Monday, November 2, 2009

Minum Kopi itu Sehat koq... :)






Kelezatan secangkir kopi seringkali dinikmati dengan sejumput rasa bersalah. Alasannya, ada tudingan kopi tidak baik bagi kesehatan. Ah, benarkah?

Ketika sedang menyusus tesis bertahun-tahun silam, Ninik L. Karim menghabiskan bercangkir-cangkir kopi hangat. Kopi bagi aktris dan dosen Fakultas Psikologi UI ini amat membantu kinerja otaknya.

Selesai menyusun tesis, kebiasaan meneguk secangkir kopi itu jalan terus. Pagi harinya serasa tak lengkap tanpa secangkir kopi. "Tanpa kopi serasa ada yang hilang," tutur wanita berusia 55 tahun ini.

Seringkali dengan bertambahnya usia, anak dan keponakannya mulai mengomeli kebiasaan minum kopi yang mereka nilai tak baik untuk kesehatan itu. Sebenarnya, Ninik ingin tetap menyeruput kopi.

"Belakangan saya minum kopi decaffeinated, tetapi begitu ketahuan anak atau keponakan, saya diomeli lagi," katanya tertawa.

Berulang kali dikritik sehubungan dengan kebiasaan minum kopinya itu, Ninik sering merasa bersalah setiap kali meneguk secangkir kopi. "Padahal, minum bergelas-gelas pun sebenarnya tak ada masalah dengan jantung saya," ujar peraih Piala Citra lewat Film Ibunda dan Pacar Ketinggalan Kereta di tahun 1980-an ini. Ia pun merasa heran mengapa tak boleh minum kopi lagi.


>>>> Intelektualitas Meninggi... <<<<<

Jika tahu sejarah kopi, mungkin perasaan berdosa tak lagi menghinggapi para penikmat kopi kelas berat seperti Ninik. Pada awal sejarahnya kopi digunakan cendekiawan muslim sebagai obat, bukan minuman beracun yang harus dihindari.

Awal mula penghujatan terhadap kopi dimulai ketika terbit cerita yang ditulis pengelana asal Jerman, Adam Oelshlazer, di abad ke-17. Dalam cerita berjudul Relation of a Voyage to Muscovie, Tartary, and Persia, ia prihatin pada Raja Persia yang begitu doyan kopi, tetapi kurang tertarik pada wanita.

Suatu hari ratu melihat seekor kuda jantan dikebiri. Sang Ratu menanyakan alasan pengebirian itu dan diberi tahu kalau si kuda jantan terlalu gesit dan liar, sehingga perlu dikebiri untuk dijinakkan. Lalu, ratu menyarankan kuda itu diberi kopi setiap pagi daripada dikebiri. Cerita ini, kata Kenneth Davis, seorang penulis dan ahli kopi, sempat menghancurkan perdagangan kopi selama 50 tahun di Perancis Selatan.

Dosa kopi akhirnya ditemukan secara ilmiah. Zat alkaloid pahit tak berbau dalam kopi yang disebut kafein ditemukan pada tahun 1685 oleh Dr. Philippe Sylvestre Duvour.

Ia menemukan zat-zat kimia dalam kopi secara akurat dan mengujinya pada manusia. Dari situ ia berkesimpulan, ada orang yang dapat menikmati kopi dengan nyaman, ada yang tidak. Bahkan, ia menemukan ada sejumlah kecil orang yang malah tidur lebih nyenyak setelah minum kopi, karena biji kopi melenyapkan kekhawatiran dan kegelisahan dalam diri mereka.

Setelah itu berbagai penelitian soal efek kopi pada kesehatan dilaksanakan. Salah satunya dilakukan oleh Dr.J.Murdoch Ritchie, berjudul The Pharmacological Basis of Therapeutic. Sisi positif kafein, kata Ritchie, adalah menjadikan aliran pikiran lebih cepat dan jernih serta mengusir rasa kantuk dan lelah.

Setelah menkonsumsi kafein, seseorang bisa meraih pencapaian intelektual yang lebih tinggi. Berkat kafein pula, aktivitas motorik dan stimuli panca indra jadi lebih lancar.

Efek kafein akan terasa setelah mengkonsumsi satu atau dua cangkir kopi. Dengan sejumlah kopi itu detak jantung meningkat, pembuluh darah melebar. Lantas pergerakan cairan dan kotoran padat dalam tubuh bakal dipercepat.



>>>>> 10 gram Mematikan... <<<<<

Sisi negatifnya, peminum kopi berat akan mengalami kekhawatiran kronis, gelisah, dan lekas marah. Dosis kopi sangat besar atau setara dengan sepuluh cangkir kopi kental yang diminum berturut-turut, menghasilkan efek beracun, yaitu muntah, demam, kedinginan, dan mengalami kebingungan mental. Dosis kafein yang mematikan adalah setara dengan seratus cangkir, atau 10 gram kafein.

Minum kopi berlebihan hanya menjadikan kopi minuman beracun. Jadi, minumlah kopi dalam jumlah wajar. Seberapa banyakkah jumlah sewajarnya itu? Belum ada penelitian yang bisa menjawabnya.

Sejauh ini belum ada laporan efek negatif kopi dari dosis kafein sebanyak 300 mg sehari. Satu gelas kopi rata-rata mengandung 100 mg kafein. Artinya, aman-aman saja jika kita minum 3 cangkir kopi sehari.

Itu hanya perkiraan kasar. Sebab, dalam sehari kita bisa mengkonsumsi kafein dari cola, permen coklat batangan, dan pil obat sakit kepala, selain kopi. Harus diingat pula bahwa reaksi tiap orang terhadap kafein tak sama. Ada yang baik-baik saja walaupun minum 5 cangkir kopi, ada pula yang tak bisa minum kopi sedikit pun!



Taken From: Majalah Seri Gaya Hidup Sehat 'a passion of coffee'

No comments:

Post a Comment