(Setelah sepuluh hari berlalu, 20 Maret 2011...orang-orang Jepang di wilayah bencana: Sendai, Minamisanriku, Kesennuma, mulai menata kehidupan)
Terhitung puluhan ribu mereka yang meninggal dan hilang...Konon ini angka terbesar setelah korban Perang Dunia II yang menimpa Jepang.
Berjam-jam terombang-ambing di air, Perempuan ini ditakdirkan selamat, tapi ayah ibunya tiada.
Seorang lelaki selamat di atas puing atap rumah yang dibawa air mengapung kemana-mana,
tapi istrinya yang semula bersamanya, lenyap ditelan ombak tsunami, Jumat (11/3). Oohh!
Seorang anak gadis berteriak-teriak menangis memanggil ibunya, "Okaasan...okaasan..." ("Mama...Mama...")
Namun, sang ibu tak kunjung datang....
Seorang lelaki muda masih diberi napas
di antara reruntuhan (19/3)
Tak bisa berkata-kata, karena trauma...
Namun, life must go on...
Seorang lelaki tua di Kesennuma - kota pinggir pantai yang hancur itu,
Sengaja membuka bengkel sepeda cuma-cuma...
Agar masyarakat bangkit melanjutkan hidup...
agar masyarakat bisa kemana-mana dengan sepeda,
walau tanpa kendaraan seperti biasanya.
Ia mengusap air matanya menghalau kegalauan hatinya seraya lanjut bekerja.
Ia yang sudah tua itu masih ingin melihat masyarakatnya bangkit.
Ganbarou! (Semangat!)
Anak-anak usia sekolah turun membantu di sentra penampungan
Acara kelulusan murid sekolah di wilayah bencana tetap berlangsung.
"Jangan menyerah" bunyi pesan poster besar yang mereka buat bersama.
Ya, anak-anak ini merasa harus berbuat sesuatu untuk menyemangati semua orang.
"Kita semua bersatu berjuang untuk melalui semua ini..."
Koor anak-anak sekolah itu di acara kelulusan murid terdengar optimis,
kendati pilu... "Shiawase...shiawase..." ("Bahagia...bahagia...") nyanyi mereka (19/3)
Air mata mengantarkan kepada semangat baru.
Semangat yang tetap melekat di tubuh bangsa ini.
"Kalau orang-orang muda pergi meninggalkan negeri...
Siapa lagi yang akan membangun kembali puing-puing ini?"
"Kami tetap tinggal di sini..." tutur seorang Jepang muda.
Yah...gempa, tsunami, radiasi nuklir, dan semua akibatnya harus dihadapi!
Terima kasih ya Allah, mereka masih diberi kesempatan, semangat, dan akal untuk menyambung hidup...
Ganbarou!
Ganbarou Nihon! (Semangat untuk (bangsa) Jepang!)
Rahmayanti Helmi Yanuariadi (Yokohama/20 Maret 2010, 15:31 JST)
Anggota Forum Lingkar Pena Jepang.
No comments:
Post a Comment