan Statistika digabung dengan jurusan Matematika dengan meminjam gedung Fapsi, padahal jurusan-jurusan lain punya gedungnya sendiri-sendiri. Saat itu kami selaku mahasiswa baru, udah harus langsung demo ke rektorat di Unpad Dipati Ukur dan ke Dekanat (Unpad Jatinangor). Alhamdulillah, tahun 2006, mahasiswa barunya sudah bisa menikmati punya gedung baru yang cantik dan fasilitas yang lengkap, meski agak jauh dari gerbang Unpad (posisinya di dekat gedung biru), namun diterima dengan penuh kesyukuran.


2. Wisuda tahun 2008 dengan khidmat. Di tahun 2008, rektor baru menetapkan hari wisuda selama 3 s.d. 4 hari. Karena jika dipaksakan selesai dalam satu hari, wisuda tidak lagi syahdu. Di tahun 2007 Graha Sanusi masih riweuh dan penuh sesak oleh wisudawan. Bersyukur banget wisuda S-1 nya di tahun 2008, hehehe...Wisuda untuk yang ke-2 kalinya di tahun 2010, semoga selanjutnya dapat mengikuti jejak mama untuk wisuda 3x....aamiin...

3. Tahun 2004 Bunga Membentuk Tim Nasyid Akhwat Ekspektasi, bersama Titin, Dyah, Nani (Piet), dan Setia Dewi. Latihan Nasyidnya begadang & seru bangetz.



4. Bunga sering dipercaya menjadi penggalang dana/tim fund raising untuk Acara Semarak Muharram DKM Nurul Ilmi FMIPA Unpad. Momen paling berkesan adalah berjualan di Pa-Un (Pasar Unpad) sekitar tahun 2004, dan berjualan kalender DKM ke komplek-komplek perumahan di tahun 2005 untuk penggalangan dana Acara Europe (Pelatihan 'Entrepreneur with Your Own Potential'), serta marketing proposal ke berbagai perusahaan, marketing proposal/mencari sponsor, baik sponsor besar atau pun kecil di Jatinangor dan Bandung demi kesuksesan Acara.

5. Mengikuti kegiatan Statistika Ria di IPB sekitar tahun 2006, serunya perjalanan ke Bogor bersama teman-teman Himasta. Dan punya kenalan baru dari IPB, UGM, Unisba, UII, dll. Di Statistika Ria ini kita dapat mengukur kemampuan Statistika kita (Olimpiade Statistika untuk Mahasiswa), dan membandingkannya dengan teman-teman dari Universitas lain, bersaing dengan persaingan sehat dan positif. Serta senang sekali mendapat materi tentang Competitive Intelligence (CI) yang diselenggarakan setelah Olimpiade Statistika tersebut.

6. Mengisi Liburan dengan berbagai aktivitas. Meskipun dikategorikan sebagai aktivis, Bunga tetap menikmati liburan dengan kegiatan variatif. Beberapa kali liburan di Ibukota, karena banyak keluarga di sana. Biasanya diajak keluarga ke Dufan, ke GI, dll.

7. Pernah belajar maen tenis privat, bayar Pelatihnya Rp.20.000/latihan, sekitar beberapa bulan, tapi sepertinya kurang efektif, karena kata Pelatihnya, Bunga udah terbiasa badminton. Kalo badminton kan pergelangan tangan gak harus fleksibel. Sedangkan kalo tenis, pergelangan tangan harus lentur.

8. Riwayat Nge-kost: 2003 mpe 2004 di Pondok Edelweiss, 2005 mpe 2007 di Wisma Pertamina Jl. GKPN, 2007-2008 di Gegerkalong Girang (Rumah Bu Teffy deket Masjid Daarut Tauhid), 2009 mpe 2010 di Jalan Kanayakan Dago Atas (rata-rata tempat kost d Jalan Kanayakan ada Hotspotnya)... ^^




Buat sementara, Autobiografi Bunga 2003-2010 selesai.
InsyaAllah Autobiografi 8 tahun berikutnya menyusul...hehehehe :D




No comments:

Post a Comment