Friday, December 26, 2014
Liburan Komplit ~ Desember 2014
Alhamdulillah Desember ini dipadati dengan berbagai agenda di luar kota, baik uda Amril, atau pun saya sendiri. Sehingga Desember ini bisa jadi ajang refreshing juga. Tanggal 15 Desember uda Amril berangkat dari Jambi ke Pontianak, Kalbar, karena ada Studi Komparasi terkait perencanaan pembangunan & teknisnya untuk tiap SKPD. Tanggal 16 Desember saya & Keyza ke Jakarta untuk perjalanan non dinas (dengan biaya sendiri tentunya), sebelum ke Bandung untuk menghadiri wisuda Kuntum di UPI (IKIP Bandung tgl 20 Desember), transit dulu 1 hari 2 malam di tempat kost Mama (kawasan UNJ). Selama 1 hari diisi dengan agenda reuni bersama teman-teman group Nasyid Ekspektasi Stat Unpad 2003 (Baca: Dyah, Titin, & Dewi). Sementara itu mama membawa Keyza ke Salon Johny Andrean di mall Arion untuk perawatan rambut + hair-cut.
Soal reuni, sebenernya ada sedikit cerita seru. Malemnya (sesampai di tempat kost mama), saya koordinasi dengan dewi soal tempat reuni-an. Allah men-taqdirkan semua personil group Nasyid Ekspektasi ujung-ujungnya jadi PNS, 3 orang PNS d Jkt, dan saya sendiri terdampar di Pemkab. Meski Dyah, Dewi, dan Titin sama-sama PNS d Jkt, mereka mengaku jarang ketemu, karena faktor kesibukan dan kemacetan, bikin males ketemuan. Kata dewi, reuni-an kali ini termotivasi karena bunga lg di Jkt. Nah, Pertimbangan Dewi yang notabene PNS (sejak 2010) di Kementerian Pekerjaan Umum, tempat reuni-nya ada 2 alternatif: Pacific Place yang lebih dekat ke kantor Dyah (baca: Dyah PNS sejak 2009 di BKPM-Badan Koordinasi Penanaman Modal- Pusat), atau di GI (Grand Indonesia) yang lebih dekat dari kantor Titin (Titin PNS sejak 2008 di Kementerian Pertanian). Sementara dewi sendiri lebih fleksibel, dan bersedia di mana saja reuni-nya. Lalu tanggapan saya, mendingan yang deket dari BKPM aja, karena udah setahunan lebih loose contact dg dyah, nomernya ga bisa dihubungi, sejak menikah, gak tau lg kabarnya gimana dan kenapa dyah ganti nomer hp. Jadi rencananya pagi-pagi tgl 17 Desember saya samperin dyah ke kantornya di Jalan Gatot Subroto. Dan Dewi setuju dengan usulan saya.
Singkat cerita, pagi-pagi saya berangkat ke BKPM, tapi karena macet, rada lama jg di jalan. Sesampai di kantor dyah, malah lupa diah ada di bidang/direktorat/divisi/bagian mana. Akhirnya saya ke Bagian Kepegawaian, dan dapat info bhw Dyah di Pusdata (Pusat pengolahan data dan informasi~Lt.1). langsung turun ke bawah & karena dyahnya gak ada, jadi saya tanya ke temen-temennya dyah tentang keberadaan dyah, ternyata dyah lg cuti hamil. Alhasil saya minta nomernya dyah, setelah beberapa menit ngobrol-ngobrol sama mba' Yus dan bilang kalo saya temen kuliahnya dyah & saya bilang jg dyah udah lama gak aktif di group WA Official Stat Unpad 2003. dan gak tau kabar beritanya. Sepulang dyah menamatkan kuliah S2 ke-2 nya di Jepang, cuma sekali-dua kali dyah menelepon saya mengabarkan akan menikah, sampai kemudian hp nya gak pernah aktif lagi.
Berbekal nomer HP baru dyah, saya langsung menelepon dyah. Dari BKPM saya langsung ke RS Harapan Kita karena ternyata Dyah lagi konsul kehamilannya. Setelah ketemu dyah, Saya buru-buru kabari Dewi dan Titin utk ganti tempat reuni.
Akhirnya dyah dan suaminya menyarankan untuk reuni di Citraland, deket dari Harapan Kita & jadi bisa sekalian maksi di D'Cost. Saya tanya dewi & titin, mereka setuju. Tapi berhubung jauh dari kantor titin (busway nya kudu transit di beberapa), makanya titin baru nyampe sejam setelah kami selesei maksi dan sholat.
Titin nyampe Citraland, kami dah mau turun. Langsung foto-foto berempat, trus memilih salah satu cafe sbg tempat kami ngobrol-ngobrol berempat. Yang diobrolin banyak, dari mulai soal kerjaan,di antaranya terkait dampak kebijakan Presiden baru terhadap biaya perjalanan dinas PNS, ngobrolin soal anak, dsb. Gak kerasa udah sore aja. Saling pamitan & kembali ke tempat masing-masing.
Keesokan paginya, uda amril nyampe Cengkareng dari Pontianak, langsung ke kost mama juga. Senengnya, si uda bawa oleh-oleh, aneka produk olahan lidah buaya (softdrinks, manisan, dll). Dan oleh-oleh paling seru adalah gelang ungu kecubung (secara Pontianak terkenal dengan batu mulianya). Happy banget dech...
Sorenya (Kamis tgl 18 Desember) kami ke Bandung naik travel dari Kelapa Gading. Sampe bandung sekitar jam 9 malem. Jumat pagi (19 Desember) mama nyusul ke Bandung, kami menginap di Isola Resort (di dalam Kampus UPI). Maksi di isola Resort lumayan enak menunya, terutama iga bakarnya. Kami istirahat, lalu jalan-jalan ke kawasan Gerlong Girang (SMM DT dan sekitarnya) Sembari mempersiapkan segala sesuatunya untuk wisuda Kuntum keesokan harinya. Selama ini Ngidam awug jd bisa kesampean/terobati kangen awugnya (hehehe, lebay).
Malemnya nyempetin ke Ngopi Doeloe di kawasan Setia Budi deket WS.
Wisuda Kuntum di Gymnasium FPOK UPI, niy foto sebelum masuk ke Gymnasium:
Sbg Ortu/undangan, yang ikut masuk mama, jadi after ngantar Kuntum, kami bertiga (bunga, uda, & keyza) kembali ke Isola Resort utk sarapan. Suasananya asik, natural+asri & menunya Indonesia banget.
Seusai diwisuda, dilanjutkan dengan foto bareng di M Studio CiWalk (Cihampelas Walk):
Kami kembali ke Jakarta tgl 21 Desember, sebelumnya nyempetin foto2 dulu di depan UPI :)
Nyampe Jkt lg siang. Malemnya kami bertiga diajak mama ke Arion, setelah makan malam di Es Teller 77, kami ngajakin keyza ke twenty one, keyza yg notabene belum pernah ke bioskop sebelumnya terlihat hepi. Karena gak ada Dora emon, terpaksa dech, kami nonton Pendekar Tongkat Emas.
Tanggal 22 Desember kami balik ke Jambi...
Masuk kantor tanggal 23-24 desember, tgl 25`desember ke Jambi City, tgl 26 Desember liburan berlanjut ke Palembang City. Keliling kota & wisata kuliner. Komplit Dech paket wisata ceria akhir tahun 2014 ini... ^_^
oiya, niy diriku foto si uda sama keyza & qiamu (adiknya keyza), kami d depan rumah mb Yani & famz d kawasan Sekip, ini foto sebelum keliling2 kota Palembang....
Thursday, December 11, 2014
Behind The Screen ~ Speech Contest...
Sebagai salah satu cabang yang dilombakan dalam rangkaian Lomba Peringatan Hari Ibu, Lomba Pidato wajib diikuti setiap organisasi wanita yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Batang Hari, baik DWP, ormas, organisasi keislaman, dan lain sebagainya. Salah satu persayaratan dari cabang ini adalah yang berhak dan wajib berpidato adalah Ketua dari masing-masing organisasi wanita. Jika diwakilkan, maka akan mengurangi perolehan poin penilaian.
Pada rapat DWP Dinas ESDM dalam rangka persiapan Lomba dan penentuan delegasi berbagai Lomba dari DWP ESDM beberapa waktu lalu, Ibu Ketua DWP ESDM secara langsung di forum tersebut, meminta saya untuk membuatkan sebuah naskah pidato. Sesuai dengan tema yang disiapkan oleh panitia lomba, yakni: 'Peran Ibu dalam Pembangunan Menuju Keluarga Sejahtera', maka saya memberi judul naskah pidato tersebut: “Peran Ibu Profesional dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia, Menuju Keluarga Bahagia dan Sejahtera.”
Lomba dilaksanakan pada tanggal yang telah ditentukan. Untuk menjaga agar Lomba tetap fair, maka pengumuman pemenang dibacakan segera setelah peserta dengan nomor undian 53 tampil (ada 53 peserta yang mengikuti Lomba Pidato tahun ini). Alhamdulillah meski belum berhasil meraih 3 besar, ibu ketua DWP ESDM diumumkan sebagai Juara Harapan III (baca: Peringkat 6 dari 53 peserta). Lumayan lah, hehehe, meski behind the screen, saya ikut happy dengan hasil ini, berarti saya gak kalah jauh dibanding para penulis naskah pidato yang udah lebih senior dan berada di balik para Ketua yang meraih 5 besar. Berikut ini saya posting pidato sederhana yang saya susun untuk ibu Ketua DWP Dinas ESDM Kabupaten Batang Hari:
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PIDATO KETUA DHARMA WANITA PERSATUAN DINAS ESDM
PADA LOMBA PIDATO TINGKAT KABUPATEN BATANG HARI
PERINGATAN HARI ULANG TAHUN DHARMA WANITA PERSATUAN
KE-15 TAHUN 2014
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh,
Yang terhormat, Ibu Ketua Gabungan Organisasi Wanita Kabupaten Batang Hari
Yang terhormat, Dewan Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Batang Hari,
Yang terhormat, Ibu Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Batang Hari,
Yang terhormat, Ibu-ibu Ketua Organisasi Wanita se-Kabupaten Batang Hari,
Para pengurus Dharma Wanita Persatuan, dan Anggota Dharma Wanita Persatuan pada semua tingkat kepengurusan...
Pada kesempatan yang berbahagia dan penuh berkah ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kita masih diberi kesempatan, kekuatan, kesehatan untuk melanjutkan ibadah dan sekelumit aktivitas bermanfaat di negeri Serentak Bak Regam, Kabupaten Batang Hari tercinta ini. Tak lupa pula sholawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad S’AW yang telah memuliakan para ibu, sehingga dapat mengoptimalkan perannya dalam keluarga.
Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya, untuk menyampaikan sepatah dua kata, sebuah pidato singkat yang berjudul, “Peran Ibu Profesional dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia, Menuju Keluarga Bahagia dan Sejahtera*.”
Hadirin yang berbahagia...
Dalam era kemerdekaan yang dimulai dengan perjuangan kebangkitan bangsa, hingga semakin terasanya era globalisasi dewasa ini, membuka peluang lebar bagi setiap warga negara untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam berperan untuk kepentingan bangsa. Termasuk kaum perempuan sebagai Ibu, atau pun calon ibu, serta tak menutup kemungkinan untuk menjadi seorang ibu rumah tangga sekaligus wanita dengan karier cemerlang serta kemandirian finansial.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh kaum perempuan. Banyak karya, sumbangsih, dan berbagai perbuatan baik yang dapat diberikan kepada bangsa, banyak kesempatan yang dapat ditunjukkan oleh kaum perempuan dalam pembangunan, salah satunya dengan menjadi ibu profesional.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa salah satu definisi kata “profesional” adalah memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Sehingga bukan hal yang mustahil apabila muncul seorang ibu yang bangga akan profesinya sebagai ibu serta menjalankan aktivitas mendidik anak dan mengelola keluarganya karena ia melakukannya berlandaskan sebuah ilmu. Ada satu kalimat dahsyat, “Jangan biarkan sesuatu berjalan tanpa ilmu, apabila itu terjadi, tunggulah titik kehancurannya.”
Ibu profesional digambarkan sebagai sosok ibu pembelajar yang penuh percaya diri dan berwawasan ke depan, membanggakan bagi keluarganya, serta memprioritaskan partisipasinya dalam pembangunan sumber daya manusia, dalam hal ini anak-anaknya, dengan menitik beratkan pada HOW TO EDUCATE CHILDREN, atau ilmu dasar mendidik anak.
Seorang ibu profesional akan berusaha untuk memahami perkembangan anak-anaknya secara fisik dan psikologis, memahami ilmu tentang keterampilan dasar anak, baik secara emosi maupun spiritual, melatih kemandirian dan life skill anak sejak dini, serta memahami bahwa semua anak adalah cerdas. Dengan demikian setiap anak dalam keluarga dengan peran ibu profesional, akan menjadi bintang, terwujud tunas-tunas bangsa berkualitas, sumber daya manusia yang tak hanya cerdas dan mandiri, namun menjadi anak bangsa yang sukses. Ibu profesional yang berhasil, akan mengantarkan anak-anaknya menjadi para pelaku pembangunan di masa depan. Sehingga terwujud keluarga bahagia karena peningkatan kesejahteraan yang pesat, di masa kini, dan nanti.
Ibu-Ibu, dan hadirin yang saya muliakan....
Sebagaimana kita tahu, untuk menjadi seorang sarjana, kita butuh waktu 6 tahun untuk menamatkan SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMA, dan minimal 4 tahun kuliah, untuk mendapatkan gelar sarjananya. Serta Untuk menjadi apoteker, akuntan, psikolog, dokter, dan gelar profesi lainnya, kita butuh 2 tahun lagi mengikuti sekolah profesi, pegabdian, dan sebagainya. Tetapi untuk menjadi seorang ibu profesional? dikumpulkan seluruh pendidikan tersebut, ditambah lagi bertahun-tahun, bertahun-tahun, bertahun-tahun kemudian, tetap tidak akan cukup untuk bisa memastikan seseorang berhak menyandang predikat sebagai ibu profesional. Karena panjang dan pentingnya proses pendidikan seorang ibu. Apalagi jika ibu tersebut ingin menjadi profesional dalam perannya sebagai ibu yang membawa keluarganya menuju kebahagiaan dan kesejahteraan.
Nah, hadirin yang berbahagia, jika semua orang ingin sekolah tinggi-tinggi demi gelar, profesi, pekerjaan, dan sebagainya, maka sungguh mengherankan, mengapa kebanyakan orang begitu menyepelekan pendidikan super tinggi untuk menjadi seorang ibu profesional? Dengan kata lain, profesional sebagai ibu bagi anak-anaknya, bagi keluarganya, dan bagi masyarakatnya. Padahal memiliki anak yang berakhlak baik, keluarga yang bahagia, jauh lebih penting dibandingkan kesuksesan karier dan lain sebagainya.
Pada kesempatan yang sangat berharga ini, mari kita tilik penggalan puisi goresan Kahlil Gibran tentang anak...
“Anakmu bukan milikmu, ia adalah milik zamannya,
Kau boleh berikan rumah untuk raganya,
Tapi tidak untuk jiwanya,
Karena jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi,
walaupun dalam impian,”
Penggalan puisi di atas mengingatkan kepada kita bahwa tugas orang tua, terutama Ibu, adalah menghantarkan anak-anak untuk siap menghadapi masa depannya. Meskipun anak-anak adalah pribadi yang suka bermain di masa kecil mereka, tetapi dalam hal mendidik mereka, tidak bisa “main-main”. Butuh keseriusan orang tua untuk mempersiapkan anak tersebut mencapai gerbang mimpinya. Butuh profesionalitas ibu dalam mendidik mereka.
Karena itu saya menghimbau para Ibu, untuk bersemangat menjadi ibu profesional. Jika memiliki anak perempuan, berikan pendidikan kepada anak-anak perempuan kita setinggi mungkin, agar kelak saat mereka menjadi ibu, sungguh berguna semua ilmunya. Satu ibu yang baik, akan melahirkan suatu keluarga yang sejahtera. Satu generasi ibu yang baik, maka akan memberikan kesuksesan dalam pembangunan karena para penerusnya berkualitas.
Para Ibu Profesional, Calon Ibu Profesional, dan Hadirin yang berbahagia..
Di akhir pidato singkat saya ini, saya berharap kita semua dapat sama-sama bersemangat dan mengerahkan upaya terbaik kita untuk mengembalikan fungsi ibu sebagai pendidik utama dan pertama untuk anak dan keluarganya, bisa berperan sebagai manager keluarga, menjadi pribadi yang mandiri secara finansial, tanpa harus melalaikan kewajiban dalam mendidik anak. Senantiasa meningkatkan budi pekerti mulia dalam keluarganya, serta menjadi teladan bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya. Jika hal itu terwujud, saya yakin, dalam setiap keluarga, akan maksimal dan optimal Peran Ibu Profesional dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia Menuju Keluarga Sejahtera di Kabupaten Batang Hari tercinta ini.
Mengakhiri pidato ini, saya mengucapkan Selamat Hari Ibu dan Selamat Hari Ulang Tahun ke-15 Dharma Wanita Persatuan; semoga organisasi Dharma Wanita Persatuan semakin kokoh dalam mengemban visi dan misinya. Mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan...
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Muara Bulian, November 2014
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*Dikutip, dikembangkan, dan disusun dari beberapa bahan bacaan (kata-kata adalah buah dari membaca) dan dari berbagai sumber oleh Bunga Mardhotillah, S.Si, M.Stat ^_^
Intermezzo: Ternyata statistisi juga bisa bikin naskah pidato lho. (emang sih, di Bappeda pas jaman Kabid lama, sempat 2 kali diminta untuk membuat naskah pidato (expose & Pidato Sambutan suatu Acara). Pas pergantian Kabid baru, gak pernah diminta bikin naskah pidato lagi, sebenarnya jadi kurang terasah kemampuan saya karenanya. Dan....Alhamdulillah Nov-Des 2014 ini teruji kembali skill tersebut, asssiiikk :D ). Selanjutnya saya akan mencoba menyiapkan naskah pidato Ketua Panitia Musda Salimah Batang Hari yang insyaAllah akan diselenggarakan beberapa hari lagi, meski bukan saya ketua panitianya. Hm, behind the screen lagi dehhh... :)
Pada rapat DWP Dinas ESDM dalam rangka persiapan Lomba dan penentuan delegasi berbagai Lomba dari DWP ESDM beberapa waktu lalu, Ibu Ketua DWP ESDM secara langsung di forum tersebut, meminta saya untuk membuatkan sebuah naskah pidato. Sesuai dengan tema yang disiapkan oleh panitia lomba, yakni: 'Peran Ibu dalam Pembangunan Menuju Keluarga Sejahtera', maka saya memberi judul naskah pidato tersebut: “Peran Ibu Profesional dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia, Menuju Keluarga Bahagia dan Sejahtera.”
Lomba dilaksanakan pada tanggal yang telah ditentukan. Untuk menjaga agar Lomba tetap fair, maka pengumuman pemenang dibacakan segera setelah peserta dengan nomor undian 53 tampil (ada 53 peserta yang mengikuti Lomba Pidato tahun ini). Alhamdulillah meski belum berhasil meraih 3 besar, ibu ketua DWP ESDM diumumkan sebagai Juara Harapan III (baca: Peringkat 6 dari 53 peserta). Lumayan lah, hehehe, meski behind the screen, saya ikut happy dengan hasil ini, berarti saya gak kalah jauh dibanding para penulis naskah pidato yang udah lebih senior dan berada di balik para Ketua yang meraih 5 besar. Berikut ini saya posting pidato sederhana yang saya susun untuk ibu Ketua DWP Dinas ESDM Kabupaten Batang Hari:
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PIDATO KETUA DHARMA WANITA PERSATUAN DINAS ESDM
PADA LOMBA PIDATO TINGKAT KABUPATEN BATANG HARI
PERINGATAN HARI ULANG TAHUN DHARMA WANITA PERSATUAN
KE-15 TAHUN 2014
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh,
Yang terhormat, Ibu Ketua Gabungan Organisasi Wanita Kabupaten Batang Hari
Yang terhormat, Dewan Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Batang Hari,
Yang terhormat, Ibu Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Batang Hari,
Yang terhormat, Ibu-ibu Ketua Organisasi Wanita se-Kabupaten Batang Hari,
Para pengurus Dharma Wanita Persatuan, dan Anggota Dharma Wanita Persatuan pada semua tingkat kepengurusan...
Pada kesempatan yang berbahagia dan penuh berkah ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kita masih diberi kesempatan, kekuatan, kesehatan untuk melanjutkan ibadah dan sekelumit aktivitas bermanfaat di negeri Serentak Bak Regam, Kabupaten Batang Hari tercinta ini. Tak lupa pula sholawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad S’AW yang telah memuliakan para ibu, sehingga dapat mengoptimalkan perannya dalam keluarga.
Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya, untuk menyampaikan sepatah dua kata, sebuah pidato singkat yang berjudul, “Peran Ibu Profesional dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia, Menuju Keluarga Bahagia dan Sejahtera*.”
Hadirin yang berbahagia...
Dalam era kemerdekaan yang dimulai dengan perjuangan kebangkitan bangsa, hingga semakin terasanya era globalisasi dewasa ini, membuka peluang lebar bagi setiap warga negara untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam berperan untuk kepentingan bangsa. Termasuk kaum perempuan sebagai Ibu, atau pun calon ibu, serta tak menutup kemungkinan untuk menjadi seorang ibu rumah tangga sekaligus wanita dengan karier cemerlang serta kemandirian finansial.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh kaum perempuan. Banyak karya, sumbangsih, dan berbagai perbuatan baik yang dapat diberikan kepada bangsa, banyak kesempatan yang dapat ditunjukkan oleh kaum perempuan dalam pembangunan, salah satunya dengan menjadi ibu profesional.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa salah satu definisi kata “profesional” adalah memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Sehingga bukan hal yang mustahil apabila muncul seorang ibu yang bangga akan profesinya sebagai ibu serta menjalankan aktivitas mendidik anak dan mengelola keluarganya karena ia melakukannya berlandaskan sebuah ilmu. Ada satu kalimat dahsyat, “Jangan biarkan sesuatu berjalan tanpa ilmu, apabila itu terjadi, tunggulah titik kehancurannya.”
Ibu profesional digambarkan sebagai sosok ibu pembelajar yang penuh percaya diri dan berwawasan ke depan, membanggakan bagi keluarganya, serta memprioritaskan partisipasinya dalam pembangunan sumber daya manusia, dalam hal ini anak-anaknya, dengan menitik beratkan pada HOW TO EDUCATE CHILDREN, atau ilmu dasar mendidik anak.
Seorang ibu profesional akan berusaha untuk memahami perkembangan anak-anaknya secara fisik dan psikologis, memahami ilmu tentang keterampilan dasar anak, baik secara emosi maupun spiritual, melatih kemandirian dan life skill anak sejak dini, serta memahami bahwa semua anak adalah cerdas. Dengan demikian setiap anak dalam keluarga dengan peran ibu profesional, akan menjadi bintang, terwujud tunas-tunas bangsa berkualitas, sumber daya manusia yang tak hanya cerdas dan mandiri, namun menjadi anak bangsa yang sukses. Ibu profesional yang berhasil, akan mengantarkan anak-anaknya menjadi para pelaku pembangunan di masa depan. Sehingga terwujud keluarga bahagia karena peningkatan kesejahteraan yang pesat, di masa kini, dan nanti.
Ibu-Ibu, dan hadirin yang saya muliakan....
Sebagaimana kita tahu, untuk menjadi seorang sarjana, kita butuh waktu 6 tahun untuk menamatkan SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMA, dan minimal 4 tahun kuliah, untuk mendapatkan gelar sarjananya. Serta Untuk menjadi apoteker, akuntan, psikolog, dokter, dan gelar profesi lainnya, kita butuh 2 tahun lagi mengikuti sekolah profesi, pegabdian, dan sebagainya. Tetapi untuk menjadi seorang ibu profesional? dikumpulkan seluruh pendidikan tersebut, ditambah lagi bertahun-tahun, bertahun-tahun, bertahun-tahun kemudian, tetap tidak akan cukup untuk bisa memastikan seseorang berhak menyandang predikat sebagai ibu profesional. Karena panjang dan pentingnya proses pendidikan seorang ibu. Apalagi jika ibu tersebut ingin menjadi profesional dalam perannya sebagai ibu yang membawa keluarganya menuju kebahagiaan dan kesejahteraan.
Nah, hadirin yang berbahagia, jika semua orang ingin sekolah tinggi-tinggi demi gelar, profesi, pekerjaan, dan sebagainya, maka sungguh mengherankan, mengapa kebanyakan orang begitu menyepelekan pendidikan super tinggi untuk menjadi seorang ibu profesional? Dengan kata lain, profesional sebagai ibu bagi anak-anaknya, bagi keluarganya, dan bagi masyarakatnya. Padahal memiliki anak yang berakhlak baik, keluarga yang bahagia, jauh lebih penting dibandingkan kesuksesan karier dan lain sebagainya.
Pada kesempatan yang sangat berharga ini, mari kita tilik penggalan puisi goresan Kahlil Gibran tentang anak...
“Anakmu bukan milikmu, ia adalah milik zamannya,
Kau boleh berikan rumah untuk raganya,
Tapi tidak untuk jiwanya,
Karena jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi,
walaupun dalam impian,”
Penggalan puisi di atas mengingatkan kepada kita bahwa tugas orang tua, terutama Ibu, adalah menghantarkan anak-anak untuk siap menghadapi masa depannya. Meskipun anak-anak adalah pribadi yang suka bermain di masa kecil mereka, tetapi dalam hal mendidik mereka, tidak bisa “main-main”. Butuh keseriusan orang tua untuk mempersiapkan anak tersebut mencapai gerbang mimpinya. Butuh profesionalitas ibu dalam mendidik mereka.
Karena itu saya menghimbau para Ibu, untuk bersemangat menjadi ibu profesional. Jika memiliki anak perempuan, berikan pendidikan kepada anak-anak perempuan kita setinggi mungkin, agar kelak saat mereka menjadi ibu, sungguh berguna semua ilmunya. Satu ibu yang baik, akan melahirkan suatu keluarga yang sejahtera. Satu generasi ibu yang baik, maka akan memberikan kesuksesan dalam pembangunan karena para penerusnya berkualitas.
Para Ibu Profesional, Calon Ibu Profesional, dan Hadirin yang berbahagia..
Di akhir pidato singkat saya ini, saya berharap kita semua dapat sama-sama bersemangat dan mengerahkan upaya terbaik kita untuk mengembalikan fungsi ibu sebagai pendidik utama dan pertama untuk anak dan keluarganya, bisa berperan sebagai manager keluarga, menjadi pribadi yang mandiri secara finansial, tanpa harus melalaikan kewajiban dalam mendidik anak. Senantiasa meningkatkan budi pekerti mulia dalam keluarganya, serta menjadi teladan bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya. Jika hal itu terwujud, saya yakin, dalam setiap keluarga, akan maksimal dan optimal Peran Ibu Profesional dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia Menuju Keluarga Sejahtera di Kabupaten Batang Hari tercinta ini.
Mengakhiri pidato ini, saya mengucapkan Selamat Hari Ibu dan Selamat Hari Ulang Tahun ke-15 Dharma Wanita Persatuan; semoga organisasi Dharma Wanita Persatuan semakin kokoh dalam mengemban visi dan misinya. Mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan...
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Muara Bulian, November 2014
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*Dikutip, dikembangkan, dan disusun dari beberapa bahan bacaan (kata-kata adalah buah dari membaca) dan dari berbagai sumber oleh Bunga Mardhotillah, S.Si, M.Stat ^_^
Intermezzo: Ternyata statistisi juga bisa bikin naskah pidato lho. (emang sih, di Bappeda pas jaman Kabid lama, sempat 2 kali diminta untuk membuat naskah pidato (expose & Pidato Sambutan suatu Acara). Pas pergantian Kabid baru, gak pernah diminta bikin naskah pidato lagi, sebenarnya jadi kurang terasah kemampuan saya karenanya. Dan....Alhamdulillah Nov-Des 2014 ini teruji kembali skill tersebut, asssiiikk :D ). Selanjutnya saya akan mencoba menyiapkan naskah pidato Ketua Panitia Musda Salimah Batang Hari yang insyaAllah akan diselenggarakan beberapa hari lagi, meski bukan saya ketua panitianya. Hm, behind the screen lagi dehhh... :)
Sunday, December 7, 2014
Tips Memberkahkan Tamasya...
A. Jelang Tamasya:
1. Meniatkan kegiatan tamasya untuk tujuan ibadah.
2. Mensosialisasikan niat itu kepada seluruh keluarga atau rombongan yang hendak bertamasya bersama.
3. Memusyawarahkan rencana tamasya yang hemat biaya dan tepat sasaran.
4. Membangun komitmen bersama dlm rangka mencapai tujuan dari tamasya tersebut sebagaimana sudah diniatkan di awal.
5. Membiayai tamasya dari sumber-sumber pembiayaan yang halal.
6. Mengawali perjalanan dengan membaca basmalah dan do'a safar.
B. Saat Tamasya
1. Mengisi tamasya dengan kegiatan-kegiatan menghibur yang diperbolehkan (mubah) menurut syari'ah.
2. Tidak mengabaikan kewajiban sholat lima waktu atau pun kewajiban-kewajiban yang lain.
3. Melakukan hal-hal yang berpotensi memperkuat makna kebersamaan dan memperkokoh tali persaudaraan.
4. Menjadikan tamasya sebagai media mendapatkan inspirasi dan motivasi baru supaya lebih giat lagi dalam melakukan kebaikan dan perubahan selepas masa liburan.
5. Mengindahkan tata tertib dan kebersihan lingkungan.
6. Pulang dengan meninggalkan kesan baik kepada semua pihak yang terkait selama bertamasya.
C. Selepas Tamasya
1. Menjadi pribadi yang lebih baik, meningkat kecerdasannya, baik dalam aspek spiritual, emosional, intelektual, sosial, finansial, ataupun yang lain.
2. Lebih rajin menunaikan kewajiban-kewajiban agama dan sosial.
3. Semakin giat bekerja dan berkarya.
4. Lebih optimis dan penuh suka cita dalam menjalani hidup.
5. Semakin matang dalam berpikir dan bertindak.
6. Lebih aktif dan terbuka terhadap upaya-upaya pembaruan dan perubahan.
Taken From: Noor
1. Meniatkan kegiatan tamasya untuk tujuan ibadah.
2. Mensosialisasikan niat itu kepada seluruh keluarga atau rombongan yang hendak bertamasya bersama.
3. Memusyawarahkan rencana tamasya yang hemat biaya dan tepat sasaran.
4. Membangun komitmen bersama dlm rangka mencapai tujuan dari tamasya tersebut sebagaimana sudah diniatkan di awal.
5. Membiayai tamasya dari sumber-sumber pembiayaan yang halal.
6. Mengawali perjalanan dengan membaca basmalah dan do'a safar.
B. Saat Tamasya
1. Mengisi tamasya dengan kegiatan-kegiatan menghibur yang diperbolehkan (mubah) menurut syari'ah.
2. Tidak mengabaikan kewajiban sholat lima waktu atau pun kewajiban-kewajiban yang lain.
3. Melakukan hal-hal yang berpotensi memperkuat makna kebersamaan dan memperkokoh tali persaudaraan.
4. Menjadikan tamasya sebagai media mendapatkan inspirasi dan motivasi baru supaya lebih giat lagi dalam melakukan kebaikan dan perubahan selepas masa liburan.
5. Mengindahkan tata tertib dan kebersihan lingkungan.
6. Pulang dengan meninggalkan kesan baik kepada semua pihak yang terkait selama bertamasya.
C. Selepas Tamasya
1. Menjadi pribadi yang lebih baik, meningkat kecerdasannya, baik dalam aspek spiritual, emosional, intelektual, sosial, finansial, ataupun yang lain.
2. Lebih rajin menunaikan kewajiban-kewajiban agama dan sosial.
3. Semakin giat bekerja dan berkarya.
4. Lebih optimis dan penuh suka cita dalam menjalani hidup.
5. Semakin matang dalam berpikir dan bertindak.
6. Lebih aktif dan terbuka terhadap upaya-upaya pembaruan dan perubahan.
Taken From: Noor
Subscribe to:
Posts (Atom)