Sunday, February 20, 2011

Budidaya Sukun

Sukun sangat bermanfaat sebagai penghasil karbohidrat dan diversifikasi pangan dalam rangka meningkatkan gizi masyarakat. Sukun berasal dari Pulau Bawean di pantai utara Jawa. Tanaman sukun mulai berbuah pada umur 4-5 tahun. Bertanam sukun relatif mudah, tidak memerlukan persyaratan rumit, tumbuh pada segala jenis tanah pada ketinggian tempat sampai 300 meter dari permukaan laut, bisa di daerah beriklim basah maupun kering dan terbaik pada tanah berpasir, kadar garam rendah, kandungan bahan organik tinggi, cukup tersedia air dan daerah sekitar cukup terbuka.

Pembibitan:

STEK AKAR

1. Stek akar isiapkan dengan jalan memotong-motong akar lebih kurang 15 cm.

2. Potongan akar diletakkan berdiri dalam media pasir, hingga terbenam sebagian. Letak bibit hendaknya terlindung/diberi naungan.

3. Media pasir dijaga kelembapannya, setelah tumbuh tunas maka stek akar dipindahkan ke polybag yang telah disiapkan yang berisi tanah dan pupuk kandang. Satu polybag utk satu stek akar.

4. Pilih satu tunas yang kuat dan bagus utk dijadikan batang bawah, sedang cabang/tunas yang lain dipotong/dibuang.



CANGKOK

1. Sebaiknya pencangkokan dilakukan menjelang musim hujan atau setelah musim berbuah, pohon yang akan dicangkok dipilih yang masih muda dan masih dalam masa pertumbuhan vegetatif.

2. Untuk pencangkokan, pilih anting yang tumbuh dari cabang dengan posisi tumbuh tegak, pilih dari ranting yang tumbuh dari cabang dengan posisi tumbuh tegak, serta belum terlalu tua dan sebaiknya ranting yang dicangkok diberi penyangga kayu atau bambu.

3. Waktu pencangkokan seekitar 4-6 bulan dan jaga kelembapannya.



PENANAMAN

1. Siapkan lobang ukuran 75 cm x 75 cm, lubang berisi tanah yang dicampur kompos (perbandingan 1:1)

2. Bibit ditanam, kemudian diberi ajir(penopang) agar tanaman tidak patah serta diberi pagar pelindung dari gangguan binatang.

3. Jarak tanam untuk maksud komersial adalah 10x10 meter.



PEMELIHARAAN

1. Penyiraman: Diperlukan agar untuk menjaga kelembapan dan pertumbuhan vegetatif stabil. Kalau kurang air, batang akan kecil. Penyiraman dilakukan sampai tanaman cukup besar, terutama pada musim kemarau. Kelembapan tanah harus tetap terjaga, dapat pula dengan memberi mulsa atau ditanam di dekat pembuangan air.

2. Pemupukan: Jenis pupuk yang diperlukan ialah pupuk organik, urea, dan TSP. Kebutuhan pupuk pada umur 1 tahun sekitar 40 kg pupuk organik, 0.5 kg urea, dan 0.5 kg pupuk TSP. Pemberian pupuk sebaiknya pada awal musim hujan, dengan cara membenamkan di sekitar tanaman pada jarak 10-15 cm.

3. Masa Panen: Buah sukun akan tua setelah 3 bulan sejak muncul bunga betina. Tanda buah telah tua ialah: kulit buah yang kasar berubah membentuk permukaan halus merata. Warna buah menjadi hijau kekuning-kuningan kusam, tampak bekas getah yang mengering di permukaan kulit buahnya, buah tua biasanya padat dan keras. tanda-tanda buah yang telah masak: kulit buah berwarna kecoklatan dan lembek, serta mengeluarkan bau manis spesifik.

4. Pemetikan buah untuk dijual di pasar, dipilih buah yang cukup tua, tetapi tidak tua sekali. Sedang untuk dikonsumsi langsung, pilihlah yang tua menjelang masak.

5. Buah sukun yang telah masak tidak tahan disimpan lebih dari lima hari.


Sumber: Warta Legislatif Batang Hari edisi tiga puluh empat tahun ke-X 2010

No comments:

Post a Comment