Melalui jasa sebuah agen advertising, Pemimpin Libya, Muammar Qaddafi mengundang sekitar 200 wanita cantik Italia ke sebuah Villa di Italia. Dalam 'pesta' tersebut, ia memberikan dakwah tentang Islam, tulis sebuah media Italia, Senin (16/11/09).
Dalam sebuah iklan di beberapa media lokal Italia disebutkan, "Dicari 500 gadis cantik, berusia 18-35 tahun, dengan tinggi 170 meter, berpakaian sopan, tidak menggunakan rok mini atau baju tanpa lengan".
Sekitar 200-an wanita cantik kemudian datang, karena dijanjikan akan menerima uang sejumlah 60 Euro atau $90, serta akan mendapatkan bingkisan dari pemerintah Libya. Di antara mereka ada seorang wartawan ANSA (kantor berita Italia) yang menyamar untuk mengambil foto rangkaian acara tersebut.
Sambil menunggu kedatangan Qaddafi di Aula tempat 'pesta', gadis-gadis itu diwawancara mengenai alasan dan harapan mereka hadir dalam pesta tersebut. Setelah menunggu dan berharap adanya pesta, ternyata Qaddafi memberikan 'taushiyah' tentang ajaran Islam selama 2 jam penuh.
Menurut Qaddafi, pandangan Islam terhadap wanita tidak seperti yang selama ini dianggap oleh dunia barat yang dikonotasikan terjajah, terbelakang, dan tidak adil. Dibantu oleh seorang penerjemah, Qaddafi juga menyarankan para gadis yang hadir tersebut untuk masuk Islam.
Acara pun kemudian berlangsung interaktif dengan tanya jawab. Usai pertemuan, seluruh wanita diberikan oleh-oleh berupa Al-Quran dan sebuah buku yang ditulis sendiri oleh Qaddafi, dengan sebutan buku hijau.
Beberapa hari kemudian, seperti dilaporkan surat kabar Italia, Corriere della Serra, Rabu (18/11/09), satu dari 200 perempuan muda Italia tersebut tertarik terhadap Islam, setelah diberikan ceramah selama dua jam pada hari Senin sebelumnya di Roma.
Adalah Alda Ribeiro, perempuan muda yang mengatakan pada surat kabar yang berbasis di Milan tersebut bahwa dirinya berubah karena dakwah pemimpin nyentrik, Muammar Qaddafi.
"Dulu Islam itu sangat menakutkan, namun kini saya sangat mengaguminya." Kata Ribeiro.
Berasal dari Portugal, Ribeiro adalah wanita lulusan sebuah universitas yang mampu berbicara lima bahasa. "Aku bertanya kepada Qaddafi apa pendapatnya tentang hak perempuan dan ia menjawab bahwa ia selalu menjadi pendukung hak-hak perempuan. Aku tidak menduga bahwa ia akan menjawab dengan pernyataan tersebut," katanya.
"Itu sebabnya saya memutuskan untuk menerima undangan untuk pergi ke Libya. Supaya aku mengerti dan melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, lalu aku akan memutuskan untuk masuk Islam," tegas Ribeiro.
Taken From: Tabloid ALHIKMAH EDISI 42
No comments:
Post a Comment