Friday, November 5, 2010
Mengusir Migren
Nama Migren diambil dari kata hemicrania atau sakit kepala pada satu sisi, meskipun pada kenyataannya bisa juga menyerang kedua sisi. Serangannya bersifat episodik, berlangsung 4 sampai 24 jam atau mungkin lebih, bergantung pada pengobatan yang diberikan, dan serangan tersebut dapat berulang bila terkena faktor pemicu.
Serangan migren terbagi menjadi dua jenis, yaitu klasik dan umum.
MIGREN KLASIK
Sakit kepala, berdenyut (beberapa orang merasakan seperti diketuk pada daerah depan atau puncak kepala). Keluhan nyeri juga dapat menyerang daerah sekitar telinga, atau sekitar mata. Pandangan menjadi kabur atau mata berkunang-kunang. Gejala lain yang dapat mengikuti serangan migren klasik adalah sulit berbicara, kebingungan, lengan atau kaki terasa lemah, terdapat sensasi geli pada daerah muka atau tangan. Jika serangannya hebat, dapat memicu rasa mual, bahkan muntah.
MIGREN UMUM
Terdapat perubahan mood dan fatigue (kelelahan yang amat sangat). Selama masa serangan, penderitanya dapat mengalami nyeri perut, diare, sering berkemih, dan muntah.
BAGAIMANA MENGATASI MIGREN?
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi migren. Di antaranya adalah Menghindari pemicu, menghentikan rasa nyeri tatkala serangannya muncul, melakukan pengobatan pencegahan (profilaksis), dan melakukan perubahan gaya hidup.
MENGHINDARI PEMICU:
Beberapa faktor pemicu berikut perlu kita hindari (masing2 penderita berbeda faktor pemicunya): stres dan fatigue, alkohol (terutama bir dan anggur merah), Monosodium Glutamat (MSG) yang terdpat pada penyedap, ikan yang dikeringkan keju fermentasi, perubahan cuaca, iklim, atau ketinggian, perubahan pola tidur, cahaya yang menyilaukan, bau-bauan yang menyengat, rokok, khusus bagi wanita pengaruh hormon estrogen, biasanya pada saat menstruasi atau hamil merupakan faktor utama penyebab migren.
MENGHENTIKAN RASA NYERI:
Istirahat di tempat yang tenang dan tidak terlalu terang cahayanya, hindari pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi. Jika tindakan itu belum berhasil, dapat digunakan obat-obatan pereda rasa nyeri yang dijual bebas di pasaran (sebagian besar mengandung aspirin dan parasetamol). Yang perlu diingat, konsumsilah obat secara bijak, jangan sampai kelebihan dosis.
PENGOBATAN PENCEGAHAN:
Jika nyeri tak juga hilang setelah minum obat, segera hubungi dokter untuk dilakukan tindakan profilaksis (pencegahan) dengan menggunakan obat-obatan tertentu.
MENGUBAH GAYA HIDUP:
Pastikan makan secara teratur. Jika anda bekerja di dalam ruangan dengan kondisi yang statis, usahakan mencari udara segar dan melakukan gerak badan. Misalnya dengan berjalan kaki (bukan mengendarai mobil) pada saat anda mencari santap siang. Lakukan olahraga secara teratur. Aerobik 30 menit sehari sudah cukup bagi anda untuk memperbaiki sirkulasi darah. Usahakan lingkungan kerja anda senyaman mungkin, misalnya dengan mengatur tempat duduk, dan menghindari posisi duduk atau berdiri yang dapat membuat otot anda cedera atau teregang dalam waktu lama. Berhenti merokok!
KAPAN HARUS KE DOKTER?
Ada beberapa kondisi khusus yang mengharuskan anda tidak menunda pergi ke dokter, seperti: Serangan sakit kepala yang hebat, dan menyerang secara tiba-tiba. Serangan sakit kepala berat yang sering, tidak hanya menyerang satu sisi. Sakit kepala disertai dengan demam, leher kaku, kemerahan, gangguan mental, kejang, pandangan berganda, kelemahan, kesulitan bicara. Sakit kepala setelah mengalami infeksi saluran nafas, atau setelah merasakan infeksi pada tenggorokan (biasanya muncul sebagai tenggorokan kering disertai demam). Sakit kepala setelah mengalami cedera kepala, meskipun cedera ringan. Apalagi bila nyeri yang diderita semakin bertambah parah. Sakit kepala kronik yang makin bertambah parah setelah batuk, latihan fisik, peregangan, atau melakukan gerakan mendadak.
Sumber: Majalah Healthylife
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Makasih banget atas infonya...
ReplyDeleteoke sama2.... :D
ReplyDeletemakasih jg dah baca blog ini..... ^^