Adapun cara menambal yang benar dan tepat harus mengikuti kaidah tertentu agar tambalan berfungsi dengan baik, kokoh, sekaligus awet, yaitu:
1. Membersihkan debu/lumpur yang ada pada lubang.
2. Meyakinkan bahwa material di sekeliling lubang tidak goyang/lepas.
3. Berikan lapis perekat dalam ukuran maksimum, 0,35 liter/m2
4. Gunakan agregat kasar dengan nominal maximum size di atas 3/4"
5. Untuk kedalaman lubang lebih dari 5 cm, laksanakan 2 kali pelapisan.
6. Bila dengan cara konvensional, gunakan agregat pokok dengan ukuran sesuai kedalaman lubang.
Material untuk pekerjaan penambalan tidak ada persyaratan yang khusus, yang palin penting adalah awet, murah, dan mudah dilaksanakan. Tambalan akan awet apabila menggunakan kadar aspal yang cukup, dalam arti tebal penyelimutan harus lebih dari 7,0 Miu, sedikit kelebihan aspal akan meresap ke samping sekitar lubang dan ke dalam perkerasan lama. Tambalan akan stabil/kokoh apabila menggunakan gradasi kasar dengan nominal maksimum size lebih dari 3/4", artinya, semakin besar ukuran butir agregat kasar maka konstruksi akan semakin kokoh. Tambalan tidak akan mengalami amblas, karena diameter butir kasar yang terbesar hampir sama dengan tebal konstruksi perkerasan. Tambalan akan lebih murah karena persentase kadar aspal lebih kecil apabila digunakan agregat yang lebih halus. Mudah dilaksanakan terutama penambalan dengan cara konvensional, karena batu pecah pokok yang digunakan sesuai dengan tebal tambalan sehingga pelaksanaan perbaikan dapat lebih cepat dan tepat sasaran.
Sumber: Warta bappeda jabar
No comments:
Post a Comment