Wednesday, April 16, 2014

Quotation ~ by Dr. Taufiq el Hakim

Berikut ini quotation yang dikutip dari sebuah buku yang memuat terjemahan karya seorang sastrawan besar Muslim Mesir yang sukses menggemparkan jagat sastra Eropa.


>> Jangan bersedih atas apa yang tidak bisa kau dapatkan, jangan membenarkan apa yang tidak mungkin terjadi.

>> Hidup di dunia ini tidak ada hakikat yang pasti. Apa yang kita katakan kebaikan, keindahan, keadilan, kebebasan, tidak lain adalah hal-hal yang jika terus bertambah, akan berubah menjadi sesuatu yang baru yang menjadi kebalikannya. Semakin jauh jarak kebebasan berjalan, ia akan berubah menjadi perbudakan. Demikian pula keadilan, semakin jauh ia menuju puncak, akhirnya ia berubah menjadi kezhaliman. Juga keindahan yang sudah melampaui batas akan berubah menjadi buruk, dan kebaikan berubah jadi kesesatan. Bahkan, batas-batas geografis di dunia ini pun tidak tetap.

>> Jika Timur terus memanjang sampai ujung, serta merta ia berubah menjadi Barat. Keindahan bulan dan bintang-bintang yang selalu didendangkan oleh para penyair pun berganti menjadi teror yang menyakitkan jika jaraknya berubah. Tak ada hakikat-hakikat yang tetap dalam hidup di dunia ini. Segala sesuatunya jauh dan berjarak. Mana hakikat dalam diri kita, dalam cermin cekung itu? Cermin ini memantulkan citra-citra yang berbeda dari kenyataan yang sebenarnya.

>> Saat jarak antara diri kita dengan cermin itu semakin jauh, citra yang kita dapat semakin berubah, yang baik menjadi buruk. Kebenaran berada di luar cermin cekung itu! Sangat jauh.

>> Kita hidup di dunia ini bukan karena kehendak kita, dan kita pun tidak bisa membebaskan diri dan keluar dari kehidupan ini dengan kehendak sendiri.

>> Sesungguhnya perempuan lebih luas dan lebih misterius dibanding beberapa hal di dunia ini. Perempuan laksana dunia. Manusia tidak tahu bagaimana cara mengerti hatinya, dan tidak pula cara menguasainya.

>> Cinta laksana dawai hati yang mengalun. Setiap kali akal memainkan satu dawainya, nada itu akan semakin bertambah.

>> Cinta adalah puisi. Makna-maknanya keluar dari hati, keindahannya akan sirna jika dalam napasnya disisipi akal.

>> Cinta adalah kabar yang berasal dari hati, kemudian akal mempertanyakan dan membantahnya. Tetapi, hati tetap percaya pada kabar itu dan bersikukuh memberitakannya. Dan hati pun siap menanggung akibat atas pemberitaan itu.

>> Ide lahir kemudian mati, atau mati sebelum sempat lahir ke dunia ini seperti miliaran ide manusia yang lain, yang memukul-mukul miliaran batok kepala manusia, bermiliar kali dalam miliaran peluang.

No comments:

Post a Comment