Hingga kini, orang Arab akan mengatakan “baik laksana merpati Makkah” sebagai analogi bagi seseorang yang baik.
Kerumunan merpati memang banyak ditemukan di dunia, seperti di lapangan kota London, atau seputar gereja Notterdam, Paris. Namun, merpati-merpati itu berbeda dengan merpati Makkah.
Sebagian penulis sejarah Arab menduga bahwa merpati yang berada di seputar Baitullah, Makkah, dan Madinah adalah keturunan sepasang merpati yang dulu pernah membangun sarangnya di depan goa tempat Nabi Muhammad S’AW dan Abu Bakar ash-Shiddiq bersembunyi dari kejaran orang-orang musyrik Quraisy. Kala itu, kaum musyrik Quraisy mengutus rombongan untuk mengejar Nabi S’AW dan membawanya kembali ke Makkah. Mereka sadar, jika Nabi Muhammad S’AW lolos, penduduk Madinah yang saat itu masih bernama Yatsrib akan menerimanya dengan tangan terbuka. Sebab, penduduk Madinah sudah cenderung menerima ajakan Rasulullah S’AW. Di kemudian hari, Madinah menjadi pusat pergerakan Islam yang pada gilirannya terus meluas ke seluruh penjuru dunia demi menyelamatkan dan menuntun umat manusia ke jalan yang mulia dan diridhoi ALLAH SWT.
Ketika menyaksikan sepasang merpati bersarang di pintu masuk goa, orang-orang musyrik itu akhirnya memastikan tidak ada orang di dalamnya. Jika ada, merpati itu pasti terganggu dan meninggalkan sarangnya. Para pengejar itu pun menjauhi goa dan mencarinya di tempat lain.
Seringkali jamaah haji menyaksikan gerombolan merpati yang jinak tersebut sedang mengelilingi Ka’bah. Bahkan, kalau dihitung, merpati-merpati itu berputar sebanyak tujuh kali, seolah-olah sedang bertawaf. Wajar saja bila hal ini sukar dipercayai. Namun, patut diingat bahwa secara tersirat ALLAH SWT Mensinyalir persoalan ini dalam firman-Nya:
“Tidakkah kamu mengetahui bahwa segala yang di langit dan di bumi, dan juga burung dengan mengembangkan sayapnya, bertasbih kepad ALLAH. Masing-masing telah mengetahui cara sembahyang dan tasbihnya, dan ALLAH Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan.” (QS. An-Nur [24]:41).
Selain itu, terdapat sebuah kasus yang lebih mengherankan. Langit di wilayah Jazirah Arab sebenarnya dipenuhi beragam jenis burung pemangsa, seperti elang dan alap-alap. Merpati adalah mangsa empuk burung elang. Namun tidak akan pernah terlihat seekor elang pun berputar-putar mengincar mangsanya di langit Makkah atau Madinah. Mengapa demikian? Tentu sudah menjadi kehendak ALLAH SWT untuk menjadikan tempat tersuci ini sebagai tempat yang penuh kedamaian.
Penduduk Makkah menyukai kerumunan merpati yang jumlahnya ratusan ribu memadati kotanya. Mereka bersepakat untuk tidak menyembelih merpati-merpati itu.
Sumber: Ensiklopedi Al-Qur’an
No comments:
Post a Comment