Monday, November 2, 2009

Si Hitam Manis yang Sensitif & Seksi...







Mungkin selama ini kita menganggap rasa kopi pasti sama. Apa pun jenisnya. Sama seperti manusia, asal kopi menentukan karakternya. Lingkungan tempat tumbuhnya tercermin pada aroma dan rasanya.

Kopi Yaman adalah salah satu jenis kopi terbaik di dunia, yang biasa diminum para sufi di Kairo tahun 1510. Saat itu orang Eropa baru mengenal minuman menyegarkan ini. Jenis kopi ini pula yang digemari pionir demokrasi asal Perancis, Voltaire. Tak hanya jenis kopinya yang sama, biji kopi jenis Yaman dipetik dari pohon yang sama, ditumbuhkan di lahan yang sama, dan dikeringkan di tempat yang sama pula.

Kopi Yaman yang disebut juga kopi Arabika ini menjadi kesukaan para sufi di Kairo, Voltaire, dan orang-orang Eropa di abad silam. Arabika atau Coffea arabica adalah spesies kopi yang pertama ditemukan dan dibudidayakan hingga sekarang. Produksi kopi Arabika di seluruh dunia diperkirakan mencapai 70 persen dari seluruh jenis kopi.

Arabika adalah kualitas superior di dunia kopi. Daerah ideal tempat tumbuhnya ada pada ketinggian di atas 1000 meter di atas permukaan laut. Di bawah ketinggian itu, Arabika tidak bisa tumbuh dengan baik. Di dataran tinggi daerah tropis serta di atas tanah gunung berapi yang subur itu biji kopi arabika tumbuh perlahan, menjadi masak di udara sejuk.

Kopi Arabika pula yang pertama masuk ke Indonesia pada abad XVIII. Segera setelah dibudidayakan, arabika asal Jawa memimpin produksi kopi dunia. Hanya saja, penyakit yang dibawa oleh hama hemileia vasatrix menghancurkan tanaman arabika di Jawa pada saat itu. Lalu masuklah kopi robusta yang lebih bandel terhadap penyakit.

Kopi Robusta tak semanja arabika. Ia bisa hidup di bawah ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Hasil panenannya pun lebih banyak. Tapi, soal rasa, robusta memang tak bisa menandingi arabika. Kadar kafein robusta pun lebih tinggi. Arabika hanya mengandung 1 persen kafein, sedangkan robusta mengandung 2 persen kafein untuk setiap berat yang sama.

"Robusta masuk ke Indonesia belakangan ketika arabika habis kena penyakit di tahun 1878. Meski masuk belakangan, kopi robusta merajai produksi kopi Indonesia. 90% kopi di Indonesia adalah robusta," kata Mirza, Coffee Ambassador Starbucks Indonesia, pemegang gelar paling bergengsi di dunia perkopian dan satu-satunya di Indonesia ini. Dan jadilah Indonesia produsen kopi robusta terbesar di dunia.

Starbucks, kedai kopi dari Seattle AS, membagi kopi yang dijualnya menjadi tiga, berdasarkan asal kopi tumbuh. "Berdasarkan asalnya, kopi kami terbagi menjadi tiga region, yaitu semenanjung Arab dan Afrika, Amerika Latin, dan Asia Pasifik," kata Vanda, salah seorang coffee master Starbucks Indonesia.

Tentu dalam kenyataan pembagian kopi berdasar wilayah tak sesederhana itu. Kopi Indonesia yang masuk dalam wilayah Asia Pasifik terdiri dari berjenis-jenis, mulai dari kopi arabika sumatra lintong dan mandailing yang terkenal, sumatra gayo, kopi luwak, toraja, sampai jawa arabika. Demikian pula dengan kopi di wilayah lain. Sebut saja Amerika Latin yang kaya dengan berbagai macam kopi, mulai dari kopi meksiko, guatemala, el savador, Columbia, sampai kopi santos Brazil.

Kenneth Davis, seorang ahli kopi dari AS, mengaku kurang sreg dengan pembagian kopi berdasarkan wilayah. Menurutnya, suatu negara sangat luas, sedangkan daerah penanaman kopi itu sangat sempit. Sesama biji kopi asal Ethiopia yang diproses dengan cara kering tentu tak bakal sama dengan biji yang diproses secara basah. Namun ia mengaku secara umum kopi berkualitas dari suatu wilayah memang mirip, dan berbeda bila dibandingkan dengan biji dari wilayah lain.

Kelak ketika biji kopi itu dibakar dan mengeluarkan bau harum, ia akan menunjukkan identitas diri berdasarkan wilayahnya. Para barista atawa karyawan yang berjaga di balik gerai starbucks harus terampil mengidentifikasi kopi berdasarkan asalnya dengan mencium wanginya.

"Rasa kopi itu sesuai dengan karakteristik daerah asalnya. Kopi asal Afrika dan Arab rasanya fruity atau penuh dengan aroma buah-buahan sesuai dengan lingkungan di Afrika yang penuh dengan tumbuhan dan buah-buahan. Kopi Indonesia itu kental dengan aroma tanah yang baru tersiram air hujan, tetapi ada juga yang sarat dengan keharuman herbal alias jamu. Kopi Amerika Latin kaya dengan aroma kacang-kacangan, jeruk, coklat, dan sedikit rasa spicy," papar Vanda.

Karakter yang tercermin dari rasa itu meneguhkan kopi sebagai produk yang sangat sensitif terhadap lingkungan tempat tumbuhnya. Apa saja yang ditanam di sekitar tumbuhan kopi bisa mempengaruhi aromanya.

Taken From: Seri Gaya Hidup Sehat 'A Passion of Coffee'

No comments:

Post a Comment