Monday, May 3, 2010

Andrie Wongso

Anda pasti akrab dengan seruan motivatifnya: "Success is my right!" Tentu kalimat itu tidak muncul begitu saja. Ada kisah di baliknya, yaitu berbagai tempaan hidup yang menerpa diri dan keluarganya sejak kecil.

Andrie tumbuh di tengah keluarga sederhana. Ibunya berjualan pisang goreng di kantin sebuah sekolah di Malang, Jawa Timur, kota kelahirannya. Setelah peristiwa G 30 S, sekolahnya ditutup. Hal ini berdampak kepada mandegnya dua hal: arus keuangan keluarganya dan pendidikan formal Andrie. "Jadi sekarang gelar di belakang nama saya adalah SDTT, TBS (Sekolah Dasar Tidak Tamat, Tapi Bisa Sukses)," katanya.

Untunglah ibu Andrie tidak mudah putus asa. Ia melanjutkan berjualan sendiri di rumah, dibantu Andrie serta kakak dan adiknya. Mereka menjajakan kue yang dibuat ibunya keliling kampung. Dari situlah usaha terus tumbuh dan membesar. "Ibu saya telah memberi teladan bahwa masalah yang terjadi dalam hidup ini untuk diatasi, bukan dikeluhkan," kenangnya.

Menyadari hal itu, semangat hidup Andrie terpompa. Maka Andrie (kala itu berusia 22) hijrah ke Jakarta dan bertekad menghadapi apa pun dengan berani dan jujur. Dari menjadi salesman, guru kungfu, bintang film hingga sukses seperti sekarang. "Al-Quran punya ajaran universal yang sangat bagus, bahwa ALLAH tidak akan mengubah nasib kalau kita tidak berupaya mengubah diri kita sendiri," ujarnya. Dengan kata lain, lanjutnya, manusia telah diberi hak untuk mengubah dirinya sendiri, dan ALLAH akan membantu, entah dengan cara apa. Karena sudah menjadi hak, maka bekerjalah dengan keras, berpagarkan bingkai benar, baik, dan halal.

Kalau kesadaran itu sudah tumbuh, langkah selanjutnya adalah membesarkan mimpi kita. Dengan bekal kesadaran 'sukses itu hak kita', maka mimpi akan mudah diraih. "Sukses bukanlah keberuntungan, bukan pula kebetulan dan instan. Sukses itu berproses, dan ada banyak unsur yang berperan: kita sendiri, orang lain, waktu dan Tuhan," serunya.


Taken From: Reader's Digest Indonesia

No comments:

Post a Comment