Kualitas atau kemabruran haji seseorang dapat dilihat antara lain dari hal sebagai berikut:
1. Tampak dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan -> Menegakkan sholat berjamaan dan menjadi pelopor kemakmuran masjid.
2. Aktif Memperjuangkan Dakwah dan Amar Ma'ruf Nahi Munkar -> Menjenguk orang sakit dan takziyah kepada orang yang meninggal, Tolong-menolong terhadap saudara/kerabat/tetangga, Meningkatkan kepedulian terhadap orang yang lemah, menyantuni anak yatim dan fakir miskin sebagai amanah Allah swt, mendamaikan orang yang berselisih.
3. Tampak dalam kepribadian dan sikap -> Konsekuen dalam meninggalkan apa yang dilarang ALLAH SWT, karena malu kepada-Nya, Meningkatkan rasa syukur dan tawakal.
4. Cepat Bertaubat ketika menyadari dirinya melakukan kesalahan -> Gemar melaksanakan ibadah sunnah dan dan menjauhi amal yang makruh dan tidak bermanfaat, Memelihara kejernihan hati dan kejujuran. Patuh melaksanakan perintah Allah SWT, senantiasa bekerja keras untuk mencari nafkah yang halal, meningkatkan ibadah puasa dan membiasakan membaca Al-qur'an
5. Bersemangat Mencari Ilmu dan Mengembangkan Potensi Diri -> Ditingkatkan dengan nilai plus yaitu Memelihara Akhlak Terpuji.
Taken From: Majalah NOOR
Friday, December 7, 2012
Sebatas Cerita...
Ada cerita kala tengah hari....
di kala pagi berlalu...
dikala matahari terik dan tampak bengis...
Ada cerita kala tengah hari...
kala hati perlahan mulai diliputi gersang...
kala dahaga menemani perjalanan...
kala itu...
datanglah sejumput asa pelepas dahaga...
tak lama kutahu ianya hanya fatamorgana...
dan kala itu...
jiwa terasa semakin tandus...
Tuhan...aku rindu kesejukan...
laksana Musafir menanti oase...
aku terus berjalan...dan berjalan....
hingga di kala lain...
kala lewat tengah hari...
kesejukan datang....
Ia datang sebagai mata air yang tiada henti melepas dahaga...
Ia ada laksana air zamzam....
suatu ketika ia menjadi obat...
suatu ketika ia membawa keberkahan....
aku sambut kesejukan dengan penuh syukur dan segala puji....
Hari ini...
aku berjalan di padang pasir.....
bersama kesejukan ...
Berdua.....semoga kami saling menguatkan...hingga senja datang nanti.....
(Jambi, Desember 2012)
di kala pagi berlalu...
dikala matahari terik dan tampak bengis...
Ada cerita kala tengah hari...
kala hati perlahan mulai diliputi gersang...
kala dahaga menemani perjalanan...
kala itu...
datanglah sejumput asa pelepas dahaga...
tak lama kutahu ianya hanya fatamorgana...
dan kala itu...
jiwa terasa semakin tandus...
Tuhan...aku rindu kesejukan...
laksana Musafir menanti oase...
aku terus berjalan...dan berjalan....
hingga di kala lain...
kala lewat tengah hari...
kesejukan datang....
Ia datang sebagai mata air yang tiada henti melepas dahaga...
Ia ada laksana air zamzam....
suatu ketika ia menjadi obat...
suatu ketika ia membawa keberkahan....
aku sambut kesejukan dengan penuh syukur dan segala puji....
Hari ini...
aku berjalan di padang pasir.....
bersama kesejukan ...
Berdua.....semoga kami saling menguatkan...hingga senja datang nanti.....
(Jambi, Desember 2012)
MENGAMBIL IBROH DAN MOTIVASI DARI SILSILAH KELUARGA
Terlintas ide untuk menulis dan mengupas tentang silsilah. Berawal dari obrolan sederhana di kantor Bappeda Batang Hari. Reyhan, anak sulung dari Yuk Desi (teman kantorku) minta dibelikan Laptop pada kakeknya. Ia memanggil kakeknya dengan sebutan 'Ungku'. Karena keluarga yuk Desi dan keluarga suaminya adalah asli Minang, aku spontan nyeletuk, "loh,kalo orang Minang, bukannya sebutan untuk kakek biasanya Angku, Tuo, Gaek, atow Datuak? koq Ungku?, sepengetahuanku, Ungku itu Gelar Bangsawan (Keturunan Raja) untuk Malaysia." Lalu yuk Desi menjawab, "Entahlah, mungkin kakeknya Reyhan masih ada keturunan Raja-raja Malaysia, hehehe." Aku pun ikut tertawa & menimpali, "iya, ya, mungkin saja (meski gak sepenuhnya percaya dengan jawaban spontan yuk desi kala itu)."
Hm, lalu aku teringat salah satu Client-ku di FKG KPBI Unpad (Client disini maksudnya para mahasiswa tingkat akhir yang menganalisis data penelitian skripsinya menggunakan jasaku selaku statistisi), namanya Ungku Zarith Munira panggilannya U.Z, pembawaannya memang sedikit elegan & berbeda dibanding teman-temannya yang lain. Karena penasaran sekaligus sebagai pembuktian ke yuk Desi bahwa Ungku adalah gelar bangsawan Malaysia, lalu aku searching d google, dengan mengetikkan nama UNGKU ZARITH MUNIRA. Lalu keluar berbagai postingan mengenai Ungku Zarith Munira. Aku check twitternya, di facebook aku udah jadi teman. Lalu ada website genealogy, aku menemukan profil adiknya yang mencatumkan U.Z.Munira sebagai sister. Dan yang lebih menarik, aku menemukan nama U.Z yang lebih lengkap, yaitu Ungku Zarith Sophia Munira, dan.... aku menemukannya di Silsilah Kerajaan Lingga (jd aku bilang wow deh).
Aku baca satu persatu, aku menemukan Ungku Zarith Sophia Munira di Lingga 3. Aku cocokkan dengan nama adik-adiknya yang ada di Facebook, cocok. Lalu aku perlihatkan ke Yuk Desi. Ternyata U.Z adalah keturunan 'Bendahara Dynasti' yang merupakan keturunan Raja-raja Lingga. Ayahnya bernama Ungku Abdul Rahman. Kerajaan Lingga ini merupakan turunan/anak kerajaan dari Kerajaan Johor, yang sangat erat kekerabatannya dengan Kerajaan Riau dan migrasi Suku Bangsa (Bangsawan) Bugis pada saat menolak perjanjian Bongaya setelah invasi Kerajaan Kutai ke Kerajaan-kerajaan Bugis. Jadi sebagian besar Raja-raja Malaysia adalah keturunan Bugis dan Riau Juga. Kerajaan ini terbagi menjadi Kerajaan Lingga-Malaka dan Lingga-Singapura.
Nah, cukup lama membaca sejarah Kerajaan Lingga, aku langsung menganalogikan dengan kerajaan Minangkabau. Lalu aku teringat cerita-cerita Nenek mengenai silsilah keluarga kami. 'cucuku, Bunga Mardhotillah', kata nenek memulai ceritanya (mulai masuk ke fase serius ala nenek, sebenernya nenek ngomongnya pake bahasa Minang, pas di translate, jadi rada gimanaaa, githu, hehehe). "Salah seorang kakek buyut nenek adalah Pahlawan yang syahid sewaktu melawan Belanda, namanya masih tertera dengan gagahnya bersama beberapa syuhada' lainnya di Masjid Syuhada'", salah satu masjid di kampung kami. Lalu ayah nenek (kakek buyutku) adalah Muhammad Duya Datuak Marajo (MD.Dt.Marajo) yang adalah seorang Penghulu tertinggi di kaumnya, sekaligus merupakan pemimpin Tanjuang Barulak (Wali Nagari/Angku Kapalo) selama beberapa periode, yang sangat disegani Belanda semasa Beliau hidup. Lalu Kakekku (suami Nenek, almarhum Djabir Sutan Malano ), juga adalah seorang Angku Palo (Wali nagari/selevel Lurah). Kemudian, kepemimpinannya dilanjutkan oleh suami dari adik dan sepupu nenek. Aku berkesimpulan bahwa, dalam darah kami, mengalir darah syuhada' dan darah pemimpin-pemimpin yang kharismatik dan banyak membina masyarakat di Kenagarian Tanjuang Barulak Kabupaten Tanah Datar di masanya.
Sebetulnya ibuku kurang setuju jika kita mengungkit-ungkit mengenai silsilah, meskipun sekarang ibuku adalah bagian dari jajaran Kepemimpinan struktural di salah satu Fakultas di Universitas Jambi, beliau (Noni Zurweni.red) tetap tidak suka jika kita membanggakan silsilah. Semasa nenek masih sehat wal afiat, Nenek seringkali bercerita kepada kami sembari membanggakan silsilah dan memamerkan foto-foto hitam putih yang menjadi bukti kecemerlangan kepemimpinan keluarga 'Ateh larangan' di Tanjuang Barulak. Kami sebagai cucunya hanya bisa manggut-manggut sambil senyum mendengar cerita nenek. Nenek sendiri adalah Zubaidah MD, yang terkenal tegas, seorang ustadzah yang sering memberi ceramah di masjid Al Hidayah Kampung kami, dan pernah menjadi Kepala Sekolah Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Tanjuang Barulak. Nenek dulunya santriwati salah satu pesantren ternama di Bukittinggi.
Sekarang setelah menikah, aku pernah juga mendiskusikan masalah silsilah ini bersama suamiku Amril Fadli. Ternyata, suamiku juga adalah keturunan Para Pemimpin di Nagari Sungai Pua Kabupaten Agam. Suamiku ternyata memiliki garis keturunan Datuak Katumanggungan dan Haji nan Balimo Sungai Pua. Suamiku adalah anak cucu/cicit dari Haji nan kaduo. Diperkuat oleh foto-foto yang saling terkait yang disimpan oleh keluarganya. Menyimpulkan permasalahan Silsilah ini, aku dapat mengambil ibroh. Di satu sisi, aku setuju dengan Ibuku, bahwa membangga-banggakan silsilah itu tidak baik. Namun, di sisi lain, aku mengambil beberapa hal positif dari penjelasan nenek semasa beliau masih sehat (aku rindu cerita nenek, saat ini beliau terbaring lemah akibat stroke). Beberapa hal positif itu antara lain: Kita sesekali perlu mengkaji sejarah, baik untuk diteladani atau pun dievaluasi. kita juga dapat menjadikan silsilah sebagai motivasi hidup hari ini menuju masa depan. Jika dalam silsilah, kakek buyut atau moyang kita adalah pemimpin, maka kita perlu memunculkan kembali karakter-karakter kepemimpinannya yang positif, belajar mengapa mereka sangat disegani dan memberikan manfaat besar bagi masyarakatnya kala itu. Setidaknya, jika kita belum ditaqdirkan menjadi pemimpin besar, kita dapat memimpin dan memanajerial diri sendiri dengan baik. Sebaliknya, jika dalam silsilah keluarga, kita dapati buyut, kakek, atau ayah yang hanyalah masyarakat kecil biasa, maka hal ini juga menjadi motivasi tersendiri bagi kita, untuk menaikkan derajat keluarga kita. Kitalah yang seharusnya menuliskan sejarah baru. Bukankah ada papatah yang mengatakan bahwa 'Pemimpin itu ditempa dan bukan dilahirkan'. Seharusnya hal itu menjadi motivasi bagi kita. Apalagi jika dahulunya keluarga kita merupakan Pemimpin-pemimpin besar, seharusnya kita dapat menjadi Tokoh-tokoh yang lebih bermanfaat bagi masyarakat melebihi pendahulu kita tersebut. Memotivasi diri kita sebagai orang yang berharap menjadi tauladan masyarakat, bukan orang yang memaksa masyarakat untuk menyegani kita. Menjadi pemimpin yang selalu membawa petuah ilmu padi dalam tindak-tanduknya. Semakin berisi semakin merunduk. Menuntut ilmu di mana saja, dan kembali pulang untuk mencerahkan masyarakat/kampung halaman/tanah kelahiran, dan lain sebagainya. mari Belajar dari Sejarah dan Silsilah. Jika silsilah keluarga kita belum jelas, saatnya kita yang membuat silsilah dengan cara melakukan riset sederhana dan banyak bertanya pada orang-orang yang dituakan dan masih hidup serta masih mengingat masa lalunya. (Wallahu a'lam bisshowwab)
Hm, lalu aku teringat salah satu Client-ku di FKG KPBI Unpad (Client disini maksudnya para mahasiswa tingkat akhir yang menganalisis data penelitian skripsinya menggunakan jasaku selaku statistisi), namanya Ungku Zarith Munira panggilannya U.Z, pembawaannya memang sedikit elegan & berbeda dibanding teman-temannya yang lain. Karena penasaran sekaligus sebagai pembuktian ke yuk Desi bahwa Ungku adalah gelar bangsawan Malaysia, lalu aku searching d google, dengan mengetikkan nama UNGKU ZARITH MUNIRA. Lalu keluar berbagai postingan mengenai Ungku Zarith Munira. Aku check twitternya, di facebook aku udah jadi teman. Lalu ada website genealogy, aku menemukan profil adiknya yang mencatumkan U.Z.Munira sebagai sister. Dan yang lebih menarik, aku menemukan nama U.Z yang lebih lengkap, yaitu Ungku Zarith Sophia Munira, dan.... aku menemukannya di Silsilah Kerajaan Lingga (jd aku bilang wow deh).
Aku baca satu persatu, aku menemukan Ungku Zarith Sophia Munira di Lingga 3. Aku cocokkan dengan nama adik-adiknya yang ada di Facebook, cocok. Lalu aku perlihatkan ke Yuk Desi. Ternyata U.Z adalah keturunan 'Bendahara Dynasti' yang merupakan keturunan Raja-raja Lingga. Ayahnya bernama Ungku Abdul Rahman. Kerajaan Lingga ini merupakan turunan/anak kerajaan dari Kerajaan Johor, yang sangat erat kekerabatannya dengan Kerajaan Riau dan migrasi Suku Bangsa (Bangsawan) Bugis pada saat menolak perjanjian Bongaya setelah invasi Kerajaan Kutai ke Kerajaan-kerajaan Bugis. Jadi sebagian besar Raja-raja Malaysia adalah keturunan Bugis dan Riau Juga. Kerajaan ini terbagi menjadi Kerajaan Lingga-Malaka dan Lingga-Singapura.
Nah, cukup lama membaca sejarah Kerajaan Lingga, aku langsung menganalogikan dengan kerajaan Minangkabau. Lalu aku teringat cerita-cerita Nenek mengenai silsilah keluarga kami. 'cucuku, Bunga Mardhotillah', kata nenek memulai ceritanya (mulai masuk ke fase serius ala nenek, sebenernya nenek ngomongnya pake bahasa Minang, pas di translate, jadi rada gimanaaa, githu, hehehe). "Salah seorang kakek buyut nenek adalah Pahlawan yang syahid sewaktu melawan Belanda, namanya masih tertera dengan gagahnya bersama beberapa syuhada' lainnya di Masjid Syuhada'", salah satu masjid di kampung kami. Lalu ayah nenek (kakek buyutku) adalah Muhammad Duya Datuak Marajo (MD.Dt.Marajo) yang adalah seorang Penghulu tertinggi di kaumnya, sekaligus merupakan pemimpin Tanjuang Barulak (Wali Nagari/Angku Kapalo) selama beberapa periode, yang sangat disegani Belanda semasa Beliau hidup. Lalu Kakekku (suami Nenek, almarhum Djabir Sutan Malano ), juga adalah seorang Angku Palo (Wali nagari/selevel Lurah). Kemudian, kepemimpinannya dilanjutkan oleh suami dari adik dan sepupu nenek. Aku berkesimpulan bahwa, dalam darah kami, mengalir darah syuhada' dan darah pemimpin-pemimpin yang kharismatik dan banyak membina masyarakat di Kenagarian Tanjuang Barulak Kabupaten Tanah Datar di masanya.
Sebetulnya ibuku kurang setuju jika kita mengungkit-ungkit mengenai silsilah, meskipun sekarang ibuku adalah bagian dari jajaran Kepemimpinan struktural di salah satu Fakultas di Universitas Jambi, beliau (Noni Zurweni.red) tetap tidak suka jika kita membanggakan silsilah. Semasa nenek masih sehat wal afiat, Nenek seringkali bercerita kepada kami sembari membanggakan silsilah dan memamerkan foto-foto hitam putih yang menjadi bukti kecemerlangan kepemimpinan keluarga 'Ateh larangan' di Tanjuang Barulak. Kami sebagai cucunya hanya bisa manggut-manggut sambil senyum mendengar cerita nenek. Nenek sendiri adalah Zubaidah MD, yang terkenal tegas, seorang ustadzah yang sering memberi ceramah di masjid Al Hidayah Kampung kami, dan pernah menjadi Kepala Sekolah Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Tanjuang Barulak. Nenek dulunya santriwati salah satu pesantren ternama di Bukittinggi.
Sekarang setelah menikah, aku pernah juga mendiskusikan masalah silsilah ini bersama suamiku Amril Fadli. Ternyata, suamiku juga adalah keturunan Para Pemimpin di Nagari Sungai Pua Kabupaten Agam. Suamiku ternyata memiliki garis keturunan Datuak Katumanggungan dan Haji nan Balimo Sungai Pua. Suamiku adalah anak cucu/cicit dari Haji nan kaduo. Diperkuat oleh foto-foto yang saling terkait yang disimpan oleh keluarganya. Menyimpulkan permasalahan Silsilah ini, aku dapat mengambil ibroh. Di satu sisi, aku setuju dengan Ibuku, bahwa membangga-banggakan silsilah itu tidak baik. Namun, di sisi lain, aku mengambil beberapa hal positif dari penjelasan nenek semasa beliau masih sehat (aku rindu cerita nenek, saat ini beliau terbaring lemah akibat stroke). Beberapa hal positif itu antara lain: Kita sesekali perlu mengkaji sejarah, baik untuk diteladani atau pun dievaluasi. kita juga dapat menjadikan silsilah sebagai motivasi hidup hari ini menuju masa depan. Jika dalam silsilah, kakek buyut atau moyang kita adalah pemimpin, maka kita perlu memunculkan kembali karakter-karakter kepemimpinannya yang positif, belajar mengapa mereka sangat disegani dan memberikan manfaat besar bagi masyarakatnya kala itu. Setidaknya, jika kita belum ditaqdirkan menjadi pemimpin besar, kita dapat memimpin dan memanajerial diri sendiri dengan baik. Sebaliknya, jika dalam silsilah keluarga, kita dapati buyut, kakek, atau ayah yang hanyalah masyarakat kecil biasa, maka hal ini juga menjadi motivasi tersendiri bagi kita, untuk menaikkan derajat keluarga kita. Kitalah yang seharusnya menuliskan sejarah baru. Bukankah ada papatah yang mengatakan bahwa 'Pemimpin itu ditempa dan bukan dilahirkan'. Seharusnya hal itu menjadi motivasi bagi kita. Apalagi jika dahulunya keluarga kita merupakan Pemimpin-pemimpin besar, seharusnya kita dapat menjadi Tokoh-tokoh yang lebih bermanfaat bagi masyarakat melebihi pendahulu kita tersebut. Memotivasi diri kita sebagai orang yang berharap menjadi tauladan masyarakat, bukan orang yang memaksa masyarakat untuk menyegani kita. Menjadi pemimpin yang selalu membawa petuah ilmu padi dalam tindak-tanduknya. Semakin berisi semakin merunduk. Menuntut ilmu di mana saja, dan kembali pulang untuk mencerahkan masyarakat/kampung halaman/tanah kelahiran, dan lain sebagainya. mari Belajar dari Sejarah dan Silsilah. Jika silsilah keluarga kita belum jelas, saatnya kita yang membuat silsilah dengan cara melakukan riset sederhana dan banyak bertanya pada orang-orang yang dituakan dan masih hidup serta masih mengingat masa lalunya. (Wallahu a'lam bisshowwab)
Wednesday, December 5, 2012
Pengalaman Mengajar si Dosen Junior
Aktivitas mengajar di perguruan tinggi, adalah aktivitas yang aku idamkan sejak SMA. Saat ditanya cita-cita ketika aku TK hingga SMP, aku menjawab 'dokter'. Namun Cita-citaku berbelok untuk menjadi seorang dosen ketika aku duduk di bangku SMA. Hingga kuliah, aku tetap memegang teguh cita-citaku yang ingin menjadi seorang dosen.
Pada tahun 2010, aku pulang ke Jambi tanah kelahiranku. Tadinya aku berharap untuk dapat menjadi dosen di salah satu Universitas negeri di jambi ini. Taqdir berkata lain, karena formasi dosen statistika di tahun 2010 tidak dibuka oleh Rektor yang sedang menjabat kala itu. Selanjutnya, tidak ingin membuang waktu dan kesempatan, aku pun mengikuti test CPNS. Ternyata aku lulus test CPNS dan ditempatkan di Unit Kerja Bappeda kab. Batang Hari.
Aku bersyukur, cita-citaku menjadi dosen di Universitas negeri memang tidak tercapai, namun Allah swt memberiku dua pekerjaan. Dalam kiprahku di Bappeda Kab. Batang Hari, aku ditawari utk mengajar di STIE Graha karya Muara Bulian, yang merupakan salah satu Sekolah Tinggi asuhan Yayasan Pendidikan Serentak Bak Regam. Pengalaman mengajar pertama kali, aku dipercaya untuk mengajar mata kuliah Metodologi Penelitian di empat kelas, kelas Reguler dan kelas malam. Semester berikutnya suami tercinta tidak mengizinkan aku untuk ngajar malam, akhirnya aku memilih untuk mengajar 1 kelas pagi dan 2 kelas sore, dengan mata kuliah kala itu Statistika 2 (Lanjutan). Semester berikutnya hingga saat ini aku mengajar statistika 1 dan statistika 2 dengan total kelas yang kuasuh sebanyak 4 kelas, 2 kelas pagi dan 2 kelas sore.
Banyak hal-hal unik yang aku alami ketika mengajar, dan aku memperoleh kesimpulan bahwa, kesuksesan mengajar tergantung sejauh mana kita mempersiapkan bahan ajar. Jika bahan ajar tidak kita siapkan sebelumnya, hal ini akan merugikan mahasiswa. Bahkan ketika kita memutuskan untuk mengarahkan mahasiswa berdiskusi kelompok, kita juga harus sudah siap dengan tema-tema apa saja yang harus digarap mahasiswa.
Kurasa sedari dulu, aku adalah orang yang suka memotivasi orang-orang di sekitarku. Nah, saat ini mungkin lebih spesifik, aku memotivasi mahasiswa/i STIE-GK yang belajar statistika 1 & 2 dengan cara, menyiapkan awards dan rewards yang variatif untuk mereka yang aktif, rajin, bernilai baik, dan dominan (secara positif) di kelas.
Untuk meningkatkan fokus mahasiswa, aku menetapkan pemberian point tambahan bagi mahasiswa yang duduk di baris depan dan baris kedua. Hal ini mengingat mahasiswa yang duduk di belakang lebih sering mengobrol dan tertawa-tawa saat dosen menerangkan bahan ajar.
Ada kalanya aku menugaskan mahasiswa untuk presentasi individu di depan kelas secara bergantian, lalu aku memberikan tanggapan dan penilaian layaknya juri kompetisi/ajang-ajang pencarian bakat yang tengah marak di Televisi. Ada kalanya pula aku memberikan pertanyaan dengan memilih siswa secara random (misalnya dengan melempar permen, yang terkena permen, mau tak mau harus menjawab pertanyaan, jika berhasil diberi hadiah dan jika gagal/salah menjawab, dikurangi pointnya). Semua itu kulakukan untuk menyemangati mereka dalam belajar statistika yang sering dianggap sebagai mata kuliah pembuat pusing dan mual.
Hingga saat ini aku masih berupaya belajar dan mencari trik-trik khusus demi menunjang keberhasilanku dalam mengajar. Saat ini, aku baru sebatas memvariasikan kelas menjadi 2 lingkup saja, yaitu Kelas dan laboratorium Komputer. Suatu saat mungkin aku harus kreatif untuk mengarahkan mahasiswa belajar outdoor. Aku masih berusaha berinovasi. Saat ini dosen-dosen STIE sedang digenjot untuk berpartisipasi melengkapi persyaratan untuk akreditasi BAN-PT. Aku juga harus terus berusaha. Hm, ada niatan juga untuk melebarkan sayapku mengajar di berbagai perguruan tinggi swasta lainnya, tapi untuk saat ini, aku harus meningkatkan kualitas manajemen waktuku.
Satu hal yang terpenting adalah, aku harus menjaga semangatku. Semangat untuk ikut ambil bagian mencerdaskan bangsa. Berkiprah dan ikut andil dalam ranah pendidikan di Bumi Serentak bak Regam ^_^
Motivasi di Penghujung 2012...
WATAK BAIK, JUJUR, TUJUAN BESAR, ADALAH KUNCI SUKSES
Watak adalah unsur penting dalam sukses dan sifat yang sangat penting dalam kepemimpinan. Tapi watak saja tak bisa menjamin sukses jika tidak disalurkan ke arah yang positif. Jika orang baik dan adil memiliki tujuan utama hidup, mereka akan mengerahkan semua energi secara bersemangat dan mendatangkan hasil yang menakjubkan. tujuan besar ditambah dengan watak istimewa, adalah perpaduan yang tak terkalahkan.
TUJUAN PASTI ADALAH TITIK AWAL DARI SEGALA PRESTASI
Kita mungkin bisa hidup tanpa menetapkan satu tujuan besar, tapi kita tak akan maju dalam kehidupan. Tujuan yang pasti adalah titik awal dari semua prestasi. Tujuan tersebut harus spesifik dan dapat diukur. Kita harus tahu apa yang akan kita raih, kapan dan bagaimana cara meraihnya.
Watak adalah unsur penting dalam sukses dan sifat yang sangat penting dalam kepemimpinan. Tapi watak saja tak bisa menjamin sukses jika tidak disalurkan ke arah yang positif. Jika orang baik dan adil memiliki tujuan utama hidup, mereka akan mengerahkan semua energi secara bersemangat dan mendatangkan hasil yang menakjubkan. tujuan besar ditambah dengan watak istimewa, adalah perpaduan yang tak terkalahkan.
TUJUAN PASTI ADALAH TITIK AWAL DARI SEGALA PRESTASI
Kita mungkin bisa hidup tanpa menetapkan satu tujuan besar, tapi kita tak akan maju dalam kehidupan. Tujuan yang pasti adalah titik awal dari semua prestasi. Tujuan tersebut harus spesifik dan dapat diukur. Kita harus tahu apa yang akan kita raih, kapan dan bagaimana cara meraihnya.
Minyak Wangi dan Kepribadian
ROSE
Senang bertualang, avant garde, dan anda bukan tipe English rose.
VIOLET DAN HELIOTROPE
Anda romantis tapi cukup individual untuk menentang trend.
JASMINE
Anda tahu semua tentang rayuan dan gairah riil anda adalah jasmine yang sophisticated.
FREESIA
Penggemar freesia cenderung romantis dan rendah hati. Tapi juga kompleks dan kreatif. Anda tertarik pada minyak wangi ringan, alamiah.
MAGNOLIA
Anda muda dan manis, tapi tak ada hubungannya dengan umur. Yang dimaksud adalah sikap.
LILY
Anda hangat, bertindak tanpa pikir panjang, dan sangat dermawan.
HYACINTH
Anda selalu memandang ke depan dan tak pernah menyesali apa pun.
ORANGE BLOSSOM
Ultra langka dan halus, anda menyukai gaya anda yang elegan tapi mencolok.
PEONY
Jika anda menyukai peony, anda halus, artistik, dan intelektual.
Taken From: Tabloid Aura :)
Senang bertualang, avant garde, dan anda bukan tipe English rose.
VIOLET DAN HELIOTROPE
Anda romantis tapi cukup individual untuk menentang trend.
JASMINE
Anda tahu semua tentang rayuan dan gairah riil anda adalah jasmine yang sophisticated.
FREESIA
Penggemar freesia cenderung romantis dan rendah hati. Tapi juga kompleks dan kreatif. Anda tertarik pada minyak wangi ringan, alamiah.
MAGNOLIA
Anda muda dan manis, tapi tak ada hubungannya dengan umur. Yang dimaksud adalah sikap.
LILY
Anda hangat, bertindak tanpa pikir panjang, dan sangat dermawan.
HYACINTH
Anda selalu memandang ke depan dan tak pernah menyesali apa pun.
ORANGE BLOSSOM
Ultra langka dan halus, anda menyukai gaya anda yang elegan tapi mencolok.
PEONY
Jika anda menyukai peony, anda halus, artistik, dan intelektual.
Taken From: Tabloid Aura :)
Tanda-tanda Hubungan yang Sehat
Jika punya hubungan yang sehat, anda akan:
1. Menceritakan pemikiran-pemikiran, perasaan-perasaan, pendapat-pendapat secara jujur.
2. Mendengarkan pemikiran, perasaan, dan pendapat satu sama lain tanpa mengadili.
3. Mengucapkan I love you dengan berbagai cara yang berbeda.
4. Menyeimbangkan privasi dengan keintiman.
5. Tidak mendahulukan atau mengutamakan siapa pun di atas pasangan anda.
6. Saling mendukung hobi dan minat masing-masing.
7. Merasa aman dan berusaha membuat pasangan merasa aman juga.
8. Tidak kasar dalam kata-kata, dan tidak kasar dalam tindakan.
9. Menunjukkan cinta, kendati pun sedang tidak merasakannya.
10. Mementingkan pekerjaan, aktivitas, kesehatan, keluarga, dan lain-lain.
11. Percaya pada pasangan dan tidak merasakan ancaman fisik perselingkuhan emosional.
12. Berdebat tanpa takut, pahit, tanpa marah secara membabi buta atau manipulasi.
13. Menyelesaikan konflik, kompromi untuk kebahagiaan.
14. Senang bersama pasangan.
15. Senang kehidupan seks yang sehat.
16. Tidak menyembunyikan email, surat-surat, sms, bbm, dan telepon.
17. Tidak dipaksa menunjukkan email, surat-surat, sms, bbm, dan telepon.
18. Mendorong persahabatan lain (kecuali perselingkuhan emosional).
19. Lebih banyak senang bersama pasangan ketimbang tidak senang.
Taken From: Tabloid Aura
1. Menceritakan pemikiran-pemikiran, perasaan-perasaan, pendapat-pendapat secara jujur.
2. Mendengarkan pemikiran, perasaan, dan pendapat satu sama lain tanpa mengadili.
3. Mengucapkan I love you dengan berbagai cara yang berbeda.
4. Menyeimbangkan privasi dengan keintiman.
5. Tidak mendahulukan atau mengutamakan siapa pun di atas pasangan anda.
6. Saling mendukung hobi dan minat masing-masing.
7. Merasa aman dan berusaha membuat pasangan merasa aman juga.
8. Tidak kasar dalam kata-kata, dan tidak kasar dalam tindakan.
9. Menunjukkan cinta, kendati pun sedang tidak merasakannya.
10. Mementingkan pekerjaan, aktivitas, kesehatan, keluarga, dan lain-lain.
11. Percaya pada pasangan dan tidak merasakan ancaman fisik perselingkuhan emosional.
12. Berdebat tanpa takut, pahit, tanpa marah secara membabi buta atau manipulasi.
13. Menyelesaikan konflik, kompromi untuk kebahagiaan.
14. Senang bersama pasangan.
15. Senang kehidupan seks yang sehat.
16. Tidak menyembunyikan email, surat-surat, sms, bbm, dan telepon.
17. Tidak dipaksa menunjukkan email, surat-surat, sms, bbm, dan telepon.
18. Mendorong persahabatan lain (kecuali perselingkuhan emosional).
19. Lebih banyak senang bersama pasangan ketimbang tidak senang.
Taken From: Tabloid Aura
Cara Mudah Semakin Dekat dengan Pasangan
Jika anda ingin lebih dekat dengan pasangan, coba ajak dia nonton film. sebuah studi terkini menemukan, selama nonton, emosi orang yang nonton bersama sinkron satu sama lain. Sebagai contoh, kita tertawa pada waktu yang sama. Karena itu menciptakan ikatan emosional
Kadang,,,,Kita Harus Mencari di Tempat Gelap....
Suatu kali seorang laki-laki pulang ke rumah larut malam dan tidak bisa masuk ke rumah. Tetangganya menyaksikan dia sedang mencari-cari kunci dengan bantuan cahaya lampu jalanan, lalu memutuskan untuk membantunya mencari kunci tersebut. Tak lama, beberapa tetangga yang lain pun membantu, setiap orang berusaha membantu tetangga mereka menemukan kunci yang jatuh.
Setelah beberapa saat, seseorang bertanya kepada lelaki itu dimana terakhir kali dia melihat kuncinya.
'Di dekat pintu depan.'
Para tetangga kebingungan. 'Lalu kenapa mencarinya di sini, di bawah lampu jalanan??'
'Karena cahayanya lebih terang!'
Perumpamaan ini terbersit ketika kita berpikir tentang peta jalan yang kita gunakan untuk memandu kita menjalani hidup. Kadangkala, saat sedang mencari jawaban, kita secara otomatis mencari-cari di tempat yang lebih terang. Namun, kadang kita juga perlu pergi ke tempat yang gelap.
Pikirkanlah bagaimana peta-peta itu memandu orang melewati hidup dengan cara yang berbeda-beda di dunia. bandingkanlah peta milik orang lain yang berkata, 'Hidup adalah rangkaian masalah sulit yang harus dipecahkan dengan sedikit kesenangan,' dengan 'Hidup adalah harta karun yang harus disyukuri'. Dengan sudut pandang yang sedemikian berbeda, bahkan jika dua orang itu menjalani hidup yang hampir serupa, mereka akan melalui kejadian-kejadian dalam hidup dengan pengalaman berbeda.
(Daniel Gottlieb)
Setelah beberapa saat, seseorang bertanya kepada lelaki itu dimana terakhir kali dia melihat kuncinya.
'Di dekat pintu depan.'
Para tetangga kebingungan. 'Lalu kenapa mencarinya di sini, di bawah lampu jalanan??'
'Karena cahayanya lebih terang!'
Perumpamaan ini terbersit ketika kita berpikir tentang peta jalan yang kita gunakan untuk memandu kita menjalani hidup. Kadangkala, saat sedang mencari jawaban, kita secara otomatis mencari-cari di tempat yang lebih terang. Namun, kadang kita juga perlu pergi ke tempat yang gelap.
Pikirkanlah bagaimana peta-peta itu memandu orang melewati hidup dengan cara yang berbeda-beda di dunia. bandingkanlah peta milik orang lain yang berkata, 'Hidup adalah rangkaian masalah sulit yang harus dipecahkan dengan sedikit kesenangan,' dengan 'Hidup adalah harta karun yang harus disyukuri'. Dengan sudut pandang yang sedemikian berbeda, bahkan jika dua orang itu menjalani hidup yang hampir serupa, mereka akan melalui kejadian-kejadian dalam hidup dengan pengalaman berbeda.
(Daniel Gottlieb)
Life of Pi (Berdamai dengan Harimaumu)
Buku berjudul Life of Pi berkisah tentang seorang anak lelaki enam belas tahun yang terbuang di atas sebuah perahu penyelamat. Satu-satunya teman Pi dalam perahu itu adalah seekor harimau Bengal yang beratnya 250 kg! Pi mendapati dirinya berada di atas kain terpal dengan si harimau berada di balik terpal itu. Mereka terombang-ambing di lautan selama berbulan-bulan.
Pi harus menjalin hubungan dengan si harimau. Dia tahu, si harimau bisa dengan mudah membunuhnya. Sementara sebaliknya, dia tidak bisa membunuh si harimau. Dia juga tidak tahu, dia tidak bisa mengendalikan atau menjinakkan harimau itu. Padahal, mereka di atas perahu, berdua terapung di lautan!
Meskipun Pi sangat kelaparan, dia tak sanggup mengalahkan dan membunuh harimau itu untuk memakannya. Bahkan, satu-satunya cara agar dia bisa bertahan hidup adalah dengan memberi makan si harimau. Pi menemukan cara untuk menangkap ikan dan membaginya dengan teman berkaki empatnya. Ketika dia menemukan cara untuk memurnikan air laut, dia pun membagi air itu dengan si harimau.
Mereka hidup dalam hubungan saling ketergantungan yang rentan dan menakutkan selama berbulan-bulan seiring perahu mereka mengapung tak tentu arah dan mengarungi lautan. Begitu sekoci itu terdampar di daratan, si harimau segera lari ke hutan.
Dan Pi menangis.
Tahu kenapa?
Cerita tentang Pi adalah cerita tentang kita semua. Kita semua memiliki harimau di bawah terpal, harimau yang menurut kita bisa merusak kita. Kita mengira kita ingin menyingkirkan harimau itu. Namun sesungguhnya, kita akan merasakan kehilangan yang luar biasa jika mereka meninggalkan kita, karena bagaimana pun, mereka adalah bagian dari diri kita.
(Ulasan Daniel Gottlieb mengenai Buku 'Life of Pi')
Pi harus menjalin hubungan dengan si harimau. Dia tahu, si harimau bisa dengan mudah membunuhnya. Sementara sebaliknya, dia tidak bisa membunuh si harimau. Dia juga tidak tahu, dia tidak bisa mengendalikan atau menjinakkan harimau itu. Padahal, mereka di atas perahu, berdua terapung di lautan!
Meskipun Pi sangat kelaparan, dia tak sanggup mengalahkan dan membunuh harimau itu untuk memakannya. Bahkan, satu-satunya cara agar dia bisa bertahan hidup adalah dengan memberi makan si harimau. Pi menemukan cara untuk menangkap ikan dan membaginya dengan teman berkaki empatnya. Ketika dia menemukan cara untuk memurnikan air laut, dia pun membagi air itu dengan si harimau.
Mereka hidup dalam hubungan saling ketergantungan yang rentan dan menakutkan selama berbulan-bulan seiring perahu mereka mengapung tak tentu arah dan mengarungi lautan. Begitu sekoci itu terdampar di daratan, si harimau segera lari ke hutan.
Dan Pi menangis.
Tahu kenapa?
Cerita tentang Pi adalah cerita tentang kita semua. Kita semua memiliki harimau di bawah terpal, harimau yang menurut kita bisa merusak kita. Kita mengira kita ingin menyingkirkan harimau itu. Namun sesungguhnya, kita akan merasakan kehilangan yang luar biasa jika mereka meninggalkan kita, karena bagaimana pun, mereka adalah bagian dari diri kita.
(Ulasan Daniel Gottlieb mengenai Buku 'Life of Pi')
Guest House
This being human is a guest house
Every morning a new arrival.
A joy, a depression, a meanness,
Some momentary awareness comes
as an unexpected visitor.
Welcome and entertain them all!
Even if they are a crowd of sorrows,
who violently sweep your house
empty of its furniture,
still treat each guest honorably.
He may be declaring you out for some new delight.
The dark thought, the sham, the malice,
Meet them at the door laughing,
and invite them ini.
Be grateful for whoever comes,
because each has been sent
as a guide from beyond.
-Rumi
Every morning a new arrival.
A joy, a depression, a meanness,
Some momentary awareness comes
as an unexpected visitor.
Welcome and entertain them all!
Even if they are a crowd of sorrows,
who violently sweep your house
empty of its furniture,
still treat each guest honorably.
He may be declaring you out for some new delight.
The dark thought, the sham, the malice,
Meet them at the door laughing,
and invite them ini.
Be grateful for whoever comes,
because each has been sent
as a guide from beyond.
-Rumi
Cinta Altruistik
Case Western Reserve University di Cleveland mengadakan program riset yang disebut 'The Institute for Research on Unlimited Love', yang fokusnya terutama pada persoalan cinta altruistik. Cinta altruistik berarti memberikan sesuatu kepada orang lain hanya karena alasan belas kasih, bukan karena kita berpikir kita harus melakukannya. Bukan karena kita merasa bertanggung jawab kepada orang lain, atau karena kita ingin tahu apa yang bisa dilakukan orang lain untuk kita di masa depan, atau karena sumbangan yang kita berikan akan mengurangi pajak penghasilan. Cinta altruistik membuat kita melakukan sesuatu demi orang lain. Apa yang dipelajari di Institut ini menunjukkan bahwa cinta jenis ini-cinta yang paling murni-adalah juga yang paling menyembuhkan.
(tulisan Daniel Gottlieb dalam bukunya 'Letters to Sam')
(tulisan Daniel Gottlieb dalam bukunya 'Letters to Sam')
Sunday, December 2, 2012
Mengikuti Apel Pagi di Kantor Setiap Hari adalah segalanya...
Bagi PNS-Dalam hal ini PNS kab.Batang Hari-, jam 7.15 adalah suatu kewajiban. Kewajiban untuk ikut Kegiatan rutin, yakni Apel Pagi. Terkadang Apel Pagi ini dapat disetarakan maknanya dengan Briefing pada Perusahaan-perusahaan Bonafide, jika Pembina Apel memberikan motivasi dan informasi dalam Amanatnya. Dan tak jarang pula, Apel Pagi hanya sekedar simbolis saja, yang penting kelihatan pelaksanaan Apelnya setiap pagi. Karena kebanyakan Pembina Apel yang notabene adalah para pejabat eselon 3 ke atas, kerap kali membubarkan Apel tanpa amanat sepatah dua kata pun. Jadi selain pelajaran baris berbaris, Apel Pagi pun berlangsung tanpa makna yang dapat dipetik. Selain Apel Pagi, di sore hari pastinya ada Apel Sore yang karakternya hampir-hampir sama saja dengan Apel Pagi. Berlalu tanpa amanat, informasi, atau pun motivasi. Berarti lagi-lagi hanya sekedar simbol belaka.
Ngomong-ngomong soal Apel pagi, boleh dibilang aku bukan penggemarnya. Dalam 5 hari kerja, maksimal hanya 2 atau 3 kali aku mengikuti Apel Pagi. Semuanya ada alasannya, meski dalam aturan kedisiplinan jika tidak ikut Apel Pagi, alasan apa pun tidak diterima kecuali sakit atau kena musibah. Namun tak jarang pula beberapa pegawai mengikuti Apel pagi hanya untuk mengisi Daftar hadir. Soal daftar hadir, itu juga tergantung sekretaris pada Badan/Dinas/kantor yang bersangkutan. Ada yang tidak memperbolehkan isi daftar hadir jika terlambat/tidak ikut Apel Pagi, dan ada yang berbaik hati mengizinkan. Kembali ke alasan kenapa aku lebih sering tidak ikut Apel, hm, sebetulnya lebih sering karena kerjaan yang aku bawa pulang ke rumah, sudah begadang pun belum selesei juga dikerjakan, alhasil, aku baru ke kantor sekitar jam 8 (Telat sekitar 45 menit).
Pagi ini aku dapat kesimpulan baru setelah perenungan singkat mengenai Apel pagi. Pagi ini aku tidak ikut Apel pagi (tapi kudengar dari bagian Umum, yang ikut Apel hanya sekitar 10 orang dari 47 karyawan). Walaupun tidak ikut Apel, aku datang lebih awal (sekitar jam 7 lewat). Nah, ternyata datang pagi lebih enjoy, walaupun semalam pekerjaan yang kubawa pulang belum selesei, tetap saja datang pagi lebih enjoy. Atasan justru tidak menanyakan tentang pekerjaan yang belum kuseleseikan. Alhasil, saat ini aku tengah di depan notebook ku, melanjutkan perjuangan tadi malam. Menyelesaikan Analisis Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Batang Hari.
Subscribe to:
Posts (Atom)