Sunday, September 6, 2009

Abdullah bin Amr bin Haram - Mendamba Mati Syahid

Ketika para sahabat Anshar yg b'jumlah 70 orang itu mengangkat bai'at kepada Rasulullah S'AW (bai'at Aqabah II), ia termasuk salah seorang dari mereka. Ketika Baginda Nabi S'AW memilih wakil dari masing-masing perutusan itu, ia ditunjuk sebagi delegasi dari suku Bani Salamah. Dan ketika ia pulang ke kota Madinah, ia mengerahkan segenap jiwa dan raga, harta benda, dan bahkan keluarganya demi kejayaan Islam.

Dialah Abdullah bin Amr bin Haram,,,sahabat dengan jiwa besar. Org lebih mengenalnya sebagai Abu Jabir. Tiada yang membuat hatinya girang melebihi ihwal kepindahan Rasulullah S'AW ke kota Madinah. Baginya,,,,Sang Nabi S'AW adalah firdaus yang senantiasa menentramkan siang dan malamnya.

Di perang Badar, ia mjd Ksatria yg b'tempur dg gagah berani,,,memberangus syetan2 pengibar panji kesyirikan. Sedang di pertempuran Uhud,,,ia menyambut syahidnya. Ia gugur sebagai pahlawan mukminin. Yang menakjubkan,,,ia merasakan hal itu jauh sebelum perang berkecamuk. Tatkala hendak berangkat bertempur,,,bayang2 ajal itu sudah meliputi benaknya. Namun ia bukannya sedih,,,,bermuram durja,,,atau pun ketakutan. Ia malah bersuka cita. Hatinya berbunga-bunga. Sebab itu,,,ia memanggil putra kecintaannya,,Jabir bin Abdullah,,,sahabat yang disayang Nabi S'AW.

"Anakku,,ayah merasa yakin akan gugur dlm peperangan ini," demikian ia memulai wasiatnya. "Bahkan mungkin aku akan menjadi syahid pertama di antara kaum muslimin. Ketahuilah,,,,demi ALLAH,,,setelah Rasul,,,tak ada yang lebih kucintai dari anak-anakku. Akan tetapi anakku,,,ayah mempunyai beberapa hutang. Kumohon,,,bayarkanlah hutang-hutang ayah itu. Dan pesankanlah kepada saudara-saudaramu agar senantiasa berbuat baik..."

Pagi-pagi keesokan harinya,,,,bala tentara muslimin bertolak untuk menghadapi orang-orang Quraisy. Derap langkah kaki berbaur dengan debu-debu padang pasir yang bersemburatan di Bukit Uhud. Dari seberang sana,,,pasukan Quraisy bergerak dlm jml yg besar. Mereka bertemu di sebuah medan gersang yang menawarkan kematian.

Perang dahsyat pun tak terelakkan. Pedang dan tombak saling berbenturan. Anak panah berlesatan di udara mengusung maut. Pada mulanya tentara muslimin beroleh kemenangan. Tentara musuh berhasil dipukul hingga terdesak mundur. Namun mereka terlalu cepat puas. Merasa di atas angin,,,pasukan mulai sibuk memunguti rampasan perang. Disiplin prajurit runtuh. Strategi tak lagi dijalankan dengan benar.

Parahnya,,,pasukan pemanah yg mjd tumpuan utama di atas bukit itu turun tanpa dikomando siapa-siapa. Mereka ikut-ikutan mengumpulkan barang-barang yg ditinggalkan empunya. Suasana pun kacau balau. Pertahanan muslimin terbuka lebar.

Pada saat itu,,,tentara Quraisy menghimpun kembali sisa-sisa kekuatannya. Dilihat oleh mereka kaum muslimin tengah lengah. Dengan perhitungan yg tepat,,,mereka kemudian melancarkan serangan mendadak dari arah belakang. Karuan saja tentara muslimin pontang-panting. Syahid demi syahid berjatuhan bak bunga yg luruh di musim gugur.

Dlm perang ini,,,,Abdullah bin Amr bertempur layaknya Ksatria. Semangatnya tak t'bendung. Ia terus maju menerobos tanggul pertahanan musuh. Hingga akhirnya firasat yg telah dirasakannya itu mjd nyata. Ajal menemuinya. Ia meninggal selaku pahlawan Islam yg bakal abadi namanya. Dan itulah pertempuran terakhirnya,,sekaligus lembaran penutup dari kisah hidupnya yg dipenuhi kemuliaan.

Manakala pertempuran telah usai,,,Jabir bin Abdullah mencari jasad ayahnya di antara puing-puing perang yg lengang itu. Apa yg disaksikannya sungguh pemandangan yang memiriskan. Para syuhada itu mengalami perlakuan yang keji dan biadab. Tubuh-tubuh mereka dincincang oleh org2 musyrikin. Tak luput pula sang ayah terkasih, Abdullah bin Amr.

Jabir dan keluarga bersedih hati. Air mata tak kuasa ditahan kala menyaksikan kondisi kepala keluarga yg selama ini mereka kasihi. Saat itulah Rasulullah S'AW lewat. Melihat suasana haru biru itu,,,beliau S'AW berkata,,,"Kalian tangisi atau tidak,,,para malaikat akan tetap menaunginya dengan sayap2 mereka.

Dan ketika tiba waktu pemakaman Abu Jabir,,,Rasulullah S'AW menitahkan sebuah amar,,,"Kuburkan Abdullah bin Amr bin Haram bersama Amr bin Jamuh dlm satu liang! Selagi di dunia mereka adalah dua sahabat yg saling setia dan penuh kasih."

Setelah Abu Jabir tiada,,,baginda Rasul S'AW mengungkapkan sebuah kabar yg melukiskan kegemaran Abu Jabir untuk mjd syahid. Kpd Jabir,,,beliau S'AW berkisah,,,"Hai Jabir,,,tak seorang pun diajak bercakap oleh ALLAH SWT kecuali dari balik tabir. Tapi ALLAH SWT Berbicara langsung dengan bapakmu. ALLAH SWT berfirman begini,,,"Hai hamba-Ku,,,,mintalah pada-Ku,,,pasti Kuberi!". Maka bapakmu berujar, "Duhai Tuhanku,,,kubermohon pada-Mu untuk mengembalikan diriku ke dunia,,,agar aku bisa menjadi syahid sekali lagi." ALLAH SWT menjawab dg firman-Nya, "Ketentuan dari-Ku telah pasti. Mereka takkan dikembalikan ke dunia lagi."

Kalau begitu wahai Tuhan,,,mohon sampaikan kepada orang-orang setelahku segala nikmat yang Engkau limpahkan kepada kami." pinta Abdullah.


Taken from: Majalah Islam Cahaya Nabawiy.....

No comments:

Post a Comment