Friday, March 27, 2020
Penyesalan Seorang Hamba...
Jika seorang hamba berpaling dari Allah swt dan sibuk dengan kemaksiatan, akan hilanglah hari-hari hidupnya yang hakiki. Akhirnya ia menyesal dan berkata, "Aduhai, sekiranya dulu aku berbuat untuk hidupku sekarang ini." (QS. Al-Fajr: 24).
Thursday, March 26, 2020
Wasiat Rasulullah kepada Mu'adz
Kitab Musnad menyebutkan wasiat Rasulullah kepada Mu'adz, "Janganlah engkau menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun walaupun engkau dibunuh atau dibakar. Janganlah engkau durhaka kepada kedua orang tuamu meskipun mereka menyuruhmu untuk keluar dari keluargamu dan hartamu. Janganlah sekali-kali engkau meninggalkan sholat wajib secara sengaja. Sesungguhnya meninggalkan sholat wajib secara sengaja, berarti engkau lepas dari perlindungan Allah. Janganlah engkau meminum minuman keras/khamr. Sesungguhnya minuman keras itu merupakan pangkal berbagai kejahatan. Awaslah engkau terhadap maksiat. Sesungguhnya maksiat itu mendatangkan murka Allah swt.
Jangan Tertipu Maksiat
Abdul Wafa' bin Aqiel menasihatkan, "Waspadalah terhadap maksiat dan janganlah tertipu. Sesungguhnya tangan dipotong karena tiga dirham dan dipukul karena khamr sebesar ujung jarum. Seorang wanita masuk neraka hanya karena seekor kucing yang dikurung dan tidak diberi makan, dan sebagainya."
Sunday, February 9, 2020
Poin-Poin Penting dalam Art Of War ~ Sun Zi
1. Evaluasi Awal harus dilakukan untuk memperkirakan tingkat kesulitan serta untuk menilai cakupan operasi, menghitung kekuatan sendiri, membandingkan kekuatan, dan menetapkan peluang untuk menang.
2. Seorang ahli perang memanipulasi gerakan musuh dengan menciptakan berbagai keadaan dan situasi sedemikian rupa sehingga musuh akan mengikuti.
3. Pikatlah musuh dengan memberikan sesuatu yang pasti diinginkannya.
4. Tak peduli betapapun keras kepala, tahan banting, dan kuatnya tekad sebuah pasukan yang lebih kecil dan lebih lemah, pasukan itu akhirnya akan ditaklukkan oleh pasukan yang lebih besar dan lebih kuat.
5. Kenali diri sendiri, kenali pihak lain, seratus pertempuran, seratus kemenangan.
6. Seorang ahli strategi militer mampu melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh orang biasa, di antaranya: memilih musuh yang dapat ditaklukkan dengan mudah, sangat berhati-hati dan tidak melakukan kesalahan, terampil memanfaatkan setiap momentum yang tercipta sebagai hasil keterampilannya dalam menempatkan pasukan.
7. Orang-orang yang tiba pertama di medan pertempuran akan memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat dan bersiap siap melawan musuh.
8. Bila musuh beristirahat dengan baik, ganggulah, dan buat ia lelah. Bila musuh memiliki persediaan makanan yang baik, buatlah ia kelaparan. Bila musuh berkemah dengan baik, pancing ia untuk pindah. Seranglah tempat-tempat yang harus dipertahankannya. Bergeraklah di sepanjang rute yang paling tidak disangka oleh musuh.
9. Orang-orang yang lebih kuat dan lebih bugar akan berada di bagian depan sementara orang orang yang lebih lemah dan lelah akan berada jauh di belakang.
10. Ketika menduduki wilayah-wilayah yang ditaklukkan, bagilah perolehan dengan para jenderal yang berkontribusi penting dalam operasi itu.
11. Jangan maju melawan musuh yang berada di tempat tinggi. Jangan mengejar musuh yang berpura-pura mundur dengan putus asa. Jangan menyerang pasukan elite musuh yang tangkas. Jangan jatuh dalam umpan yang ditawarkan oleh musuh. Jangan menyergap musuh yang sedang dalam perjalanan kembali ke negara asalnya. Dalam mengepung musuh, selalu sediakan rute untuk meloloskan diri.
12. Dalam komando militer, jika jenderal tidak dapat menguasai seni variasi dan kemampuan beradaptasi, ia tidak akan mampu menempatkan pasukannya untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal meskipun ia memahami lima pertimbangan strategis.
13. Bila kesetiaan prajurit diperoleh, tetapi hukuman tidak diberlakukan, pasukan semacam itu juga tidak dapat digunakan.
14. Sang Jenderal harus mampu memberi instruksi kepada pasukannya secara santun dan manusiawi serta mmempersatukan mereka dengan pelatihan dan disiplin yang keras sehingga dapat memperoleh kemenangan dalam pertempuran.
15. Suatu medan netral, bila musuh melemparkan umpan, seseorang tidak boleh mengambilnya atau pun melancarkan serangan.
16. Terkadang harus berpura pura mundur dan pada gilirannya memancing musuh agar keluar.
17. Ketika setengah dari pasukan musuh telah ditarik, saat itulah saat yang menguntungkan untuk melancarkan serangan.
2. Seorang ahli perang memanipulasi gerakan musuh dengan menciptakan berbagai keadaan dan situasi sedemikian rupa sehingga musuh akan mengikuti.
3. Pikatlah musuh dengan memberikan sesuatu yang pasti diinginkannya.
4. Tak peduli betapapun keras kepala, tahan banting, dan kuatnya tekad sebuah pasukan yang lebih kecil dan lebih lemah, pasukan itu akhirnya akan ditaklukkan oleh pasukan yang lebih besar dan lebih kuat.
5. Kenali diri sendiri, kenali pihak lain, seratus pertempuran, seratus kemenangan.
6. Seorang ahli strategi militer mampu melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh orang biasa, di antaranya: memilih musuh yang dapat ditaklukkan dengan mudah, sangat berhati-hati dan tidak melakukan kesalahan, terampil memanfaatkan setiap momentum yang tercipta sebagai hasil keterampilannya dalam menempatkan pasukan.
7. Orang-orang yang tiba pertama di medan pertempuran akan memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat dan bersiap siap melawan musuh.
8. Bila musuh beristirahat dengan baik, ganggulah, dan buat ia lelah. Bila musuh memiliki persediaan makanan yang baik, buatlah ia kelaparan. Bila musuh berkemah dengan baik, pancing ia untuk pindah. Seranglah tempat-tempat yang harus dipertahankannya. Bergeraklah di sepanjang rute yang paling tidak disangka oleh musuh.
9. Orang-orang yang lebih kuat dan lebih bugar akan berada di bagian depan sementara orang orang yang lebih lemah dan lelah akan berada jauh di belakang.
10. Ketika menduduki wilayah-wilayah yang ditaklukkan, bagilah perolehan dengan para jenderal yang berkontribusi penting dalam operasi itu.
11. Jangan maju melawan musuh yang berada di tempat tinggi. Jangan mengejar musuh yang berpura-pura mundur dengan putus asa. Jangan menyerang pasukan elite musuh yang tangkas. Jangan jatuh dalam umpan yang ditawarkan oleh musuh. Jangan menyergap musuh yang sedang dalam perjalanan kembali ke negara asalnya. Dalam mengepung musuh, selalu sediakan rute untuk meloloskan diri.
12. Dalam komando militer, jika jenderal tidak dapat menguasai seni variasi dan kemampuan beradaptasi, ia tidak akan mampu menempatkan pasukannya untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal meskipun ia memahami lima pertimbangan strategis.
13. Bila kesetiaan prajurit diperoleh, tetapi hukuman tidak diberlakukan, pasukan semacam itu juga tidak dapat digunakan.
14. Sang Jenderal harus mampu memberi instruksi kepada pasukannya secara santun dan manusiawi serta mmempersatukan mereka dengan pelatihan dan disiplin yang keras sehingga dapat memperoleh kemenangan dalam pertempuran.
15. Suatu medan netral, bila musuh melemparkan umpan, seseorang tidak boleh mengambilnya atau pun melancarkan serangan.
16. Terkadang harus berpura pura mundur dan pada gilirannya memancing musuh agar keluar.
17. Ketika setengah dari pasukan musuh telah ditarik, saat itulah saat yang menguntungkan untuk melancarkan serangan.
Friday, January 24, 2020
Berbagai Amanah Religi
Sedari kecil kuakui diri ini termasuk anak yg bandel. Tapi meski bandel, sejak umur 7 thn, sholat 5 waktu gak pernah ditinggalkan. Tapi si anak bandel ini seringkali mendapat berbagai jalan yg tidak disangka sangka sehingga mungkin ketika terlintas mau berbuat aneh2, seperti diberi jalan lain shg gak jd aneh2nya. Contohnya saja ketika SMP, sebenernya pas ngeliat temen2 pada pedekate n pacaran, sempat pengen jg n kebetulan waktu itu ada jg tmn yg aku suka. Tapi ya itu tadi, sering disuruh guru agama utk ngasih kultum ke tmn2 n adik kelas, trus nilai agama selalu 9 di rapor, malu jg rasanya pacaran. Trus pas kelas 3 SMP dpt hidayah utk berkerudung. Makin malu rasanya mau aneh2 n sejak itu gak pernah buka2 kerudung lg kecuali di dlm rumah n gak ada tamu non mahrom.
Trus jg pas SMA, udah dpt lampu hijau dari ortu buat pacaran, eh, ada kakak kelas yg nge-recruit buat gabung di Rohis RAISSA, pake ngasih pinjem buku Fathi Yakan pula, hadeh, gak jadi deh, wkwkwk. Malahan dulu pas SMA paling getol menyuarakan jargon 'say no to valentine', sampe2 ada yg musuhin n nyobekin brosur yg kutempel di tiap pintu kelas, wkwkwk.
Nah, pas kuliah masih dekat dg dunia Lembaga Dakwah Kampus, boro2 mau pacaran, aktivitas aja seabreg2 n tugas kuliah jg sulit2. Alhasil menikah pun via taaruf, jadi bisa dibilang dari SMP, SMA, n kuliah aku gak pernah berkhalwat dg lawan jenis non mahrom.
Di dunia kerja, kuakui banyak nilai2 yg jd bergeser, dan setiap pernikahan pasti ada badai alias ujiannya. Dulu bbrp thn lalu sempat ada badai, tapi berhasil dilewati dg Cara Allah swt serta dg kemungkinan 0 persen terulang di masa mendatang. Tapi lagi2 bbrp bln akhir 2019, ketika banyak godaan akhir zaman n terlintas mau aneh2, eh, tetiba dpt SK sbg salah satu anggota komisi Majelis Ulama Indonesia (MUI). Begitulah Cara Tuhan utk berkali kali menyelamatkan hidupku ini, semoga aku bisa lebih kuat aja ya, ini jaman yg makin dekat ke kiamat, semoga aku bisa bertahan. Kalo menilik data tingkat perceraian, di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Aku hanya bisa berdoa setiap harinya krn kuakui banyak ujian di rumah tanggaku ini dan cukup berat. Cukup aku aja, kamu jangan, krn kamu2 gak bakal kuat.
Trus jg pas SMA, udah dpt lampu hijau dari ortu buat pacaran, eh, ada kakak kelas yg nge-recruit buat gabung di Rohis RAISSA, pake ngasih pinjem buku Fathi Yakan pula, hadeh, gak jadi deh, wkwkwk. Malahan dulu pas SMA paling getol menyuarakan jargon 'say no to valentine', sampe2 ada yg musuhin n nyobekin brosur yg kutempel di tiap pintu kelas, wkwkwk.
Nah, pas kuliah masih dekat dg dunia Lembaga Dakwah Kampus, boro2 mau pacaran, aktivitas aja seabreg2 n tugas kuliah jg sulit2. Alhasil menikah pun via taaruf, jadi bisa dibilang dari SMP, SMA, n kuliah aku gak pernah berkhalwat dg lawan jenis non mahrom.
Di dunia kerja, kuakui banyak nilai2 yg jd bergeser, dan setiap pernikahan pasti ada badai alias ujiannya. Dulu bbrp thn lalu sempat ada badai, tapi berhasil dilewati dg Cara Allah swt serta dg kemungkinan 0 persen terulang di masa mendatang. Tapi lagi2 bbrp bln akhir 2019, ketika banyak godaan akhir zaman n terlintas mau aneh2, eh, tetiba dpt SK sbg salah satu anggota komisi Majelis Ulama Indonesia (MUI). Begitulah Cara Tuhan utk berkali kali menyelamatkan hidupku ini, semoga aku bisa lebih kuat aja ya, ini jaman yg makin dekat ke kiamat, semoga aku bisa bertahan. Kalo menilik data tingkat perceraian, di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Aku hanya bisa berdoa setiap harinya krn kuakui banyak ujian di rumah tanggaku ini dan cukup berat. Cukup aku aja, kamu jangan, krn kamu2 gak bakal kuat.
Wednesday, December 18, 2019
We Don't Know Each Other...
Just lets ignore each other and pretend we don't know each other. Even if deep down inside our hearts, we both know it wasn't supposed to end like this... ~ That Day
Thursday, December 5, 2019
Menolak Takdir dengan Takdir

Menurut Syaikh Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah, Orang yang pandai (dalam agama) akan menolak takdir dengan takdir, mendorong takdir dengan takdir, dan menghadang takdir dengan takdir. Lebih dari itu, ia tidak dapat hidup kecuali dengan takdir. Maka segala kondisi, berupa lapar, haus, dingin, dan hal-hal lain yang menakutkan dan mengkhawatirkan berasal dari takdir pula. Manusia pada umumnya lupa untuk menolak takdir dengan takdir.
Ada dua poin penting tentang takdir. Pertama: mengetahui rincian sebab-sebab kebaikan dan keburukan. Jika kita mengetahui rincian ini, terbukalah kesadaran kita tentang takdir yang terjadi di alam semesta, apa yang kita alami dan kabar yang kita dengar dari umat yang terdahulu dan sekarang. Kedua: agar kita selalu waspada untuk mengintrospeksi diri berkaitan dengan sebab musabab takdir ini. Seorang hamba mengetahui bahwa maksiat dan kealpaan adalah penyebab datangnya mudharat.
Orang yang dikaruniai kepandaian oleh Allah dan diilhami petunjukNya akan dapat menolak dan mencegah takdir. Ia akan dapat mencegah takdir hukuman akhirat dengan takdir tobat, iman, amal sholeh, sedekah, dan do'a. Inilah perimbangan takdir. Serta sangat penting untuk memelihara takdir baik dengan sebaik-baiknya.
Wallahu a'lam bishshowwab
Friday, November 29, 2019
Berpidatolah tanpa Menceramahi

Pidato tidak sama dengan ceramah. Pidato itu lebih ke orasi, menyatakan pendapat kita, meskipun kadang di akhir naskah pidato terdapat ajakan/persuasi hingga motivasi. Pidato mengedepankan masalah dan solusi, serta ajakan untuk melakukan solusi, berdasarkan argumen sang orator. Intonasi membawakan pidato berbeda dengan intonasi pada saat berceramah, pidato sedikit datar ketika pemaparan awal, perlahan meninggi dengan tekanan suara untuk mengunci konsep-konsep yang ingin kita kedepankan dan turun kembali ketika penutup. Sedangkan ceramah, intonasinya naik turun agar audience tidak mengantuk. Intinya terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara pidato dan ceramah.
Berikut lebih lanjut perbedaan antara pidato dan ceramah versi multiflower:
1. Selain pembukaan, Pidato memiliki pendahuluan berupa paparan awal, biasanya memuat kondisi terkini dan permasalahan yang diangkat. Sedangkan ceramah, setelah pembukaan, langsung ke isi, lalu penutup.
2. Pidato memuat pertanyaan retoris, yang ditanyakan oleh orator, atau sebuah pertanyaan yang lalu dijawabnya sendiri. Sedangkan ceramah, sangat memungkinkan penceramah untuk berdialog dengan aundience.
3. Intonasi ceramah lebih bervariasi dibanding pidato. Pidato cenderung monoton, namun akan sangat baik jika di tengah-tengah berpidato bersifat menggaungkan/menekankan/menggebyarkan sesuatu, lebih baik lagi jika naskah pidato di tengah-tengah memungkinkan sang orator untuk lebih ber-api-api untuk meningkatkan atensi pendengar, tentunya disesuaikan dengan permasalahan, tema dan tujuan berpidato.
4. Bukan tidak mungkin pidato mengutip ayat2, namun pembacaan ayat2 religi pada pidato seyogiyanya tidak dilagukan, tapi tetap tartil tanpa melupakan kaidah lafazh.
5. Pidato bertujuan agar argumen sang orator diterima dan mempengaruhi pendengar. Sedangkan ceramah berupa siraman rohani dan berisi peringatan2, contoh kasus, serta dibarengi sesi tanya jawab.
6. Candaan pada pidato lebih minim dibanding pada ceramah.
7. Pidato lebih kepada teknik menyentuh hati, menggerakkan pendengar, serta bagaimana mengambil alih perhatian pendengar. Sedangkan ceramah lebih mengutamakan perbaikan, memberi tahu jika pendengar belum tahu, serta berpanjang lebar tanpa membuat audience merasa bosan, ilmu dalam ceramah lebih melebar, sedangkan keilmuan dalam pidato lebih spesifik alias difokuskan pada lingkup judul (dikerucutkan).
8. Pidato berfungsi untuk meyakinkan pendengar, sedangkan ceramah berfungsi untuk mengingatkan pendengar.
Subscribe to:
Posts (Atom)