Tuesday, February 22, 2011

Tuna Netra pun Bebas Membaca

Mendapatkan informasi dan pengetahuan seluas-luasnya adalah hak setiap orang. Tak pelak, salah satu sumbernya adalah dengan membaca.

Yayasan Mitra Netra (mitranetra.or.id) pun berusaha tak mengecualikan kaumnya. Bekerja sama dengan Perpustakaan Pendidikan Nasional (library@senayan) di Gedung A Depdiknas, Jakarta, para penyandang tuna netra bebas 'membaca' seluruh 18000 judul koleksi buku dan 80 jurnal dari dalam maupun luar negeri perpustakaan itu.

Kok bisa? Jawabannya adalah JAWS, perangkat lunak pembaca layar (screen reader). Buku atau majalah yang ingin 'dibaca' dipindai dengan scanner, kemudian software 'open book' mengubah teks ke format digital, dan dibacakan JAWS melalui earphones atau speaker.

Menurut Bambang Basuki, Direktur Eksekutif Yayasan Mitra Netra, program ini merupakan yang pertama di Indonesia, sekaligus di dunia. Karena itu, proyek ini menjadi uji coba dan percontohan bagi perpustakaan lain, agar mengikuti jejak mereka.

"Para penyandang tuna netra tak lagi terbatas pada buku2 berhuruf Braille yang jumlahnya sedikit. Kesempatan mengakses pengetahuan yang setara dengan orang yang bisa melihat dan membaca pun bisa dicapai," ujarnya.



Sumber: RDI

No comments:

Post a Comment