Waktu tiba di Phuket untuk liburan, sudah terbayang semangkuk sup Tom Yam rasa ayam pedas. Karena tahu bahwa penduduk di bagian selatan Thailand itu sebagian besar muslim, saya yakin takkan sulit mencari makanan halal. Ternyata tidak, lho!
Di sepanjang jalan di Pantai Patong, Phuket, memang banyak restoran. Sayang, hampir semua menu menyelipkan kata pork alias babi. Yah, nggak halal deh.
Karena sudah lapar, akhirnya food court di mal jadi pilihan. Di sudut mal, saya menemukan kedai masakan India dengan tulisan halal terpampang di papan namanya. Sup Tom Yam halal akhirnya bisa saya santap, walau harus ke Khai Nai, pulau kecil di tengah laut Andaman.
Penasaran ingin berwisata kuliner, keesokan harinya saya kembali ke Patong. Malam hari, pedagang makanan kaki lima jauh lebih ramai dibandingkan siang. Ada yang menjual lembaran cumi-cumi panggang. Ada juga daging yang ditusuk biting bambu dan dicelupkan ke saos merah. Masalahnya, para pedagang itu sulit sekali ditanya-tanya tentang dagangannya. Saya hanya bisa gigit jari melihat mie gerobak yang menggiurkan. Sekilas tampak toge yang besar-besar dan kuah panas yang mengepul-ngepul.
Akhirnya saya jajan waffle isi pisang dan martabak pisang. Martabak itu mirip martabak telur. Isinya telur kocok dan pisang. Saat disajikan, martabak disiram susu kental manis dan cokelat cair. Nyam...nyam.
Selain itu, saya juga membeli sticky rice with mango alias nasi ketan yang dimasak dengan santan dan gula, dan disajikan bersama susu kental manis dan potongan mangga matang. legit rasanya.
Sarapan juga menjadi masalah buat saya di Patong. Tak banyak toko yang buka di pagi hari. Untung saya sudah berbekal makanan instan dari rumah.
Taken From: Reader's Digest Indonesia
No comments:
Post a Comment