Desember memang waktu yang pas buat liburan. Litbangers memilih Kerinci dan Sungai Penuh sebagai destinasi wisata kali ini. Seru banget, brangkat jam 6 sore, pagi2 jam 4-an nyampe di Sungai Penuh, aernya dingiiiin banget, bikin gigi gemeletuk. Mampir di rumah om-nya bang daus, nyempetin foto bareng sebelum ke homestay di sekitaran Kayu Aro.
Di jalan menuju homestay nyempetin foto-foto bentar dg background Gunung Kerinci, hehehehe :)
Sesampe di homestay, kami dikasi waktu oleh Kabid selaku Ketua Rombongan, utk rehat mpe jam 10 pagi.
Start jelong jelong, sekitar jam 11 kami maksi bersama di sebuah resto mungil yg menyediakan dendeng batokok khas kincay. Truz lanjut ke Air Terjun Telun Berasap.
Untungnya di Air Terjun Telun Berasap ga begitu banyak pengunjung, sehingga bisa leluasa foto2. Next, mampir di Aroma Pecco. Konsepnya sebetulnya oke, tapi kurang terawat.
Berikutnya ke Sumber Air Panas Semurup. Sayangnya sumber utamanya ditutup, jadi kalo mau mandi air panas ada kamar mandinya. Kalo mau rebus telor ayam kampung, telor bebek, atau telor puyuh, bisa di sisi2 sumber mata airnya. Maknyus dimakan plus pop mie or kecap/sambel only.
Keesokan paginya rombongan Litbangers sepakat mendaki Gunung Tujuh. Berangkat jam 7.30 setelah sarapan pagi, nyampe Kaki Gunung Tujuh jam 8 pagi, start mendaki tentunya dg bekal dan persiapan yg cukup termasuk jas hujan n bekal makan siang. Masing-masing menyandang ransel kecuali wo agus, katanya lebih simpel lebih baik. Hehehe. Kalo aku sih kemana mana emang bawa ransel, apalagi naek gunung :D
Alhamdulillah lancar, sekitar jam 11 lewat aku berhasil duluan nyampe puncak. Biarpun gendut, aku gak kalah dari temen2 dlm hal mendaki gunung (jangan remehin orang gendut naek gunung ya, sekali dia ngebut,gak kelar-kelar naek betis lo buat ngeduluin dia, wkwkwkwk :D). Sesampe di Danau Gunung Tujuh yang merupakan Danau tertinggi se-Asia Tenggara itu, aku ketemu bule asal Jerman bersama guide-nya & bbrp anak Pramuka. Setelah cas cis cus dikit, sembari menunggu temen2 rombongan sampe puncak, aku minta foto bareng & si bule cukup ramah utk mengiyakan.
Sekitar jam 2 siang setelah maksi, kami turun, alhamdulillah lagi aku turun dg lancar jaya n duluan. Tapi ada insiden, salah seorang temenku ada yg kakinya terkilir krn nyangkut di akar pohon. Aku yg udah duluan sampe bawah, langsung mendapat tugas melapor ke Tim Evakuasi, agar temenku itu di tandu. Emang pas turun harus lebih hati2 krn sedikit licin.
Sepulang naek gunung, mulai kerasa kaki pegel2 sesampe di homestay. Tapi syukurlah aku gak naek betis & gak keram. Malemnya packing krn besok pagi2 banget hrs balik ke Bulian lg.
Pagi2 masih sempet mampir buat narsis di Kebun Teh. Fi jalan mampir di Danau Kerinci & ngeborong alpukat berkilo-kilo. Yups, short story about Kerinci Trip sampe di sini. Pengalaman tak terlupa adalah di jalan pas perbatasan kerinci-merangin sampe Bangko, berhubung pak Kabid yg nyetir & elvan nyetir mobil yg satunya, keren banget kayak di pilem-pilem, kecepatannya 200 km/jam. Bbrp kali berpapasan dg truk n mobil tanki minyak, hampir nyerempet, tapi berhasil dilewati dg mulus. Mantaplah pak Kabid. Hehehe...
Di Mandiangin ada insiden lagi, salah satu dari 3 mobil pecah ban, tapi gak bawa ban serep. Perjalanan tertunda sekitar 1 jam, alhamdulillah litbangers nyampe bulian lg jam 11 lewat di malam hari ke-4 perjalanan. Kerinci Trip 2016 seru lah pokona mah. 😊😊😊😊
Sunday, December 25, 2016
Saturday, December 24, 2016
Selesai...
Beberapa masalah telah selesai dengan sendirinya. Mungkin menurut versimu belum selesai. Lalu kamu menuntut orang lain untuk menyelesaikannya (keliatannya banyak yg bermasalah sama kamu ya? Soalnya kamu pake kata 'kalian' dlm ocehan kamu). Jika kamu ingin suatu masalah selesai menurut versimu, kamulah yang harus mengupayakannya. Jika kamu enggan, anggaplah masalah selesai. Mungkin sebelumnya orang lain telah berupaya untuk menyelesaikan sesuai versi kamu, tapi kamu yang menyia-nyiakan kesempatan itu. Kalo udah gitu, ngapain kamu nuntut orang lain untuk kembali memperbaiki atau menyelesaikan masalah yang ada? Terima saja akhir yang seperti ini. Selesai menurut versi orang lain. Jangan salahkan dan bukan berarti itu akhir yang tak diupayakan untuk diperbaiki sebelumnya. Berhentilah memutar balikkan fakta lalu menyatakan bahwa orang lain mencari-cari kesalahanmu. Bukankah kamu yang bersikap seperti itu? meng-copy paste berbagai statements yang mendukung argumen kamu, mendukung sikap salahmu, mendukung sifat aroganmu, sehingga orang lain yang terkesan bersalah. Meski sebenarnya orang lain itu juga tak merasa benar. Gak ada untungnya buat kamu jika terus-terusan bersikap seperti itu. Apa yang kamu buat, itu yang kamu dapat, juga berlaku untuk kamu. Semua ocehan kamu, juga berlaku untuk kamu. Makanya di dunia ini ada kaca, untuk bercermin. Dan jangan bilang orang lain keras hati jika kamu sendiri keras kepala.
Think About It!!! ;)
Ketika kamu berpikir seseorang hanya melihat kesalahan orang lain, kesalahanmu misalnya, tanpa kamu ketahui seseorang itu sedang menyalahkan dirinya sendiri. Seseorang itu mengkritikmu tanpa mengabaikan kesalahannya. Dan kamu tahu? Seseorang itu kini tak peduli lagi akan penilaianmu, meski sesekali masih peduli padamu. Kamu tahu kenapa? Karena seseorang yang selalu kamu tuding itu juga sedang menjalani hidupnya dan merasa nyaman bahkan lebih bahagia...tanpamu. Dan seseorang itu yakin, kebahagiaannya saat ini, melebihi kebahagiaan yang kamu rasakan, tanpanya.
Ketika Aku Kecewa...
Ketika aku kecewa, tak berarti aku membenci.
Ketika aku kecewa, tak berarti aku berhenti mengagumi.
Ketika aku kecewa, tak berarti aku mencabut pujianku.
Ketika aku kecewa, tak berarti aku berhenti menyayangi.
Ketika aku kecewa, tak berarti aku berhenti peduli.
Ketika aku kecewa, tak berarti aku menyimpan dendam.
Ketika aku kecewa, tak berarti aku mendengki.
Ketika aku kecewa, tak berarti aku lantas mencaci.
Ketika aku kecewa, tak berarti aku berhenti mendo'akan...
Namun...
Ketika aku kecewa, aku merasa perlu untuk menjauhi...
Agar aku tak dikecewakan untuk kesekian kali...
Dan...kukedepankan emosi....
Agar kita saling menjauhi...
Lalu mengakhiri...
Ketika aku kecewa, tak berarti aku berhenti mengagumi.
Ketika aku kecewa, tak berarti aku mencabut pujianku.
Ketika aku kecewa, tak berarti aku berhenti menyayangi.
Ketika aku kecewa, tak berarti aku berhenti peduli.
Ketika aku kecewa, tak berarti aku menyimpan dendam.
Ketika aku kecewa, tak berarti aku mendengki.
Ketika aku kecewa, tak berarti aku lantas mencaci.
Ketika aku kecewa, tak berarti aku berhenti mendo'akan...
Namun...
Ketika aku kecewa, aku merasa perlu untuk menjauhi...
Agar aku tak dikecewakan untuk kesekian kali...
Dan...kukedepankan emosi....
Agar kita saling menjauhi...
Lalu mengakhiri...
Tuesday, December 13, 2016
Cara Praktis Menghapal Al Quran
1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali.
2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali.
3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali.
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali.
5. Kemudian bacalah 4 ayat di atas dari awal hingga akhir sebanyak 20 kali.
6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali.
7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali.
8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali.
9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali.
10. Kemudian bacalah ayat kelima hingga ayat kedelapan untuk menggabungkannya sebanyak 20 kali.
11. Bacalah ayat pertama hingga ayat kedelapan sebanyak 20 kali untuk memantapkan hapalannya.
Demikian seterusnya hingga selesai Al-Quran dan jangan sampai menghapal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, agar tidak berat bagi anda untuk mengulang dan menjaganya.
Sumber: Syaamil Quran
2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali.
3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali.
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali.
5. Kemudian bacalah 4 ayat di atas dari awal hingga akhir sebanyak 20 kali.
6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali.
7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali.
8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali.
9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali.
10. Kemudian bacalah ayat kelima hingga ayat kedelapan untuk menggabungkannya sebanyak 20 kali.
11. Bacalah ayat pertama hingga ayat kedelapan sebanyak 20 kali untuk memantapkan hapalannya.
Demikian seterusnya hingga selesai Al-Quran dan jangan sampai menghapal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, agar tidak berat bagi anda untuk mengulang dan menjaganya.
Sumber: Syaamil Quran
Akhir yang Tak Baik
Kadang kita memang sengaja mengakhiri suatu masalah dengan akhir yang tidak baik. Bukan apa-apa, itu adalah satu-satunya cara untuk tidak terjerumus kepada masalah dan kesalahan yang sama. Mengakhiri dengan tidak baik akan menutup peluang untuk mengulangi kesalahan yang sama berkali-kali. Lagipula, siapa yg sudi dibilang plin plan ataupun munafik. Jadi...kalo endingnya crash, ya udah, its over. Gak bakalan deh diulangin lagi. Kapok dah.
Kalah Malah Lebih Indah
Terkadang, kalah itu bukan masalah, dan bahkan lebih indah. Jika kita kalah untuk hal yang kita tahu bahwa itu salah, that's really okay. Kalah bukan masalah jika itu dalam hal yang tak baik. Sungguh lebih baik jadi orang yang kalah jika kekalahan itu malah membawa kita pada kondisi yang jauh lebih bermartabat. Kadang kita bukan mengalah, tapi benar-benar mengaku kalah, untuk hal yang nyata-nyata salah, daripada lelah. ;)
Thursday, December 1, 2016
Aduh Sombongnya...
Duuuhhh, sombongnya manusia satu itu, baru menang dikasih Tuhan kulit rada putih aja udah sombong. Gak tau ya dia, kalo org yg berkulit gelap lebih banyak daya tarik yang bikin jd lebih awesome. Sedangkan si kulit putih, daya tariknya ya kulit putihnya itu, kalo ditambah sikap arogan, malah jd gak menarik sama sekali. #Begitulah
Subscribe to:
Posts (Atom)