Friday, November 29, 2019

Berpidatolah tanpa Menceramahi



Pidato tidak sama dengan ceramah. Pidato itu lebih ke orasi, menyatakan pendapat kita, meskipun kadang di akhir naskah pidato terdapat ajakan/persuasi hingga motivasi. Pidato mengedepankan masalah dan solusi, serta ajakan untuk melakukan solusi, berdasarkan argumen sang orator. Intonasi membawakan pidato berbeda dengan intonasi pada saat berceramah, pidato sedikit datar ketika pemaparan awal, perlahan meninggi dengan tekanan suara untuk mengunci konsep-konsep yang ingin kita kedepankan dan turun kembali ketika penutup. Sedangkan ceramah, intonasinya naik turun agar audience tidak mengantuk. Intinya terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara pidato dan ceramah.

Berikut lebih lanjut perbedaan antara pidato dan ceramah versi multiflower:

1. Selain pembukaan, Pidato memiliki pendahuluan berupa paparan awal, biasanya memuat kondisi terkini dan permasalahan yang diangkat. Sedangkan ceramah, setelah pembukaan, langsung ke isi, lalu penutup.

2. Pidato memuat pertanyaan retoris, yang ditanyakan oleh orator, atau sebuah pertanyaan yang lalu dijawabnya sendiri. Sedangkan ceramah, sangat memungkinkan penceramah untuk berdialog dengan aundience.

3. Intonasi ceramah lebih bervariasi dibanding pidato. Pidato cenderung monoton, namun akan sangat baik jika di tengah-tengah berpidato bersifat menggaungkan/menekankan/menggebyarkan sesuatu, lebih baik lagi jika naskah pidato di tengah-tengah memungkinkan sang orator untuk lebih ber-api-api untuk meningkatkan atensi pendengar, tentunya disesuaikan dengan permasalahan, tema dan tujuan berpidato.

4. Bukan tidak mungkin pidato mengutip ayat2, namun pembacaan ayat2 religi pada pidato seyogiyanya tidak dilagukan, tapi tetap tartil tanpa melupakan kaidah lafazh.

5. Pidato bertujuan agar argumen sang orator diterima dan mempengaruhi pendengar. Sedangkan ceramah berupa siraman rohani dan berisi peringatan2, contoh kasus, serta dibarengi sesi tanya jawab.

6. Candaan pada pidato lebih minim dibanding pada ceramah.

7. Pidato lebih kepada teknik menyentuh hati, menggerakkan pendengar, serta bagaimana mengambil alih perhatian pendengar. Sedangkan ceramah lebih mengutamakan perbaikan, memberi tahu jika pendengar belum tahu, serta berpanjang lebar tanpa membuat audience merasa bosan, ilmu dalam ceramah lebih melebar, sedangkan keilmuan dalam pidato lebih spesifik alias difokuskan pada lingkup judul (dikerucutkan).

8. Pidato berfungsi untuk meyakinkan pendengar, sedangkan ceramah berfungsi untuk mengingatkan pendengar.

Monday, November 25, 2019

Skill Mendengar (Being a Good Listener)



Mendengarkan yang dimaksud di sini adalah mendengarkan orang lain yang sedang berbicara, dengan bersikap sopan, menghargai, tidak memotong perkataannya, dan menangkap pesan-pesan yang diungkapkan melalui ucapan, dan lain sebagainya. Mendengarkan adalah pekerjaan yang sulit karena terikat dengan faktor yang dapat mempengaruhi kualitas diri seseorang dalam mendengar.

Seringkali kita lupa melatih diri untuk menguasai keahlian yang sangat berharga ini. Berikut ini hal-hal yang dapat kita lakukan agar dapat menjadi pendengar yang baik:

1. Menggunakan politik 'lapang dada', maksudnya memberikan kepada pembicara tempat yang sesuai di hati dan di akal kita, dengan menghilangkan penghalang dan sekat2 yang menghalangi kita dengannya, dan tidak menggeneralisir kekurangannya atau mmemvonis melalui kesan-kesan sekilas sebelum memberinya kesempatan yang cukup dalam berbicara. Serta kita berupaya menangkap pesan yang ingin disampaikannya dengan menghargai, memperhatikan, dan memberikan reaksi yang sesuai.

2. Menggunakan bahasa isyarat yang tepat, yaitu dengan senyum dan memandang kedua mata pembicara, menggerakkan kepala tanda setuju, mendorong untuk meneruskan pembicaraan, mengatur posisi duduk yang sesuai sehingga pembicara merasa nyaman dan tenang, merendahkan suara, menyampaikan pertanyaan yang sesuai, yang membuat pembicara mengungkapkan sesuatu tentang dirinya, seperti mengapa? Bagaimana? Apa pendapat anda? Apa reaksi anda?

3. Memahami orang lain. Ini adalah politik yang paling efektif dalam 'meredam perlawanan' orang lain ketika mereka cenderung berbeda pendapat dengan anda. Ketika anda memberikan rasa hormat yang sesuai, mendengarkan dengan seksama, dan memberikan reaksi yang tepat, akan menjadikan posisi mereka lebih dekat untuk menerima pendapat anda.

Sunday, November 24, 2019

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

Komunikasi sebagai bidang keahlian sangat terpengaruh oleh:

1. Isi Komunikasi, yaitu pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain yang mencakup ide, konsep, sikap, dan permintaan.

2. Lingkungan Berkomunikasi, yaitu kondisi psikis pembicara dan pendengar atau pertimbangan-pertimbangan dan faktor-faktor eksternal lainnya yang menyebabkan berlangsungnya komunikasi, seperti waktu, tempat, dan kondisi yang berbeda-beda.

3. Cara Berkomunikasi, yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi.

Sifat-sifat Mendasar dalam Membangun Keahlian Berkomunikasi

1. Bekerja demi mewujudkan cita-cita yang tinggi dan besar dalam kehidupan.

2. Memberikan perhatian kepada urusan publik dan tidak terfokus pada urusan-urusan pribadi saja.

3. Kredibilitas yang tinggi, bijak, hati-hati dan terbuka kepada orang lain.

4. Sabar dan mampu menampung aspirasi orang lain.

5. Penerimaan orang lain terhadap apa yang anda katakan dan lakukan.

6. Berani dan berkepribadian kuat, penuh semangat, dan hangat dalam berinteraksi dengan orang lain.

7. Menghargai orang lain dan memperhatikan urusan mereka.

8. Bertindak secara wajar dan tidak dibuat-buat dalam berkata dan bekerja.

8 Karakter Seorang Inovator

Sejumlah studi dan penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa orang yang inovatif memiliki karakter-karakter sbb:

1. Memiliki keinginan untuk menambah pengetahuan dan berusaha mengenali sebab-sebab dari segala sesuatu.

2. Selalu menulis setiap ide baru yang mungkin dapat memudahkan pekerjaannya atau memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

3. Membuka kembali ide-ide yang telah ditulis.

4. Melontarkan ide-ide atau pendapat-pendapatnya kepada orang lain untuk didiskusikan bersama.

5. Berpikir dengan menggunakan berbagai cara (metode). Jika menghadapi suatu masalah, tidak terfokus pada 1 solusi, inovator akan mencari solusi-solusi atau alternatif-alternatif baru.

6. Seorang yang berjiwa inovatif, tidak akan terpengaruh oleh ejekan, hinaan, atau pun rintangan yang berasal dari orang lain.

7. Jika inovator telah memperoleh solusi-solusi yang baik, dia tidak akan terpaku pada solusi-solusi tersebut saja, tetapi akan mencari solusi-solusi atau ide-ide yang lebih baik.

8. Seorang inovator tidak pernah merasa bosan untuk berusaha serta selalu memikirkan, mengamati, dan mengkaji ulang semua pekerjaan, tugas, dan tanggung jawabnya, baik ketika sedang berada di dalam kantor maupun di luar kantor.

Membangun Prinsip Itqan (Profesionalisme)

Membangun Prinsip Itqan (Profesionalisme) merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan keimanan, produktivitas kerja, dan hubungan dengan orang lain. Menjadi profesional artinya melaksanakan aktivitas terus menerus, seperti mengerahkan segala kemampuan, bersungguh-sungguh dan bersabar, yang merupakan aktivitas-aktivitas yang tidak pernah berhenti.

Profesionalisme yang dibicarakan di sini bukan hanya terbatas pada mengerjakan hal-hal yang telah disepakati atau menyelesaikan nya saja. Profesionalisme ideal adalah kemampuan mengerjakan dan menyelesaikan hal-hal/pekerjaan secara sempurna dN sesuai dengan standar-standar tertinggi yang telah ditentukan. Dengan demikian, profesionalisme bermakna mengerahkan seluruh kemampuan, fokus, dan perhatian guna mewujudkan tujuan yang dikehendaki.

Prinsip profesionalisme diringkas menjadi 3 hal, yaitu ketelitian, perhatian kepada obyek secara menyeluruh, dan pengawasan.

Misi Hidup Seorang Entrepreneur

1. Ikhlas dalam beribadah kepada Allah swt dan berusaha untuk selalu menerapkan nilai tersebut dalam setiap pekerjaan.

2. Menggunakan manajemen yang benar guna mengembangkan usaha dan membangkitkan semangat para karyawan, sehingga tujuan-tujuan yang dicita-citakan dapat terwujud.

3. Sabar dalam berjuang dan melakukan pekerjaan rutin, dengan maksud untuk mewujudkan kesuksesan dengan tetap menjaga kesehatan.

4. Mengalokasikan waktu secukupnya dan perhatian yang semestinya kepada keluarga.

5. Mengeluarkan sebagian keuntungan usaha untuk membangun masjid, membantu orang-orang yang membutuhkan, menginfakkan sebagian harta untuk hal-hal yang baik dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Kebiasaan...

Para ahli menjelaskan bahwa kebiasaan terdiri atas 3 unsur yang saling berkaitan erat.

Unsur Pertama: Pengetahuan, yaitu pengetahuan yang bersifat teoretis mengenai sesuatu yang ingin dikerjakan.

Unsur Kedua: Keinginan, yaitu adanya motivasi atau kecenderungan untuk melakukan sesuatu.

Unsur Ketiga: Keahlian, maksudnya kemampuan atau kesanggupan untuk melakukannya.

Jika ketiga unsur tersebut berpadu pada suatu perbuatan, maka perbuatan tersebut dapat dikategorikan sebagai kebiasaan.

Legowo...

Legowo itu berusaha untuk menerima kenyataan jika tak sesuai harapan. Legowo itu mendewasa dalam menjalani hidup. Legowo itu berusaha untuk menjadi bijak dan berbesar hati, menerima segala apa yang ditakdirkan.

Jodoh Kedua...

Saat ini kasus perceraian meningkat dari tahun ke tahun, entah karena teknologi dan media sosial yang mendekatkan yang jauh serta menjauhkan yg dekat, sehingga banyak yang memutuskan utk bercerai lalu menyibukkan diri mencari jodoh kedua. Atau barangkali disebabkan oleh dunia yg telah renta dan mendekati akhir zaman.

Setidaknya ketika seseorang mencari jodoh kedua, tentunya ia berharap mendapatkan orang yang tidak arogan, baik agama dan baik perilakunya (tidak berjudi, bukan pezina, serta bebas narkoba), serta berharap cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Jika ia mengagumi, pastilah berharap dikagumi balik. Jodoh kedua juga diharapkan lebih baik dibanding jodoh pertama dalam beberapa hal tertentu. Lalu saat seseorang bertemu org yg memiliki tanda2 jodoh kedua, pasti ia berharap jodoh kedua itu tidak matre jika kehidupannya ternyata pas-pasan, serta sebaliknya dia tidak dianggap matre oleh jodoh kedua tsb, jika ternyata jodoh kedua berasal dari keluarga berada. Karena tidak semua org di dunia ini gila materi. Ada yg sederhana sekali prinsipnya, yaitu mencari ketenangan serta keberkahan hidup. Menjadi atau pun mencari jodoh kedua haruslah ekstra hati-hati tanpa harus suuzhon serta memberanikan diri untuk berinteraksi dengan banyak orang-orang baru.