Tuesday, August 2, 2011

MENDAPATKAN SPIRIT RAMADHAN

Hikmah Ramadhan oleh: Dr.H. Muh. Nurung Lc. M.Ag

Secara leksikal, kata Ramadhan berarti pembakaran. Makna ini bila dikaitkan dengan bulan di mana Ummat Islam diperintahkan berpuasa maka artinya, bulan pembakaran. Menjadi pertanyaan, kenapa bulan ini disebut bulan pembakaran? Jawabannya, bulan ini menjadi momentum untuk membakar dosa-dosa. Terkait makna ini, al-Fairuzabadi berkata bulan ini diberi nama Ramadhan berkait erat dengan posisinya, yaitu bulan pembakaran dosa-dosa.

Pembakaran dosa pada bulan ini dapat dilakukan dengan mengerjakan berbagai amal sholeh. "Sesungguhnya kebaikan-kebaikan menghilangkan keburukan-keburukan" (QS.11:114). Di antara keburukan yang dimaksud adalah dosa-dosa. Dalam konteks bulan Ramadhan, puasa merupakan pembakar utama dosa-dosa. "Siapa saja berpuasa dengan iman dan mengharapkan keridhaan ALLAH SWT, maka akan diampunkan dosa-dosanya yang terdahulu" (HR. Ahmad Ibn Hambal).

Selain puasa, terdapat amalan Ramadhan lain, seperti sholat Tarawih, memberi makan kepada orang berbuka, zakat, dan iktikaf. Bahkan apa pun bentuk amal sholeh yang dikerjakan pada bulan Ramadhan berpotensi menghapus dosa-dosa.

Hanya saja penting diketahui bahwa dosa-dosa yang dapat dihapus oleh amal sholeh terbatas pada dosa-dosa kecil. Karena itu, agar dosa-dosa besar juga ikut terhapus atau terbakar maka hendaknya dibakar melalui taubat sesungguhnya (nashuhah). "Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taubat." (QS.66:8). Yakni taubat yang disertai tekad meninggalkan perbuatan buruk yang dilakukan, berjanji tidak mengulangi, dan berupaya menggantikannya dengan berbagai amal sholeh.

Selain itu, makna Ramadhan adalah membakar berbagai perilaku buruk. Betapa tidak, selama bulan Ramadhan umat Islam dilarang melakukan perbuatan-perbuatan tercela. Bahkan ditegaskan perbuatan-perbuatan tercela berpotensi menghilangkan pahala puasa. Rasulullah S'AW bersabda: "siapa saja yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan palsu, maka ALLAH tidak butuh dalam mana ia meninggalkan makanan dan minuman" (HR. Bukhari).

Perkataan dan perbuatan palsu yang dimaksud adalah perkataan dan perbuatan yang tidak sesuai ajaran Islam, seperti berbohong, menggunjing, mencela, dan mengadu domba.


Sumber: Jambi Independent Rabu, 03 Agustus 2011

2 comments:

  1. Blogmu bagus....
    Aq titip link blogku yah...
    http://www.cintaseoranganakmanusia.co.cc/

    salam kenal

    ReplyDelete