Dikutip dari rubrik siraman rohani majalah 'Warta Legislatif' Edisi ke-34 tahun ke-X 2010
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, takabur mempunyai makna merasa dirinya mulia, Berat, pandai, merasa lebih, angkuh, dan sombong.
Dalam Islam, takabur diartikan sbg tingkah laku atau sifat yg cenderung memuji, mengagungkan, dan memandang diri sendiri sebagai makhluk yang paling di atas egala-galanya dan menganggap orang lain sepele atau lebih rendah atau tidak ada artinya. Takabur dalam pandangan Islam adalah akhlak sebagai akhlak yang sangat tercela dan Islam tidak setuju kalau ada umatnya yang berjiwa takabur, sebab dampak dari sifat takabur akan menimbulkan perbuatab-perbuatan maksiat. Islam memandang hina bagi orang takabur karena yang menyandang sifat takabur adalah iblis.
Dalam Al-Qur'an surat Al-A;rof ayat 11 berbunyi: "Sesungguhnya kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu kami bentuk tubuhmu. Kemudian kami katakan kepada para malaikat. Bersujudlah kamu kepada Adam, maka mereka pun bersujud kecuali iblis, dia tidak termasuk mereka yang bersujud".
Iblis yang tidak ikut bersujud kepada Adam, karena menganggap dirinya lebih mulia karena merasa dirinya terbuat dari api, sedangkan Adam terbuat dari tanah. ALLAH murka kepada iblis, lalu iblis dikutuk dan dilaknat dan diancam utk dimassukkan dalam neraka di hari kiamat, serta diusir dalam surga, sesuai dengan firman ALLAH SWT, "Turunlah kamu dari surga itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina, "Jelaslah ALLAH tidak mengizinkan makhluk yang takabur tinggal di surga dan diharapkan umatnya tidak takabur (pongah).
Sesungguhnya takabur itu menjadi pangkal dari segala kemaksiatan. Jika di hati sudah ada benih-benih takabur tentu akan memudahkan adanya kecenderungan untuk berbuat sesuatu yang kurang baik atau tercela. Kita sebagai umat muslim atau umat islam khususnya dan makhluk ALLAH pada umumnya. Mari kita jauhi sifat takabur yang dimurkai ALLAH, terlebih lagi sebagai Umat Islam marilah kita mencontoh keteladanan Rasulullah S'AW. Beliau selalu rendah hati semasa hidupnya (tawadhu), tak ada sedikitpun sifat sombong, baik terhadap kawan, maupun lawan. Beliau tidak pernah memandang hina dan rendah sekalipun terhadap pengemis. Dan beliau selalu berdo'a "Ya ALLAH, aku berlindung kepadaMu dari datangnya kesombongan yang tiba-tiba."
Keburukan/kerugian dari sifat takabur:
1. Takabur itu merusak seluruh amal kebaikan.
2. Di akhirat nanti tidak akan masuk surga sebagaimana dalam hadits nabi yang artinya "tidak dapat masuk surga, seseorang yang di dalam hatinya terdapat seberat debu dari sifat takabur".
3. Di dunia akan menemui banyak kesulitan hidup akibat dari kesombongannya atau ketakaburannya.
4. Akan lebih mudah menzholimi orang lain karena kurangnya kepekaan perasaannya.
5. Sifat takabur yang berlebihan tega menghina orang lain dan tidak mau menerima kebenaran agama.
Penyebab timbulnya takabur di antaranya:
1. Karena ilmu yang dimilikinya.
2. Karena ibadah dan amal sholeh yang dikerjakannya, hanya untuk mendapatkan pujian dari orang lain, bukan karena ALLAH.
3. Karena garis keturunan atau nasab (darah biru/ningrat, atau lainnya).
4. Karena harta kekayaan yang dimilikinya.
Untuk menghindari sifat dan sikap ketakaburan, hendaknya kita dapat menyadari bahwa kita adalah ciptaan ALLAH yang serba kurang atau jauh dari kesempurnaan. Apa-apa yang kita miliki atau yang ada pada kita hanyalah titipan sementara dari ALLAH SWT, yang setiap waktu akan diambilnya. Kesombongan dan ketakaburan akan mengidentikkan seseorang dengan sifat iblis, yang dikutuk dan dilaknat oleh ALLAH serta tercatat sebagai penghuni Neraka Jahannam.
No comments:
Post a Comment