Friday, April 15, 2016

Puluhan Tanya Untukmu Bro...



Apa kabar Bro???
masihkah menggemari senja sepertiku??
ataukah kini dirimu lebih memilih menjauhi senja?
bencikah kini pada senja?
oh bro...kenapakah senja tak selalu indah?
seperti senja kemarin...
terselimut awan berkabut dan mendung...
entah karena kacamataku berkabut memandangi senja itu?
entah karena hatiku yang bersenandung mendung?


Bro...
Kenapa pagi di hari itu terasa amat menyesakkan?
Kenapa harus demikian kerasnya sebuah kisah dihentikan?
apakah sebegitu bersalahnya sebuah kisah yang sama sekali tak pernah direncanakan??
bukankah itu sebuah kisah yang tak terlalu istimewa?
hanya kisah sederhana dan keterbiasaan masa...
bahkan berawal dari diskusi profesional...
apakah sebuah kisah yang alurnya mengalir begitu saja layak dijadikan alasan untuk menghakimi tokoh dalam kisah itu?
kisah yang sebetulnya telah disepakati sebagai bukan apa-apa...
kisah yang sebetulnya memang berkali-kali telah ingin diakhiri sebelumnya tapi urung jua...
kisah yang dari awalnya saja sudah dikhawatirkan sebagai kesia-siaan jika tetap dilanjutkan...
kisah yang telah diprediksi akan diliputi kekecewaan jika dilanjutkan...
bahkan lebih pantas dinobatkan sebagai salah satu kisah aneh tapi nyata...
meski hanya kisah yang sedikit rumit namun ringan saja dan pastinya tak perlu untuk diceritakan...
its complicated...benar begitu bro?
bukankah menurutmu kisah itu tak penting?
menurutmu tak pantas diributkan...iya kan bro?
tapi entahlah...
aku sungguh merasa diusik olehnya pagi itu...
padahal aku telah berusaha menjauh dari segala bising di pagi yang tak terduga itu..
namun tak kusangka aku yang diam-diam bermaksud menghindar malah dihujani dengan kata-kata yang menusuk hatiku di siang pada hari yang sama...
segala penjelasanku di awalnya seolah tak berguna...
lalu aku mendadak kesal...
dan aku balik marah dan menantangnya...
menentang segala bising yang sangat mengganggu itu...
bising..bising...sangat bising....
aku terganggu kala itu...
sungguh mengganggu dan...aku tertekan..
lalu emosi...
bising sekali...
bertubi-tubi...
tak kudengar kelembutan hati dan pengertian darinya...
bahkan suaranya yang dilembut-lembutkan itu tak bisa menutupi kekerasan hati nurani dan pikirannya...
sehingga pikirku layak menamainya sebagai kebisingan...
tolong jangan protes bro...
sungguh tak bisa kubayangkan kebisingan itu yang ada di dekatmu...
mungkin itu sudah takdirmu...
dan lagi-lagi tolong jangan protes...
menurutku hal itu amat disayangkan....
sungguh bukanlah deskripsi yang lebih baik dibanding perjalanan hidupmu yang sebelumnya...
tapi hidupmu adalah jalanmu, pilihanmu...
so, enjoy your life, bro...
bersamanya...
dia..dengan wajah berekspresi keras itu...
dengan mata yang menyiratkan kekecewaan dan senyum yang diwarnai sedikit kebencian pada jalan hidupnya...
dan telah terbukti betapa kerasnya ia...
lewat insiden pagi itu kan?
berlebihan sekali tindakannya...
berlagak seolah semua akan takut padanya...
padahal jika aku mau...
aku bisa saja lebih keras menanggapinya di hari itu...
seolah dalam hidup ini hanya dia yang pernah punya masalah...
seolah masalahnya super besar dan seolah pengalamannya menjadi segunung dengan adanya masalah itu...
dan seolah apa pun dirinya yang sekarang adalah pencapaian terbesarnya...
sombong sekali....
ingin aku tertawa mendengar penuturannya yang menggurui dengan bangganya namun sayangnya saat itu aku terlanjur jengkel...



Lalu bro...
semua yang diutarakannya kudengar sebagai keberisikan...
aku mendadak jadi membencinya dengan sepenuh hati...
amat benci....
dan muak aku mendengar segala celotehannya yang berisik itu...
entah karena kala itu hatiku yang resah dan penuh sesak...
entah karena kala itu aku tak mampu berpikir jernih...
hingga di hari itu kurasakan aku teramat lemah dan letih...
berupaya melawan segala penghakiman yang (tak sepantasnya) ditujukan padaku...
karena aku tak sepenuhnya benar dan tak sepenuhnya salah....
bukankah itu sifat manusia?
tiada yang utuh benar dan tiada yang benar-benar bersalah...
tiada manusia yang sempurna di dunia...
semua yang terjadi di dunia ini ada alasannya...
dan setelahnya....
kenapakah kudengar ketidak berdayaan dalam nada bicaramu bro?
bukankah kebisingan dan keberisikan itu meminta penjelasan darimu?
dan aku dipaksa mendengarkan kala itu...
tapi tak kudengar sepatah pun darimu...
lalu ia kembali menanyaiku...
dengan intonasi tanya yang sama dengan sesaat sebelumnya ia menanyaiku...
aku jawab jujur...
dan kamu boleh marah untuk itu bro...
lalu, dalam percakapan itu, kuingat dirimu terus saja terdiam...
hanya sesekali bergumam tak jelas...
hingga keesokan harinya kudengar suaramu dengan nada tertekan...
penuh keterpaksaan...
sayangnya aku tak percaya itu murni dari hatimu...
apakah kebisingan dan keberisikan itu yang telah memaksamu bicara seperti itu?
aku turut prihatin jika itu benar...
prihatin akan ketidak berdayaanmu bro...
bukan seperti itu sosok bro yang kukenal...
tapi ya sudahlah...
terkadang...
entahlah....
aku berusaha untuk tak tertawa menuliskan semua ini...
karena aku merasa semuanya serba aneh....
kenapa begini?? dan...kenapa begitu??
pastinya ada alasan di balik ketidak berdayaan itu....
dan suatu saat tentu akan terungkap oleh waktu...


Bro...
Kenapakah siang di keesokan hari setelah pagi yang demikian sesak itu harus terlontar ratusan kata-kata balasan dariku?
kenapa aku seolah sengaja mengusik terik di siang itu?
dan kenapalah aku harus membalas?
entah karena kemarin dan kemarinnya lagi aku merasa diinjak-injak...
entah karena tiba-tiba muncul kekuatan dalam diriku yang berontak ingin keadilan...
ya...siapa pun pasti tak terima jika injakan itu amat sepihak dan seenaknya...
jujur...aku menyesalkan pagi yang sesak di kemarin dan kemarinnya lagi itu...


Bro...
kenapa aku selalu punya pertanyaan untukmu?
dan kenapa aku selalu ingin ada jawaban?
entah karena kita adalah teman baik...
teman diskusi...teman saling berbagi...
teman untuk sama-sama belajar dan sama-sama mencoba hal-hal baru...
bahkan boleh dibilang kita nyaris sahabat satu sama lainnya...
ya...jika tiada insiden menyesakkan di hari itu...
kita akan menjadi sahabat, duo yang powerful...
atau mungkin...
entah karena aku sedikit meyakini....
bahwa suatu saat nanti segala buram akan makin terang...
segala ragu akan makin jelas...
hingga sebuah kisah yang telah diukir tak lagi direlakan berakhir samar tanpa kejelasan...
ya...ini adalah akhir...
ujung jalan yang pernah dibicarakan...
senja yang datang tiba-tiba tanpa ketukan pintu...
dan bukankah senja akan indah jika kisah diakhiri dengan berani dan lapang hati???
tak apalah jika harus berakhir sedih...
apa salahnya kita berusaha hadapi???
apakah bijak memilih untuk terus bersembunyi?
tak perlu temu...
ada banyak cara bijak dan elegan untuk bicara dan mengakhiri...
tak inginkah bicarakan lagi dan akhiri dengan lebih sejati???
tapi...entahlah....
ini bukan pinta...
hanya puluhan tanya...
untukmu bro...
dan apa pun jawabmu...
kuhargai itu...
bahkan ketika diam adalah pilihanmu...
dan jika menurutmu cukup diakhiri seperti ini pun...
no problemo...
and....always be happy there, bro...


~ by fL0




*Puisi yang relatif panjang ini hanyalah sebuah puisi fiktif lainnya yang ada dalam imaji ^_~ bukanlah sebuah puisi yang perlu di-kepo-in wkwkwkwk... :D

No comments:

Post a Comment