Prasangka yang baik akan terjadi bersama ihsan (perbuatan yang baik). Seorang muhsin (orang yang suka berbuat baik) tentu mempunyai prasangka yang baik terhadap Tuhannya, yakni bahwa Allah akan memberi ganjaran atas perbuatan baiknya. Dia tidak akan mengingkari janji dan akan menerima permohonan ampun dari hambaNya.
(Sumber: Tulisan Ibnul Qayyim al-Jauziyah)
Thursday, April 2, 2020
Ketika Mengharapkan Sesuatu...
Siapa saja yang mengharapkan sesuatu, maka diisyaratkan adanya tiga hal:
Pertama, menyukai apa yang diharapkan.
Kedua, khawatir kehilangan sesuatu yang diharapkan.
Ketiga, berusaha keras untuk mendapatkannya.
Harapan yang tidak dikaitkan dengan sesuatu disebut angan-angan. Harapan berbeda dengan angan-angan. Setiap orang yang berharap pasti disertai rasa khawatir. Seorang yang berjalan di jalan raya bila merasa khawatir kehilangan sesuatu, ia akan mempercepat jalannya. (Sumber: Tulisan Ibnul Qayyim al-Jauziyah)
Pertama, menyukai apa yang diharapkan.
Kedua, khawatir kehilangan sesuatu yang diharapkan.
Ketiga, berusaha keras untuk mendapatkannya.
Harapan yang tidak dikaitkan dengan sesuatu disebut angan-angan. Harapan berbeda dengan angan-angan. Setiap orang yang berharap pasti disertai rasa khawatir. Seorang yang berjalan di jalan raya bila merasa khawatir kehilangan sesuatu, ia akan mempercepat jalannya. (Sumber: Tulisan Ibnul Qayyim al-Jauziyah)
Tentang Kealpaan...
Amr az-Zahid berkata, "Karena kealpaanmu tentang dirimu dan berpalingnya engkau dari Allah swt, engkau akan melihat hal-hal yang membuat Allah murka. Engkau diam, tidak mengajak kepada kebaikan, dan tidak mencegah kemungkaran. Engkau takut kepada orang yang sebenarnya tidak bisa mendatangkan mudharat atau pun manfaat."
Allah Maha Penyayang...
Allah Maha Penyayang dan menyukai orang yang penyayang. Dia Maha Pemurah dan menyukai orang yang murah hati. Dia Maha Pandai dan menyukai orang yang pandai. Dia Maha Kuat dan menyukai orang yang kuat. Orang yang paling tidak Dia sukai di antara orang mukmin adalah orang yang lemah. Dia amat malu dan menyukai orang yang pemalu. Dia Maha Indah dan menyukai orang yang menyukai keindahan. Dia Tunggal dan menyukai orang yang melakukan sholat ganjil (witir).
Sunday, March 29, 2020
EDIFIKASI DALAM BERMEDSOS

Selama ini kebanyakan kita lebih sering mendengar kata edifikasi dalam dunia MLM, atau seorang MC/Moderator sebuah forum ilmiah mengedifikasi Narasumber. Edifikasi memang bermakna bicara positif tentang orang lain, dalam artian memberikan pujian (tentunya juga harus sesuai dengan kenyataan, bukan pujian meng-ada-ada) pada orang lain, agar org tersebut dihargai secara proporsional sebagaimana mestinya. Misalnya menyebutkan riwayat pendidikan, profesi, prestasi, kelebihan, dan hal positif lainnya dari orang yg ingin kita edifikasi. Tujuannya agar apa? Agar yg bersangkutan tidak dianggap sok tahu (baca: sotoy) atau berlebihan (baca: lebay) atau berbicara tdk sesuai keahlian, dan lain sebagainya. Intinya agar orang yg diedifikasi ini mendapat tempat sebagaimana mestinya. Tidak lebih dan tidak kurang. Bukan berarti dia jadi mulia, tidak juga. Hanya agar dia mendapat hak bicara dan hak didengar saja sebetulnya. Tak hanya di MLM atau seminar, Edifikasi ini ternyata sangat penting pula dalam bermedsos, apalagi dalam forum online, group FB, atau pun group WA.
Izinkan saya bercerita sedikit terkait edifikasi ini:
Alkisah sebuah group kumpulan orang-orang cerdas. Di dalamnya udah lengkap bgt berbagai profesi, yg paling banyak tenaga kesehatan, dokter hewan pun jg ada. Dosen ada beberapa, Notaris ada, PNS/ASN yg fungsional ada, yg pegang jabatan struktural pun ada. Pebisnis dan pengusaha ada. LSM dan wiraswasta pun ada, guru? Ada gak ya? Dari Perpajakan jg ada. Yg udah S2 banyak, yg lg S3 ada, bahkan ada yg S3 luar negeri. Polisi ada. TNI? Ada gak ya? OJK? Kayaknya ada. Perusahaan Asuransi/Perbankan? Sepertinya ada, dan lain sebagainya. Komplit deh pokoknya. Hanya ada 1 kekurangan group ini, warganya tidak saling meng-edifikasi. Mungkin ada, tapi dia TIDAK PERNAH di EDIFIKASI balik, sehingga hrs mengedifikasi diri sendiri. Nah, misal kejadian seseorang yg tdk mendapat edifikasi dari teman dekatnya di group itu, lalu berupaya menjelaskan tentang profesinya, prestasinya, skillnya, dll, krn kebanyakan anggota group yg lainnya gak begitu kenal dia, nah, pasti anggota group lain (yg bukan teman dekatnya) yg baca postingan/komentar/penjelasan dia di group itu jd menilai dia gak bagus krn terkesan muji2 diri sendiri. Habis mau gmn lg? posting sesuatu seolah diragukan. Berkomentar, malah diketusin. Sekali lg krn teman dekatnya di group itu yg kenal dia, tahu tentang dia, gak ada satupun yg meng-edifikasinya. Ketika dia mencoba menjelaskan tentang profesi yg tengah ia jalani, malah ada yg ketusin, menekan dan menginterogasi, krn memiliki profesi yg 'hampir sama' namun sang interogator, yg udah diedifikasi oleh temen dekatnya di group itu merasa berada di level yang lebih tinggi. Sementara dia sendiri pada awalnya sama sekali tidak bermaksud untuk mengabaikan profesi temannya alias sang interogator itu. Lagipula sedikit berbeda kondisinya krn dia 'yg tidak diedifikasi' memiliki beban kerja lebih besar krn terpaksa merangkap-rangkap pekerjaan akibat kekurangan personil/SDM di tempatnya bekerja. Melihat itu semua (tragedi diketusin), mungkin temen2 deket nya di group itu membatin, syukurin lo, ada yg ketusin, muji2 diri sendiri sih. Gitu kali ya? Kasian bgt yak? Nah sebenarnya biar hal itu gak kejadian di group2 kamu yg lainnya, apalagi kalo kamu sendiri yg mengalami situasi itu, itulah Pentingnya edifikasi sesama teman, apalagi dalam group yg orang-orangnya hebat-hebat semua. Sangat penting malah menurut saya, untuk menjaga kedamaian di dalam group dan biar gak ada yang memuji-muji diri sendiri, lalu ada yg ketusin dan nyindir2 yg disertai bumbu-bumbu kebencian. Percaya deh teman-teman, ketika kita mengedifikasi orang lain, akan banyak edifikasi dari orang lain juga buat kita.
Wallahu a'lam bishshowwab
Jambi City, di penghujung Maret 2020
Bunga Mardhotillah
Friday, March 27, 2020
Sabda Rasulullah S'AW tentang Dosa
Auza'i menyebutkan dari Yahya bin Abi Katsir dari Abu Salamah, dari Abi Hurairah, Rasulullah S'AW bersabda, "Bila dosa itu tersembunyi, maka tidak berbahaya kecuali terhadap orangnya itu sendiri. Dan bila timbul ke permukaan dan engkau tidak mengubahnya, maka ia berbahaya bagi umum."
Faktor Penyebab Suatu Negeri Dihancurkan Allah SWT
Imam Ahmad menyebutkan, Umar bin Khaththab berkata, "Hampir saja sebuah negeri dihancurkan, padahal ia adalah negeri makmur." Ia ditanya, "Mengapa akan dihancurkan sedangkan ia subur?" Ia menjawab, "Karena orang-orang yang jahat mengungguli orang-orang yang baik dan orang-orang munafik telah memimpin suku bangsa di sana."
Firman Allah kepada Bangsa/Bani Israil
Imam Ahmad menyebutkan dari Wahb, Allah Yang Maha Mulia berfirman kepada bangsa Israil, "Sesungguhnya bila ditaati, Aku senang. Kalau senang (ridha), aku beri berkah. Berkah-Ku tidak ada putusnya. Kalau dilanggar, Aku Marah. Kalau marah, Aku mengutuk dan Kutukan-Ku mencapai tujuh turunan."
Subscribe to:
Posts (Atom)