Saturday, March 13, 2010

Mengatasi Rasa Panik...

Sebenarnya ada beberapa hal yang paling ditakuti manusia. Di antaranya, takut ketinggian, dan takut bicara di depan banyak orang. Ceramah, pidato, kata sambutan, atau pun diwawancara adalah sebagian contoh bicara di depan banyak orang. Zaman sekarang yang namanya public speaking sudah menjadi tuntutan.

Namun kenyataannya ngomong di depan orang banyak nggak semudah membalikkan telapak tangan. Sering kali kita terserang penyakit yang namanya demam panggung alias panik dengan gejala, mulut jadi kelu, keringat membanjir, nafas sesak, atawa tangan gemetar. Sehingga, bukannya suara yang keluar, malah wajah jadi pucat pasi.

Tapi, jangan khawatir, hal-hal seperti ini memang sudah lumrah terjadi terutama bagi kita yang belum terbiasa tampil di depan publik. Bahkan, orang-orang terkenal dari orator ulung sampai politisi pun terkadang masih terserang grogi. Berikut ini ada tips mengatasi rasa panik tsb:


MANTAPKAN NIAT

Untuk yang satu ini sangatlah penting dilakukan. Tidak hanya jika kita harus pidato atau ceramah, melainkan pada setiap tindakan yang kita lakukan haruslah disertai niat yang tulus ikhlas hanya mengharap ridho ALLAH SWT. Karena baik buruknya hasil usaha tergantung niat. Jadi, sesaat sebelum naik panggung, pejamkan mata dan berdo'a dalam hati kemudian "Bismillah..." pasti hati akan tenang dan tidak tegang lagi.


BERDIRI DENGAN PERCAYA DIRI TANPA DIBUAT-BUAT

Jangan takut mengekspresikan diri. Namun sebaiknya tidak meniru-niru gaya orang lain.


APABILA SHOCK DENGAN KEHADIRAN PENONTON

Ciptakan main set dalam pikiran dan anggap mereka tidak ada. Tapi jika itu sulit, tataplah mata hadirin karena itu akan membuat kita lebih pe-de.


BICARALAH DENGAN VOLUME SUARA YANG PAS

Tidak terlalu pelan atau kencang apalagi teriak-teriak (ntar malah disangka marah-marah).


AGAR PEMBICARAAN TIDAK MELEBAR KEMANA-MANA

Sebaiknya buat out line atawa kerangka pikiran terlebih dahulu. Gunakanlah kata-kata atow kalimat yg familiar dan mudah dicerna, agar hadirin tidak bingung dengan logika kata atawa kalimat yang kita ungkapkan.



Sumber: eL - Ka

No comments:

Post a Comment