MODAL SUKSES ADA DALAM DIRI SENDIRI
Menjadi seorang motivator bukanlah sesuatu yang disengaja oleh Mario Teguh. Sebenarnya cita-citanya dulu adalah menjadi seorang profesional dengan jabatan yang tinggi kemudian segera berhenti untuk menjadi kosultan & pembicara publik. Namun, di tengah perjalanan mengejar cita-citanya itu ia melihat banyak orang yang memerlukan bantuan.
Dalam menempuh kehidupan, banyak orang merasa menderita dan putus asa. Ia melihat keputusasaan itu disebabkan mereka banyak mensyaratkan untuk menjadi orang sukses. Dan sebagian besar syarat itu diletakkan di luar diri mereka sehingga mereka tidak menoleh ke dalam dirinya. Karena tak melihat, mereka tak mengetahui modal sukses itu sebenarnya ada dalam diri mereka sendiri.
Saat orang memiliki keinginan, cita-cita, atau harapan, saat itu pula Tuhan Memberi izin sekaligus Memberinya kekuatan untuk mewujudkannya. "Tuhan takkan Memberi manusia keinginan tanpa Memberinya pula kekuatan untuk mewujudkan." Kata pria yang pernah berkarir di banyak perusahaan itu.
Kekuatan yang Diberikan Tuhan itulah sebenarnya modal untuk menjadi sukses. Namun tak semua orang mengetahuinya, sehingga membutuhkan seseorang untuk menunjukkannya. Orang yang sudah mengetahui modal yang ada dalam dirinya akan lebih semangat menjalankan hidup.
Kalau hidupnya sudah bersemangat, seseorang akan melihat penderitaan yang sekarang dialami dari sudut pandang yang berbeda. Penderitaan itu sebenarnya suatu fase penyiapan bagi dirinya. Mario Teguh memberi ungkapan, "selembar tembaga perlu ditempa, dipukul-pukul dengan palu untuk menjadi wadah yang cantik." Pria kelahiran Makassar itu pun menambahkan, "Untuk menjadi sebuah seruling yang mengeluarkan bunyi yang merdu perlu dilukai dengan pisau dan ditusuk dengan besi yang membara."
Orang tak perlu mengeluh dengan kegagalan dan penderitaan, karena kegagalan dan penderitaan itu tak permanen. Sebaliknya, orang juga tak seharusnya sombong dengan keberhasilan dan kesuksesannya karena keberhasilan dan kesuksesan itu juga tak permanen.
ANUGERAH MEMULIAKAN IBU
Saat duduk di bangku sekolah menengah, Mario Teguh berkesempatan mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika. Dalam program itu, ia ditempatkan pada sebuah keluarga dengan ibu angkat. Ia diperlakukan dengan baik oleh ibu angkatnya itu seperti anaknya sendiri.
Setiap kali Mario Teguh menanyakan kabar hari ini, ibu angkatnya selalu menjawab "Super!". Demikian juga tatkala ia mendapat suatu prestasi, ibu angkatnya juga memujinya dengan "Super!". Lama-kelamaan ia menjadi terbiasa dengan sebutan super untuk merujuk pada sesuatu yang luar biasa.
Mario Teguh tetap melestarikan kebiasaannya menyebut "Super!" meski ia sudah tak bersama ibu angkatnya lagi. Ia ingin menghormatinya sekaligus memuliakannya karena ibu kandungnya berpesan untuk menghormatinya seperti ibunya sendiri. Kata "Super!" kemudian ia gunakan pada setiap kesempatan mengisi ceramah, baik di radio maupun televisi. Sampai akhirnya ia dikenal dengan salam "Super!".
Banyak orang tergugah semangatnya dengan salam itu dan menyebutnya sebagai kata-kata yang brilian dan jenius. Mario Teguh hanya bilang, "Itulah buah dari memuliakan seorang ibu."
Taken From: Majalah ALiF (Alhamdulillah it's Friday) :))))
Saturday, January 23, 2010
Pembuatan Briket Arang Sampah...
Sampah juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Memang belum lazim dilakukan, namun tak ada salahnya jika dicoba. Siapa tahu briket arang sampah ini bisa menghemat anggaran belanja bahan bakar sampai sekian ribu rupiah. Apalagi jika di sekitar kita terdapat tumpukan sampah yang menggunung dan sudah kering pula.
Briket arang sampah ini biasanya hanya dapat dibuat dari sampah jenis rubbish. Itu pun yang tergolong ke dalam sampah tak mudah lapuk yang bisa terbakar. Contohnya adalah sampah-sampah kertas, kardus, kayu. Sampah jenis garbage juga bisa diikutsertakan, asalkan sudah kering. Contohnya adalah bekas daun pembungkus. Tentu saja sampah garbage yang basah dan tak mungkin bisa dikeringkan, tidak perlu dipaksakan untuk disertakan dalam pembuatan briket arang sampah ini. Karena selain tak akan hangus dan tak akan bisa menjadi arang, nantinya jelas akan menurunkan mutu briket arang.
Jika kita ingin mencobanya barangkali bisa memilih salah satu dari beberapa cara pembuatan briket arang sampah seperti yang diuraikan di bawah ini:
BRIKET ARANG SAMPAH MENGGUNAKAN PEREKAT DAUN
Sesuai dengan namanya, dalam pembauatan briket arang model ini, daun tanaman (yang masih basah) memang sengaja dicampurkan untuk merekatkan briket arang sampah agar bisa dibentuk. Bahan pembuatan briket arang sampah ini sebaiknya terdiri atas 87.5% sampah kering yang bisa terbakar (persentase setelah sampah dibakar dan ditumbuk), dan 12.5% persen daun tanaman yang masih segar sebagai perekat (pesentase setelah daun ditumbuk). Cara membuatnya adalah sebagai berikut:
1. Sampah kering dimasukkan ke dalam drum bekas sampai setebal 10 cm. Ingat, jangan dipadatkan! Sampah ini segera dibakar. Selanjutnya, setelah sampah pertama terbakar selama kurang lebih 15 menit, sampah ke-2 dimasukkan setebal 10 cm dan dibakar sampai habis, demikian seterusnya. Selama proses pembakaran ini, sampah perlu sekali-sekali diaduk agar semua sampah terbakar dengan sempurna.
2. Untuk mengurangi masuknya oksigen ke dalam drum, mulut drum perlu agak ditutup. Dengan demikian, api tidak akan berkobar-kobar dan bakaran sampah akan mengeluarkan kepulan asap. Dengan cara pembakaran demikian diharapkan sampah akan menjadi arang dengan sempurna.
3. Pembakaran diteruskan dan dilakukan persis seperti pada langkah (1) tadi sampai semua sampah habis. Sampah terakhir dibiarkan terus terbakar sampai selama 45-60 menit agar pembakarannya sempurna. Selanjutnya, arang sampah di dalam drum disiram air sampai tidak membara lagi.
4. Kalau arang sampah di dalam drum sudah cukup dingin, segera dikeluarkan dari dalam drum dan ditampung di dalam alat penumbuk. Arang sampah dihaluskan.
5. Di lain alat penumbuk, daun-daun tanaman yang akan dimanfaatkan sebagai perekat ditumbuk juga sampai lumat.
6. Kedua bahan yang telah ditumbuk tadi (4 dan 5) dicampur jadi satu hingga benar-benar tercampur/menyatu. Campuran ini lalu dicetak. Bentuknya bisa apa saja, terserah/sesuai kesukaan kita. Bisa berbentuk bola-bola, bisa menyerupai kue putu, bisa berbentuk batangan, atau bahkan hanya berbentuk lempengan saja. Selanjutnya, dijemur sampai kering. Briket arang sampah telah bisa segera dimanfaatkan.
BRIKET ARANG SAMPAH TANPA PEREKAT DAUN
Pada dasarnya, langkah pembuatannya sama persis dengan pembuatan briket arang sampah dengan perekat daun. Hanya bedanya, karena briket ini tidak dicampur gilingan daun sebagai perekat, maka gampang sekali pecah dan sangat rapuh. Untuk itu, briket arang sampah tanpa perekat daun ini tidak bisa dicetak. Dengan demikian, begitu adonan briket siap, segera "dicetak" di mulut anglo (pembakaran dari tanah liat bakaran). Bagian mulut anglo yang berlubang-lubang disisipi gulungan kertas, agar nantinya briket arangnya juga akan berlubang-lubang sehingga tidak menyulitkan pembaraan sewaktu digunakan. Gulungan kertas ini harus diangkat segera sesudah adonan briket diisikan ke mulut anglo. Setelah briket arang kering sudah tidak bisa lagi dipindahkan dan diangkat-angkat dari mulut anglo, dan karena itu harus dimanfaatkan dulu sebelum mulut anglo diisi dengan briket arang sampah selanjutnya.
Buku Sumber: Memproses Sampah (by. Ir. Wied Harry Apriadji)
Briket arang sampah ini biasanya hanya dapat dibuat dari sampah jenis rubbish. Itu pun yang tergolong ke dalam sampah tak mudah lapuk yang bisa terbakar. Contohnya adalah sampah-sampah kertas, kardus, kayu. Sampah jenis garbage juga bisa diikutsertakan, asalkan sudah kering. Contohnya adalah bekas daun pembungkus. Tentu saja sampah garbage yang basah dan tak mungkin bisa dikeringkan, tidak perlu dipaksakan untuk disertakan dalam pembuatan briket arang sampah ini. Karena selain tak akan hangus dan tak akan bisa menjadi arang, nantinya jelas akan menurunkan mutu briket arang.
Jika kita ingin mencobanya barangkali bisa memilih salah satu dari beberapa cara pembuatan briket arang sampah seperti yang diuraikan di bawah ini:
BRIKET ARANG SAMPAH MENGGUNAKAN PEREKAT DAUN
Sesuai dengan namanya, dalam pembauatan briket arang model ini, daun tanaman (yang masih basah) memang sengaja dicampurkan untuk merekatkan briket arang sampah agar bisa dibentuk. Bahan pembuatan briket arang sampah ini sebaiknya terdiri atas 87.5% sampah kering yang bisa terbakar (persentase setelah sampah dibakar dan ditumbuk), dan 12.5% persen daun tanaman yang masih segar sebagai perekat (pesentase setelah daun ditumbuk). Cara membuatnya adalah sebagai berikut:
1. Sampah kering dimasukkan ke dalam drum bekas sampai setebal 10 cm. Ingat, jangan dipadatkan! Sampah ini segera dibakar. Selanjutnya, setelah sampah pertama terbakar selama kurang lebih 15 menit, sampah ke-2 dimasukkan setebal 10 cm dan dibakar sampai habis, demikian seterusnya. Selama proses pembakaran ini, sampah perlu sekali-sekali diaduk agar semua sampah terbakar dengan sempurna.
2. Untuk mengurangi masuknya oksigen ke dalam drum, mulut drum perlu agak ditutup. Dengan demikian, api tidak akan berkobar-kobar dan bakaran sampah akan mengeluarkan kepulan asap. Dengan cara pembakaran demikian diharapkan sampah akan menjadi arang dengan sempurna.
3. Pembakaran diteruskan dan dilakukan persis seperti pada langkah (1) tadi sampai semua sampah habis. Sampah terakhir dibiarkan terus terbakar sampai selama 45-60 menit agar pembakarannya sempurna. Selanjutnya, arang sampah di dalam drum disiram air sampai tidak membara lagi.
4. Kalau arang sampah di dalam drum sudah cukup dingin, segera dikeluarkan dari dalam drum dan ditampung di dalam alat penumbuk. Arang sampah dihaluskan.
5. Di lain alat penumbuk, daun-daun tanaman yang akan dimanfaatkan sebagai perekat ditumbuk juga sampai lumat.
6. Kedua bahan yang telah ditumbuk tadi (4 dan 5) dicampur jadi satu hingga benar-benar tercampur/menyatu. Campuran ini lalu dicetak. Bentuknya bisa apa saja, terserah/sesuai kesukaan kita. Bisa berbentuk bola-bola, bisa menyerupai kue putu, bisa berbentuk batangan, atau bahkan hanya berbentuk lempengan saja. Selanjutnya, dijemur sampai kering. Briket arang sampah telah bisa segera dimanfaatkan.
BRIKET ARANG SAMPAH TANPA PEREKAT DAUN
Pada dasarnya, langkah pembuatannya sama persis dengan pembuatan briket arang sampah dengan perekat daun. Hanya bedanya, karena briket ini tidak dicampur gilingan daun sebagai perekat, maka gampang sekali pecah dan sangat rapuh. Untuk itu, briket arang sampah tanpa perekat daun ini tidak bisa dicetak. Dengan demikian, begitu adonan briket siap, segera "dicetak" di mulut anglo (pembakaran dari tanah liat bakaran). Bagian mulut anglo yang berlubang-lubang disisipi gulungan kertas, agar nantinya briket arangnya juga akan berlubang-lubang sehingga tidak menyulitkan pembaraan sewaktu digunakan. Gulungan kertas ini harus diangkat segera sesudah adonan briket diisikan ke mulut anglo. Setelah briket arang kering sudah tidak bisa lagi dipindahkan dan diangkat-angkat dari mulut anglo, dan karena itu harus dimanfaatkan dulu sebelum mulut anglo diisi dengan briket arang sampah selanjutnya.
Buku Sumber: Memproses Sampah (by. Ir. Wied Harry Apriadji)
Ibadah dalam Safar (Bepergian)...
RUKHSHAH (KERINGANAN) KETIKA SAFAR
Keringanan apa saja yang telah diberikan Islam kepada mereka yang melakukan safar?
Syariat telah menetapkan bahwa seseorang yang safar itu disunnahkan mengambil rukhshah untuk meringankan safarnya. Hal ini bisa dilakukan bila dia mulai berpisah dari rumahnya. Dan di antara keringanan safar adalah diperbolehkannya meng-qashar dan menjamak sholat, membasuh khuf (sepatu selop) selama tiga hari, sholat nafilah di atas kendaraan, dan berbuka dari shaumnya. ALLAH SWT Berfirman: "Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah berdosa kamu meng-qashar sholat, jika kamu takut diserang orang kafir, sesungguhnya orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. (An-Nisa'[4]: 101)
TIDAK MENDAPATKAN AIR UNTUK BERSUCI DI PERJALANAN
Ketika safar terkadang kita mudah mendapatkan air untuk bersuci, tapi sesekali kita kesulitan mencari air. Maka apakah ketika itu bisa langsung tayamum ataukah mencari air di tempat lain dan menunda sholat sampai pada akhir waktunya?
Menurut Syaikh Utsaimin, bila diyakini bahwa di tempat lain ada air, atau kemungkinan besar bisa mencari air di tempat lain, maka hendaknya menunda sholat sampai akhir waktu sholat tersebut sehingga mendapatkan air. Namun, bila diyakini tidak akan mendapatkan air, atau tidak jelas kapan mendapatkan air, maka lebih baik tayamum dan sholat di awal waktunya.
BAGI MUSAFIR YANG TIDAK MAMPU BERSUCI DARI JANABAT
Bila kita seorang musafir dan terkena kewajiban mandi besar untuk bersuci dari hadats besar, padahal kondisi teramat dingin, dan kita benar-benar bisa memperkirakan bila memaksakan diri untuk mandi akan menambah sakit kita, maka boleh bertayamum. Tetapi kita harus benar-benar bisa memperkirakan kondisi kita, karena tidak benar bila alasannya hanya karena dingin.
CARA TAYAMUM
Bagaimanakah cara tayamum yang benar?
Tayamum berarti memilih tanah atau debu dengan tujuan bersuci agar menjadi boleh apa-apa yang diperbolehkan setelah wudhu. Caranya, pertama, meletakkan kedua tangan di tanah satu kali, lalu mengusapkan kedua tangan ke muka, dan terakhir mengusap bagian luar tangan oleh bagian dalam tangan. Nabi S'AW bersabda: "Telah dijadikan bumi ini sebagai tempat sujud dan tempat yang suci bagiku dan umatku. Maka di mana saja seseorang dari umatku mendapatkan waktu sholat, dia bisa jadikan tempat itu sebagai tempat sholat dan tempat yang suci. (HR. Ahmad)
Wallahu a'lam bish showwab
Taken From:
Buku 'Muslimah Bepergian' (Tanya Jawab Seputar Safar Wanita) terbitan Media Zikir.
Keringanan apa saja yang telah diberikan Islam kepada mereka yang melakukan safar?
Syariat telah menetapkan bahwa seseorang yang safar itu disunnahkan mengambil rukhshah untuk meringankan safarnya. Hal ini bisa dilakukan bila dia mulai berpisah dari rumahnya. Dan di antara keringanan safar adalah diperbolehkannya meng-qashar dan menjamak sholat, membasuh khuf (sepatu selop) selama tiga hari, sholat nafilah di atas kendaraan, dan berbuka dari shaumnya. ALLAH SWT Berfirman: "Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah berdosa kamu meng-qashar sholat, jika kamu takut diserang orang kafir, sesungguhnya orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. (An-Nisa'[4]: 101)
TIDAK MENDAPATKAN AIR UNTUK BERSUCI DI PERJALANAN
Ketika safar terkadang kita mudah mendapatkan air untuk bersuci, tapi sesekali kita kesulitan mencari air. Maka apakah ketika itu bisa langsung tayamum ataukah mencari air di tempat lain dan menunda sholat sampai pada akhir waktunya?
Menurut Syaikh Utsaimin, bila diyakini bahwa di tempat lain ada air, atau kemungkinan besar bisa mencari air di tempat lain, maka hendaknya menunda sholat sampai akhir waktu sholat tersebut sehingga mendapatkan air. Namun, bila diyakini tidak akan mendapatkan air, atau tidak jelas kapan mendapatkan air, maka lebih baik tayamum dan sholat di awal waktunya.
BAGI MUSAFIR YANG TIDAK MAMPU BERSUCI DARI JANABAT
Bila kita seorang musafir dan terkena kewajiban mandi besar untuk bersuci dari hadats besar, padahal kondisi teramat dingin, dan kita benar-benar bisa memperkirakan bila memaksakan diri untuk mandi akan menambah sakit kita, maka boleh bertayamum. Tetapi kita harus benar-benar bisa memperkirakan kondisi kita, karena tidak benar bila alasannya hanya karena dingin.
CARA TAYAMUM
Bagaimanakah cara tayamum yang benar?
Tayamum berarti memilih tanah atau debu dengan tujuan bersuci agar menjadi boleh apa-apa yang diperbolehkan setelah wudhu. Caranya, pertama, meletakkan kedua tangan di tanah satu kali, lalu mengusapkan kedua tangan ke muka, dan terakhir mengusap bagian luar tangan oleh bagian dalam tangan. Nabi S'AW bersabda: "Telah dijadikan bumi ini sebagai tempat sujud dan tempat yang suci bagiku dan umatku. Maka di mana saja seseorang dari umatku mendapatkan waktu sholat, dia bisa jadikan tempat itu sebagai tempat sholat dan tempat yang suci. (HR. Ahmad)
Wallahu a'lam bish showwab
Taken From:
Buku 'Muslimah Bepergian' (Tanya Jawab Seputar Safar Wanita) terbitan Media Zikir.
Panduan Menyehatkan Jiwa...
Judul: Menjadi Manusia Pilihan dengan Jiwa Besar [10 Langkah Praktis Menyehatkan Jiwa]
Penulis: Dr. Muhammad Thohir, SpKJ
Penerbit: Lentera Hati
Tahun: Agustus 2009
Volume 436 + xii halaman
"Wahai manusia, telah datang kepadamu Al-Quran sebagai pelajaran dari Tuhanmu dan obatnya apa yang di dalam dada (jiwa) serta hidayah dan rahmat bagi orang-orang yang beriman" [QS. Yunus [10]: 57].
Kebahagiaan hakiki manusia sebenarnya ada pada jiwa yang sehat. Betapa pun seseorang memiliki harta berlimpah, kalau jiwanya tidak sehat, pastinya bisa mengalami derita rohani yang hingga saat ini mewarnai kehidupan manusia. Banyak cara bisa dilakukan untuk menghindari stress atau depresi. Salah satunya dengan mengolah jiwa dengan pendekatan psikologi religius.
Buku bertajuk Menjadi Manusia Pilihan dengan Jiwa Besar (MMPdJB) 10 Langkah Praktis Menyehatkan Jiwa seolah membuka cakrawala pentingnya pendekatan psikologi religius untuk memelihara kesehatan jiwa manusia. Penulisnya, dr. Muhammad Thohir, SpKJ membeberkan psikologi religius tersebut dalam bab-bab yang membahas 10 poin menuju jiwa yang sehat. Misalnya, bab "10 Langkah Menuju Jiwa Sehat" [49-133] dan "Aplikasi Praktis 10 Langkah Menuju Jiwa Sehat" dalam berbagai Posisi dan Kedudukan [191-215].
Bahasan dalam buku ini bukan isapan jempol semata. Apalagi sebagai penulis, dokter Thohir sudah cukup lama malang-melintang dalam dunia kedokteran jiwa dan psikologi. Psikiater ini pun sudah memberikan banyak konsultasi psikologi bagi berbagai perusahaan dan organisasi. Maka, dalam bahasan "Aplikasi Praktis 10 Langkah Menuju Jiwa Sehat," dokter Thohir memberikan pencerahan bagi siapa saja sesuai dengan kapasitas dan jabatannya. Misalnya, kapasitas sebagai karyawan, dosen, atau guru, anggota TNI-POLRI, dan sebagai ulama, cendekiawan, serta pemimpin.
Taken From: Majalah ALiF
Penulis: Dr. Muhammad Thohir, SpKJ
Penerbit: Lentera Hati
Tahun: Agustus 2009
Volume 436 + xii halaman
"Wahai manusia, telah datang kepadamu Al-Quran sebagai pelajaran dari Tuhanmu dan obatnya apa yang di dalam dada (jiwa) serta hidayah dan rahmat bagi orang-orang yang beriman" [QS. Yunus [10]: 57].
Kebahagiaan hakiki manusia sebenarnya ada pada jiwa yang sehat. Betapa pun seseorang memiliki harta berlimpah, kalau jiwanya tidak sehat, pastinya bisa mengalami derita rohani yang hingga saat ini mewarnai kehidupan manusia. Banyak cara bisa dilakukan untuk menghindari stress atau depresi. Salah satunya dengan mengolah jiwa dengan pendekatan psikologi religius.
Buku bertajuk Menjadi Manusia Pilihan dengan Jiwa Besar (MMPdJB) 10 Langkah Praktis Menyehatkan Jiwa seolah membuka cakrawala pentingnya pendekatan psikologi religius untuk memelihara kesehatan jiwa manusia. Penulisnya, dr. Muhammad Thohir, SpKJ membeberkan psikologi religius tersebut dalam bab-bab yang membahas 10 poin menuju jiwa yang sehat. Misalnya, bab "10 Langkah Menuju Jiwa Sehat" [49-133] dan "Aplikasi Praktis 10 Langkah Menuju Jiwa Sehat" dalam berbagai Posisi dan Kedudukan [191-215].
Bahasan dalam buku ini bukan isapan jempol semata. Apalagi sebagai penulis, dokter Thohir sudah cukup lama malang-melintang dalam dunia kedokteran jiwa dan psikologi. Psikiater ini pun sudah memberikan banyak konsultasi psikologi bagi berbagai perusahaan dan organisasi. Maka, dalam bahasan "Aplikasi Praktis 10 Langkah Menuju Jiwa Sehat," dokter Thohir memberikan pencerahan bagi siapa saja sesuai dengan kapasitas dan jabatannya. Misalnya, kapasitas sebagai karyawan, dosen, atau guru, anggota TNI-POLRI, dan sebagai ulama, cendekiawan, serta pemimpin.
Taken From: Majalah ALiF
People of Sparks...
Judul: People of Sparks
Penulis: Jeanne Duprau
Harga: Rp. 45000
Penerbit: Mizan Fantasi
Tahun: 2005
Buku ini merupakan kelanjutan dari City of Ember, akhirnya Lina Mayfleet dan Doon Harrow telah berhasil menyelamatkan diri dari kota bawah tanah mereka yang sekarat.
Ketika kemudian mereka menemukan Desa Sparks, ternyata segala sesuatunya tak seperti yang mereka duga. Semuanya terasa asing, baru, dan berbeda. Bagaimana mungkin selama ini mereka hidup di dunia yang sangat berbeda dengan semua hal yang mereka lihat saat ini? Sesungguhnya dunia macam apa yang mereka akrabi seumur hidup silam? Itulah pertanyaan yang kerap terlintas di benak warga Ember dan tak pernah terjawab.
Awalnya, warga Desa Sparks bersedia menampung mereka semua. Namun ketegangan pun tak terhindarkan, kebencian mulai timbul. Doon dituduh sebagai pemicu prahara, sementara Lina sibuk memburu kota cahaya yang selama ini hadir dalam bayangannya, sehingga diam-diam menumpang kendaraan pengelana yang hendak mencari reruntuhan kota kuno. Mungkinkah Lina menemukan kota cahaya yang selama ini diimpikannya, dan yang diyakininya sebagai kota tujuannya?
Kisah dalam cerita ini beralur cepat dan menyajikan kisah yang menggugah mengenai hal-hal sederhana yang dapat menjadi benih dan terjadinya peperangan.
Penulis juga mencoba menunjukkan bahwa ada saatnya manusia harus berpegang teguh pada pendirian, digambarkan lewat tokoh Doon saat ia berjuang membuktikan kebenaran yang sesungguhnya, ditengah tuduhan banyak orang sebagai pemicu prahara.
Taken From: Tabloid Mom & Kiddie
Penulis: Jeanne Duprau
Harga: Rp. 45000
Penerbit: Mizan Fantasi
Tahun: 2005
Buku ini merupakan kelanjutan dari City of Ember, akhirnya Lina Mayfleet dan Doon Harrow telah berhasil menyelamatkan diri dari kota bawah tanah mereka yang sekarat.
Ketika kemudian mereka menemukan Desa Sparks, ternyata segala sesuatunya tak seperti yang mereka duga. Semuanya terasa asing, baru, dan berbeda. Bagaimana mungkin selama ini mereka hidup di dunia yang sangat berbeda dengan semua hal yang mereka lihat saat ini? Sesungguhnya dunia macam apa yang mereka akrabi seumur hidup silam? Itulah pertanyaan yang kerap terlintas di benak warga Ember dan tak pernah terjawab.
Awalnya, warga Desa Sparks bersedia menampung mereka semua. Namun ketegangan pun tak terhindarkan, kebencian mulai timbul. Doon dituduh sebagai pemicu prahara, sementara Lina sibuk memburu kota cahaya yang selama ini hadir dalam bayangannya, sehingga diam-diam menumpang kendaraan pengelana yang hendak mencari reruntuhan kota kuno. Mungkinkah Lina menemukan kota cahaya yang selama ini diimpikannya, dan yang diyakininya sebagai kota tujuannya?
Kisah dalam cerita ini beralur cepat dan menyajikan kisah yang menggugah mengenai hal-hal sederhana yang dapat menjadi benih dan terjadinya peperangan.
Penulis juga mencoba menunjukkan bahwa ada saatnya manusia harus berpegang teguh pada pendirian, digambarkan lewat tokoh Doon saat ia berjuang membuktikan kebenaran yang sesungguhnya, ditengah tuduhan banyak orang sebagai pemicu prahara.
Taken From: Tabloid Mom & Kiddie
City of Ember...
Judul: City of Ember
Penulis: Jeanne Duprau
Harga: Rp. 44500
Penerbit: Mizan Fantasi
Tahun: 2003
Kota bawah tanah tempat pelarian itu diberi nama Ember, di sana hanya ada malam hari, tanpa bulan dan bintang. Cahaya yang menerangi pun hanya berasal dari lampu jalan. Terbebas dari polusi di permukaan bumi, penduduknya hidup secara total dengan bergantung pada sebuah pembangkit listrik yang didesain dapat beroperasi ratusan tahun.
Menariknya, dalam buku ini ditekankan agar manusia tak tahu pernah tinggal di permukaan bumi, mereka pun dipisahkan sejak kecil dari generasi pertamanya.
Seiring berjalannya waktu, kekuatan pembangkit listrik pun kian melemah, keresahan menjalar karena persediaan makanan kian menipis. Adalah Lina dan Doon, dua remaja yang paling khawatir akan nasib kota Ember dan seluruh misteri yang ada. Pasalnya, tanpa sengaja Lina menemukan kotak misterius yang telah lama terbengkalai. Instruksi yang berada di dalamnya sudah robek dan tak lengkap, sehingga Lina dan Doon harus berusaha keras mengetahui isinya. Akankah mereka berdua berhasil menyelamatkan kota tercinta?
Buku ini didesain sebagai sebuah buku keluarga, maka tidak membuat kita terlalu mengernyitkan dahi. Ide ceritanya cukup menarik, karakter tokohnya meskipun cukup baik, tidaklah rumit. Penulis juga tidak banyak bermain di area science fiction sehingga ceritanya cukup masuk akal.
Buku ini telah difilmkan beberapa waktu lalu. Dalam filmnya, penggambaran tentang penciptaan sebuah kota juga divisualisasikan dengan apik, mengesankan sama seperti dalam bukunya. Memang sih, tak bisa dibandingkan dengan dunia dalam The Lords of The Rings yang sempat membuat penontonnya berhenti bernafas sejenak. Kota Ember mungkin gelap dan tak berwarna, namun buku ini begitu kaya akan deskripsi. Separuh misteri, separuh kisah petualangan, seru juga :)))
Taken From: Tabloid Mom & Kiddie
Penulis: Jeanne Duprau
Harga: Rp. 44500
Penerbit: Mizan Fantasi
Tahun: 2003
Kota bawah tanah tempat pelarian itu diberi nama Ember, di sana hanya ada malam hari, tanpa bulan dan bintang. Cahaya yang menerangi pun hanya berasal dari lampu jalan. Terbebas dari polusi di permukaan bumi, penduduknya hidup secara total dengan bergantung pada sebuah pembangkit listrik yang didesain dapat beroperasi ratusan tahun.
Menariknya, dalam buku ini ditekankan agar manusia tak tahu pernah tinggal di permukaan bumi, mereka pun dipisahkan sejak kecil dari generasi pertamanya.
Seiring berjalannya waktu, kekuatan pembangkit listrik pun kian melemah, keresahan menjalar karena persediaan makanan kian menipis. Adalah Lina dan Doon, dua remaja yang paling khawatir akan nasib kota Ember dan seluruh misteri yang ada. Pasalnya, tanpa sengaja Lina menemukan kotak misterius yang telah lama terbengkalai. Instruksi yang berada di dalamnya sudah robek dan tak lengkap, sehingga Lina dan Doon harus berusaha keras mengetahui isinya. Akankah mereka berdua berhasil menyelamatkan kota tercinta?
Buku ini didesain sebagai sebuah buku keluarga, maka tidak membuat kita terlalu mengernyitkan dahi. Ide ceritanya cukup menarik, karakter tokohnya meskipun cukup baik, tidaklah rumit. Penulis juga tidak banyak bermain di area science fiction sehingga ceritanya cukup masuk akal.
Buku ini telah difilmkan beberapa waktu lalu. Dalam filmnya, penggambaran tentang penciptaan sebuah kota juga divisualisasikan dengan apik, mengesankan sama seperti dalam bukunya. Memang sih, tak bisa dibandingkan dengan dunia dalam The Lords of The Rings yang sempat membuat penontonnya berhenti bernafas sejenak. Kota Ember mungkin gelap dan tak berwarna, namun buku ini begitu kaya akan deskripsi. Separuh misteri, separuh kisah petualangan, seru juga :)))
Taken From: Tabloid Mom & Kiddie
Friday, January 22, 2010
"Pesta" Qaddafi untuk Wanita Italia...
Melalui jasa sebuah agen advertising, Pemimpin Libya, Muammar Qaddafi mengundang sekitar 200 wanita cantik Italia ke sebuah Villa di Italia. Dalam 'pesta' tersebut, ia memberikan dakwah tentang Islam, tulis sebuah media Italia, Senin (16/11/09).
Dalam sebuah iklan di beberapa media lokal Italia disebutkan, "Dicari 500 gadis cantik, berusia 18-35 tahun, dengan tinggi 170 meter, berpakaian sopan, tidak menggunakan rok mini atau baju tanpa lengan".
Sekitar 200-an wanita cantik kemudian datang, karena dijanjikan akan menerima uang sejumlah 60 Euro atau $90, serta akan mendapatkan bingkisan dari pemerintah Libya. Di antara mereka ada seorang wartawan ANSA (kantor berita Italia) yang menyamar untuk mengambil foto rangkaian acara tersebut.
Sambil menunggu kedatangan Qaddafi di Aula tempat 'pesta', gadis-gadis itu diwawancara mengenai alasan dan harapan mereka hadir dalam pesta tersebut. Setelah menunggu dan berharap adanya pesta, ternyata Qaddafi memberikan 'taushiyah' tentang ajaran Islam selama 2 jam penuh.
Menurut Qaddafi, pandangan Islam terhadap wanita tidak seperti yang selama ini dianggap oleh dunia barat yang dikonotasikan terjajah, terbelakang, dan tidak adil. Dibantu oleh seorang penerjemah, Qaddafi juga menyarankan para gadis yang hadir tersebut untuk masuk Islam.
Acara pun kemudian berlangsung interaktif dengan tanya jawab. Usai pertemuan, seluruh wanita diberikan oleh-oleh berupa Al-Quran dan sebuah buku yang ditulis sendiri oleh Qaddafi, dengan sebutan buku hijau.
Beberapa hari kemudian, seperti dilaporkan surat kabar Italia, Corriere della Serra, Rabu (18/11/09), satu dari 200 perempuan muda Italia tersebut tertarik terhadap Islam, setelah diberikan ceramah selama dua jam pada hari Senin sebelumnya di Roma.
Adalah Alda Ribeiro, perempuan muda yang mengatakan pada surat kabar yang berbasis di Milan tersebut bahwa dirinya berubah karena dakwah pemimpin nyentrik, Muammar Qaddafi.
"Dulu Islam itu sangat menakutkan, namun kini saya sangat mengaguminya." Kata Ribeiro.
Berasal dari Portugal, Ribeiro adalah wanita lulusan sebuah universitas yang mampu berbicara lima bahasa. "Aku bertanya kepada Qaddafi apa pendapatnya tentang hak perempuan dan ia menjawab bahwa ia selalu menjadi pendukung hak-hak perempuan. Aku tidak menduga bahwa ia akan menjawab dengan pernyataan tersebut," katanya.
"Itu sebabnya saya memutuskan untuk menerima undangan untuk pergi ke Libya. Supaya aku mengerti dan melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, lalu aku akan memutuskan untuk masuk Islam," tegas Ribeiro.
Taken From: Tabloid ALHIKMAH EDISI 42
Dalam sebuah iklan di beberapa media lokal Italia disebutkan, "Dicari 500 gadis cantik, berusia 18-35 tahun, dengan tinggi 170 meter, berpakaian sopan, tidak menggunakan rok mini atau baju tanpa lengan".
Sekitar 200-an wanita cantik kemudian datang, karena dijanjikan akan menerima uang sejumlah 60 Euro atau $90, serta akan mendapatkan bingkisan dari pemerintah Libya. Di antara mereka ada seorang wartawan ANSA (kantor berita Italia) yang menyamar untuk mengambil foto rangkaian acara tersebut.
Sambil menunggu kedatangan Qaddafi di Aula tempat 'pesta', gadis-gadis itu diwawancara mengenai alasan dan harapan mereka hadir dalam pesta tersebut. Setelah menunggu dan berharap adanya pesta, ternyata Qaddafi memberikan 'taushiyah' tentang ajaran Islam selama 2 jam penuh.
Menurut Qaddafi, pandangan Islam terhadap wanita tidak seperti yang selama ini dianggap oleh dunia barat yang dikonotasikan terjajah, terbelakang, dan tidak adil. Dibantu oleh seorang penerjemah, Qaddafi juga menyarankan para gadis yang hadir tersebut untuk masuk Islam.
Acara pun kemudian berlangsung interaktif dengan tanya jawab. Usai pertemuan, seluruh wanita diberikan oleh-oleh berupa Al-Quran dan sebuah buku yang ditulis sendiri oleh Qaddafi, dengan sebutan buku hijau.
Beberapa hari kemudian, seperti dilaporkan surat kabar Italia, Corriere della Serra, Rabu (18/11/09), satu dari 200 perempuan muda Italia tersebut tertarik terhadap Islam, setelah diberikan ceramah selama dua jam pada hari Senin sebelumnya di Roma.
Adalah Alda Ribeiro, perempuan muda yang mengatakan pada surat kabar yang berbasis di Milan tersebut bahwa dirinya berubah karena dakwah pemimpin nyentrik, Muammar Qaddafi.
"Dulu Islam itu sangat menakutkan, namun kini saya sangat mengaguminya." Kata Ribeiro.
Berasal dari Portugal, Ribeiro adalah wanita lulusan sebuah universitas yang mampu berbicara lima bahasa. "Aku bertanya kepada Qaddafi apa pendapatnya tentang hak perempuan dan ia menjawab bahwa ia selalu menjadi pendukung hak-hak perempuan. Aku tidak menduga bahwa ia akan menjawab dengan pernyataan tersebut," katanya.
"Itu sebabnya saya memutuskan untuk menerima undangan untuk pergi ke Libya. Supaya aku mengerti dan melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, lalu aku akan memutuskan untuk masuk Islam," tegas Ribeiro.
Taken From: Tabloid ALHIKMAH EDISI 42
FILM INDONESIA (Diringkas dari buku A to Z about Indonesian Film karya Ekky Imanjaya)
Film Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mulai bermunculan kembali. Namun hingga kini, perdebatan seputar film Indonesia belum berakhir. Apakah film Indonesia itu? Adakah ciri-ciri khusus dari film yang berasal dari Indonesia atau dibuat oleh sineas Indonesia?
Pencarian identitas keindonesiaan dalam dunia perfilman Indonesia sudah berlangsung panjang. Tetapi kenyataannya, hingga saat ini, film nasional yang menghadirkan identitas "kultural pribumi" masih bisa dihitung dengan jari. Padahal, dalam Mukaddimah Anggaran Dasar Karyawan Film dan Televisi 1995 dijelaskan bahwa film memiliki fungsi yang amat mulia. Film dan televisi bukan semata-mata barang dagangan, tetapi merupakan alat pendidikan dan penerangan yang mempunyai daya pengaruh yang besar sekali terhadap masyarakat. Sebagai alat revolusi dapat menyumbangkan darma baktinya dalam menggalang kesatuan dan persatuan nasional, membina nation dan character building mencapai masyarakat sosialis Indonesia berdasarkan Pancasila.
Jika fungsi ini bekerja secara normal, seharusnya identitas kultural bangsa Indonesia akan hadir dalam setiap film yang dibuat orang Indonesia.
Menurut beberapa teori film, film adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) masyarakat saat itu. Seorang pakar film, Siegfried Kracauer menyatakan bahwa pada umumnya dapat dilihat kalau teknik, isi cerita, dan perkembangan film suatu bangsa hanya dapat dipahami secara utuh dalam hubungannya dengan pola psikologis aktual bangsa itu. Artinya, perkembangan film Indonesia hanya dapat dipahami dengan baik jika perkembangan itu dilihat dalam hubungannya dengan latar belakang sosial budaya bangsa itu.
Wajah Indonesia, dalam film yang baik, seharusnya tampak. Apakah itu menangkap keseluruhan jiwa ataukah penggalan-penggalan tertentu, seperti suku, agama, atau kelas sosial tertentu. Artinya, identitas kultural sebuah bangsa atau masyarakat seharusnya tampak di layar kaca.
Dimulai oleh Usmar Ismail, pada tahun 1950, Usmar Ismail, yang di kemudian hari dikenal sebagai Bapak Perfilman Indonesia, mendirikan Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia) dengan 'Darah dan Doa' sebagai produksi pertama. Film ini bukan film pertama Usmar, sebelumnya dia menyutradarai 'Harta Karun dan Tjitra' untuk perusahaan South Pacific Film, tetapi dia selalu menyatakan bahwa film 'Darah dan Doa' merupakan film pertamanya.
Dalam tulisannya, 'Pengantar ke Dunia Film', Usmar Ismail menjelaskan alasannya mengatakan demikian, "Karena buat pertama kalinya, sebuah film diselesaikan seluruhnya, baik secara teknis-kreatif maupun secara ekonomis, oleh anak-anak Indonesia. Buat pertama kalinya pula film Indonesia mempersoalkan kejadian-kejadian yang nasional sifatnya." Dewan Film Nasional, dalam konferensinya 11 Oktober 1992 lalu, menetapkan hari pertama pengambilan gambar pertama film ini -30 Maret- sebagai Hari Film Nasional.
Menurut Asrul Sani, para sineas pada masa pascakemerdekaan itu berambisi membantu 'revolusi Indonesia' dengan film. Dengan demikian, impian mereka adalah membuat film yang memiliki relevansi sosial budaya. Mereka tidak ingin film Indonesia jadi alat untuk lari dari kenyataan. Film ditujukan untuk mendorong dialog dalam diri setiap penonton sehingga dapat memperoleh gambaran yang lebih jernih tentang kenyataan yang ada di sekitarnya.
Perjuangan mencari identitas film Indonesia dilanjutkan oleh para sineas setelahnya, seperti Asrul Sani, Sjuman Djaya, Teguh Karya, Arifin C.Noer, hingga Garin Nugroho, Riri Riza, dll.
Beberapa film yang berhasil mengangkat identitas kultural adalah karya-karya Usmar Ismail (Darah dan Doa dan Lewat Djam Malam), Asrul Sani (Bulan di Atas Kuburan dan Para Perintis Kemerdekaan), Sjuman Djaya (Si Doel Anak Modern dan Si Doel Anak Sekolahan), Nyak Abbas Akub (Cintaku di Rumah Susun dan Inem Pelayan Seksi), M.T. Risjaf (Naga Bonar), Chairul Umam (Kejarlah Daku kau Kutangkap serta Ramadhan dan Ramona), dan Riri Riza (Eliana, Eliana).
Skenario film yang bagus adalah timeless, tidak dimakan oleh waktu. Ada gagasan besar di dalamnya, tetapi di saat yang sama, ada persoalan-persoalan kecil yang pasti makin akan ada di masa apa pun. Itulah skenario-skenario dari Asrul Sani. Bagaimana penulisan skenario pascakepergian Asrul? Apakah Indonesia bisa mencetak penulis skenario sekaliber Asrul dalam iklim industri film dan televisi sekarang ini?
"Jika ada lembaga yang mendidik 5 produser masa depan dan memodali masing-masing Rp. 5 M, kemudian membiarkan mereka bekerja dan memproduksi filmnya, mungkin dalam 10 tahun ke depan, barulah Indonesia memiliki skenario-skenario film bagus" harap Riza.
Seorang penulis skenario harus paham betul ladang yang harus dia masuki. Dengan menguasai format, berarti kita mengerti bahwa film adalah masalah tempo dan irama. Kalau kita mengandalkan hidup dari menulis, harus tahu industrinya atau kita akan menjadi orang yang mengeluh dan menyalahkan orang lain.
Menurut Prananto, untuk menulis skenario yang bagus dalam iklim industri seperti sekarang ini, ada beberapa langkah. Pertama, mengasah diri sendiri habis-habisan. Kedua, harus ketemu dengan orang yang cocok dan mempunyai kesadaran bahwa film atau sinetron adalah kerja bareng, bukan personal.
"Mengubah mutu skenario di Indonesia tidak segampang yang dikira. Tidak bisa mengubah industri sinetron hanya bermodal 13 episode masterpiece, dengan produser yang juga idealis. Apalagi kalau ternyata ditayangkan jam 14.30 WIB, habis sudah! Bagaimana menaikkan jam tayang menjadi jam 19.30 WIB, itu butuh uang." Tambah Prananto.
Riza memberi masukan tips menulis skenario bagus, "kita menulis bukan dengan perasaan, tetapi dengan apa yang dilihat oleh kamera dan didengar oleh suara." Umam memberikan syarat bagi penulis skenario yang ingin memberikan karyanya kepadanya. "Saya akan melihat temanya, perkembangan atau progresi cerita, karakter yang jelas perbedaannya, dan solusi yang beralasan, endingnya bukan tiba-tiba saja berhenti atau muncul tanpa proses. Tetapi seharusnya ada building dramatic. Sementara, Dinata menyatakan bahwa penulis yang baik haruslah punya cerita yang orisinil, pengkarakteran yang jelas, dan alur cerita yang mengalir.
Pencarian identitas keindonesiaan dalam dunia perfilman Indonesia sudah berlangsung panjang. Tetapi kenyataannya, hingga saat ini, film nasional yang menghadirkan identitas "kultural pribumi" masih bisa dihitung dengan jari. Padahal, dalam Mukaddimah Anggaran Dasar Karyawan Film dan Televisi 1995 dijelaskan bahwa film memiliki fungsi yang amat mulia. Film dan televisi bukan semata-mata barang dagangan, tetapi merupakan alat pendidikan dan penerangan yang mempunyai daya pengaruh yang besar sekali terhadap masyarakat. Sebagai alat revolusi dapat menyumbangkan darma baktinya dalam menggalang kesatuan dan persatuan nasional, membina nation dan character building mencapai masyarakat sosialis Indonesia berdasarkan Pancasila.
Jika fungsi ini bekerja secara normal, seharusnya identitas kultural bangsa Indonesia akan hadir dalam setiap film yang dibuat orang Indonesia.
Menurut beberapa teori film, film adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) masyarakat saat itu. Seorang pakar film, Siegfried Kracauer menyatakan bahwa pada umumnya dapat dilihat kalau teknik, isi cerita, dan perkembangan film suatu bangsa hanya dapat dipahami secara utuh dalam hubungannya dengan pola psikologis aktual bangsa itu. Artinya, perkembangan film Indonesia hanya dapat dipahami dengan baik jika perkembangan itu dilihat dalam hubungannya dengan latar belakang sosial budaya bangsa itu.
Wajah Indonesia, dalam film yang baik, seharusnya tampak. Apakah itu menangkap keseluruhan jiwa ataukah penggalan-penggalan tertentu, seperti suku, agama, atau kelas sosial tertentu. Artinya, identitas kultural sebuah bangsa atau masyarakat seharusnya tampak di layar kaca.
Dimulai oleh Usmar Ismail, pada tahun 1950, Usmar Ismail, yang di kemudian hari dikenal sebagai Bapak Perfilman Indonesia, mendirikan Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia) dengan 'Darah dan Doa' sebagai produksi pertama. Film ini bukan film pertama Usmar, sebelumnya dia menyutradarai 'Harta Karun dan Tjitra' untuk perusahaan South Pacific Film, tetapi dia selalu menyatakan bahwa film 'Darah dan Doa' merupakan film pertamanya.
Dalam tulisannya, 'Pengantar ke Dunia Film', Usmar Ismail menjelaskan alasannya mengatakan demikian, "Karena buat pertama kalinya, sebuah film diselesaikan seluruhnya, baik secara teknis-kreatif maupun secara ekonomis, oleh anak-anak Indonesia. Buat pertama kalinya pula film Indonesia mempersoalkan kejadian-kejadian yang nasional sifatnya." Dewan Film Nasional, dalam konferensinya 11 Oktober 1992 lalu, menetapkan hari pertama pengambilan gambar pertama film ini -30 Maret- sebagai Hari Film Nasional.
Menurut Asrul Sani, para sineas pada masa pascakemerdekaan itu berambisi membantu 'revolusi Indonesia' dengan film. Dengan demikian, impian mereka adalah membuat film yang memiliki relevansi sosial budaya. Mereka tidak ingin film Indonesia jadi alat untuk lari dari kenyataan. Film ditujukan untuk mendorong dialog dalam diri setiap penonton sehingga dapat memperoleh gambaran yang lebih jernih tentang kenyataan yang ada di sekitarnya.
Perjuangan mencari identitas film Indonesia dilanjutkan oleh para sineas setelahnya, seperti Asrul Sani, Sjuman Djaya, Teguh Karya, Arifin C.Noer, hingga Garin Nugroho, Riri Riza, dll.
Beberapa film yang berhasil mengangkat identitas kultural adalah karya-karya Usmar Ismail (Darah dan Doa dan Lewat Djam Malam), Asrul Sani (Bulan di Atas Kuburan dan Para Perintis Kemerdekaan), Sjuman Djaya (Si Doel Anak Modern dan Si Doel Anak Sekolahan), Nyak Abbas Akub (Cintaku di Rumah Susun dan Inem Pelayan Seksi), M.T. Risjaf (Naga Bonar), Chairul Umam (Kejarlah Daku kau Kutangkap serta Ramadhan dan Ramona), dan Riri Riza (Eliana, Eliana).
Skenario film yang bagus adalah timeless, tidak dimakan oleh waktu. Ada gagasan besar di dalamnya, tetapi di saat yang sama, ada persoalan-persoalan kecil yang pasti makin akan ada di masa apa pun. Itulah skenario-skenario dari Asrul Sani. Bagaimana penulisan skenario pascakepergian Asrul? Apakah Indonesia bisa mencetak penulis skenario sekaliber Asrul dalam iklim industri film dan televisi sekarang ini?
"Jika ada lembaga yang mendidik 5 produser masa depan dan memodali masing-masing Rp. 5 M, kemudian membiarkan mereka bekerja dan memproduksi filmnya, mungkin dalam 10 tahun ke depan, barulah Indonesia memiliki skenario-skenario film bagus" harap Riza.
Seorang penulis skenario harus paham betul ladang yang harus dia masuki. Dengan menguasai format, berarti kita mengerti bahwa film adalah masalah tempo dan irama. Kalau kita mengandalkan hidup dari menulis, harus tahu industrinya atau kita akan menjadi orang yang mengeluh dan menyalahkan orang lain.
Menurut Prananto, untuk menulis skenario yang bagus dalam iklim industri seperti sekarang ini, ada beberapa langkah. Pertama, mengasah diri sendiri habis-habisan. Kedua, harus ketemu dengan orang yang cocok dan mempunyai kesadaran bahwa film atau sinetron adalah kerja bareng, bukan personal.
"Mengubah mutu skenario di Indonesia tidak segampang yang dikira. Tidak bisa mengubah industri sinetron hanya bermodal 13 episode masterpiece, dengan produser yang juga idealis. Apalagi kalau ternyata ditayangkan jam 14.30 WIB, habis sudah! Bagaimana menaikkan jam tayang menjadi jam 19.30 WIB, itu butuh uang." Tambah Prananto.
Riza memberi masukan tips menulis skenario bagus, "kita menulis bukan dengan perasaan, tetapi dengan apa yang dilihat oleh kamera dan didengar oleh suara." Umam memberikan syarat bagi penulis skenario yang ingin memberikan karyanya kepadanya. "Saya akan melihat temanya, perkembangan atau progresi cerita, karakter yang jelas perbedaannya, dan solusi yang beralasan, endingnya bukan tiba-tiba saja berhenti atau muncul tanpa proses. Tetapi seharusnya ada building dramatic. Sementara, Dinata menyatakan bahwa penulis yang baik haruslah punya cerita yang orisinil, pengkarakteran yang jelas, dan alur cerita yang mengalir.
Subscribe to:
Posts (Atom)