Meski tinggal jauh dari pusat kota di Kecamatan Wringinanom, Gresik, Jawa Timur, upaya Sumarlina untuk menyelamatkan lingkungan patut untuk ditiru. Bersama tim-nya, ia menawarkan metode sensus serangga air, yaitu penelitian kualitas air sungai melalui ketersediaan keragaman serangga air. Melalui parameter biologis serta alat-alat pengamatan yang sederhana, wanita kelahiran Gresik, 10 Januari 1993 ini berhasil menyajikan data informasi kualitas air yang aktual kepada masyarakat.
Tahun 2008, lulusan SMAN 1 Wringinanom, Gresik ini ditunjuk mewakili sekolahnya untuk mengikuti training motivator sahabat air yang diadakan oleh LSM Ecoton. Salah satu materi yang diberikan dalam kegiatan tersebut adalah pemantauan kualitas air dengan bioindikator makroinvertebrata bentos. "Saya sangat takjub karena dapat mengetahui berbagai jenis biota air yang dapat menjadi parameter kualitas air sungai. Dalam kegiatan tersebut ditunjukkan pula beberapa aktivitas manusia yang dapat mencemari sungai seperti pertanian, limbah domestik, dan industri," papar anak pertama dari dua bersaudara ini. Sejak itulah, ia mulai menggali ide untuk melestarikan sungai.
Akhir tahun 2008, Sumarlina mulai mengajukan sebuah gagasan berjudul Jambore Pemantauan Kualitas Air Kali Brantas dalam lomba pelestarian sungai yang diadakan oleh JPKPA (Jaring-jaring Komunikasi Pemantauan Kualitas Air) dan Perum Jasa Tirta. Tahun 2009, ia kembali mengajukan gagasan yang sama dengan perubahan judul menjadi Mata-mata Kali Brantas dalam lomba pelestarian Sumber Daya Air yang diadakan oleh Puslitbang SDA (Departemen Pekerjaan Umum). Kedua gagasan tersebut adalah sebuah ide untuk mengadakan pemantauan terpusat bagi sekolah-sekolah di DAS Brantas sebagai upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengawasan dan pengelolaan sungai. Akan tetapi, gagasan tersebut belum dapat diterima.
Akhirnya pada bulan Juni 2009, Sumarlina kembali mendapat tawaran dari guru biologi dan pembimbing KIR SMANIWA serta LSM Ecoton untuk mewujudkan gagasan awalnya tersebut dalam sebuah proyek yang juga diikutkan dalam Young Change Makers Award Competition yang diadakan oleh Ashoka Indonesia. "Sejak itulah Sensus Serangga Air (SSA) terbentuk dan saya mulai menyusun strategi pelaksanaan program," paparnya. Timnya sendiri terdiri dari 20 siswa dari SMAN 1 Wringinanom. Anggota tim inilah yang mengatur dan melaksanakan program SSA.
Sensus Serangga Air (SSA) merupakan sebuah program pemantauan kualitas air dengan menggunakan bioindikator serangga air. Sensus serangga air ini memiliki keunggulan 5M yaitu: MUDAH = Kita dapat mengetahui kualitas air sungai hanya dengan melakukan identifikasi jumlah dan jenis serangga air di lokasi yang kita amati. MURAH = Tidak memerlukan alat laboratorium yang mahal. SSA menggunakan alat-alat sederhana seperti jaring bentos berukuran 1 mm dengan pegangan sepanjang 1,5 meter, nampan plastik, pinset atau sendok, Cawan petri, Lup, kamera, Plot yang terbuat dari pipa berukuran 1 meter persegi, kantong plastik, Alat tulis (pena, buku catatan, dll.), kuas, Buku panduan (berisi bagan kelompok serangga air dan skor untuk tiap jenis serangga untuk menentukan nilai kualitas air pada titik lokasi sensus). MASSAL = SSA dapat dilakukan oleh semua kalangan masyarakat dari berbagai usia dan dapat dilakukan secara bersama. MANFAAT = Melalui SSA, kita dapat mengetahui kualitas air, dan MITIGASI PENCEMARAN = SSA dapat menjadi early warning system bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap sungai.
Bersama tim-nya, putri pasangan Suyatim dan Sriami ini juga mengadakan sosialisasi dan training sensus serangga air bagi pelajar SMP-SMA yang ada di Kecamatan Wringinanom. "Hingga saat ini, saya telah berhasil mengajak 650 orang yang terdiri dari pelajar yang berasal dari 2 SMP dan 1 SMA, pemuda karang taruna, warga desa, pemerintah desa yang terdapat di Kecamatan Wringinanom dan mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya. Selain itu, kegiatan SSA telah diadopsi oleh BLH Jatim dan Dispendik Jatim dan diikuti oleh pelajar dari 20 SD dari kota Surabaya", ujarnya bangga.
Taken From: Majalah Kartika
Untuk pengambilan sampel serangga air ini paling tepat menggunakan pendekatan metode apa ya
ReplyDelete