MultiFlower...(a SmiLe FoR mE)
Wednesday, March 8, 2023
Pengabdian Kepada Masyarakat: Pendampingan Pengayaan Wawasan Adiwiyata dan Statistika Kesehatan Lingkungan untuk Guru dan Siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi
Tim Pelaksana Pengabdian:
1. Dr. Dra. Zurweni, M.Si (Ketua)
2. Dra. Hj. Yusnidar, M.Pd. (Anggota 1)
3. Bunga Mardhotillah, S.Si., M.Stat. (Anggota 2)
4. Cut Multahadah, S.Pd., M.Pd. (Anggota 3)
5. Wiwik Handayani, S.T. (Anggota 4).
Tim sekolah (dalam hal ini SMAN 8 Kota Jambi) adalah tim yang berperan penting dalam pelaksanaan Program Adiwiyata termasuk di antaranya pengelolaan lingkungan di sekolah, termasuk di dalamnya bagaimana melibatkan semua unsur warga sekolah menjadi penting termasuk keterlibatan aktif dari seluruh siswa. Partisipasi seluruh siswa – siswi menjadi elemen penting. Dalam rangka mewujudkan Sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
perlu dibentuk tim yang anggotanya antara lain terdiri atas: Kepala sekolah Siswa Guru Orangtua siswa Warga sekolah (misalnya: petugas kebersihan, petugas tata usaha, pengelola kantin) Pemerintah daerah (lurah, camat dan lain-lain) Masyarakat di sekitar sekolah. Kajian lingkungan oleh tim sekolah melalui sebuah instrumen checklist mencakup berbagai isu lingkungan sekolah, misalnya; 1. Sampah 2. Air 3. Energi 4. Makanan dan kantin sekolah. 5.Keanekaragaman Hayati.
Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini merupakan kegiatan PPM Mandiri yang diusulkan Tim Dosen UNJA ke LPPM UNJA pada bulan Mei 2022, berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, dalam hal ini Ibu Wiwik Handayani, S.T. yang memberikan materi terkait regulasi dan urgensi adiwiyata. Sedangkan Materi dari Tim Dosen Universitas Jambi lebih kepada arahan untuk Kajian yang akan dilakukan sekolah dalam pemenuhan kriteria sekolah Adiwiyata serta bagaimana mengukurnya dengan berbagai indeks dalam Statistika Kesehatan Lingkungan. Berikut Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat: Pendampingan Pengayaan Wawasan Adiwiyata dan Statistika Kesehatan Lingkungan untuk Guru dan Siswa SMA Negeri 8 Kota Jambi:
Sunday, July 19, 2020
JURNALISTIK DAN PUBLIK
~Artikel yang Memuat Opini Sederhana
Oleh: Bunga Mardhotillah
Jurnalis atau yang lebih populer disebut wartawan/pewarta, adalah sebutan untuk orang/person yang melakukan kegiatan jurnalistik seperti menulis, menganalisis, dan melaporkan peristiwa kepada publik melalui media massa, dan hal tersebut dilakukan secara teratur, sehingga menjadi suatu profesi yang melekat.
Publik identik dengan masyarakat, massa, atau khalayak ramai. Jurnalis melakukan tugas-tugas jurnalistik tidak lain salah satunya adalah untuk memberikan informasi yang mungkin saja belum diketahui oleh publik, sehingga dengan memberitakan atau memuat informasi tersebut pada suatu media, maka publik mendapatkan wawasan baru dari wadah yang dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian, secara tidak langsung, jika dijalani dengan kredibilitas dan integritas tinggi, jurnalis dapat mencerdaskan publik.
Sebelum istilah jurnalistik menjadi populer, dikenal istilah publisistik untuk menggambarkan dunia kewartawanan, yang juga digunakan untuk membahas ilmu komunikasi. Ini menunjukkan bahwa jurnalistik dan publik merupakan dua hal yang berkaitan erat, serta dijembatani oleh ilmu komunikasi. Karena jurnalis tanpa publik, ibarat artis tanpa panggung dan penonton.
Sebagaimana kita ketahui, jurnalis umumnya bekerja pada sebuah industri berupa media, baik cetak maupun online. Media-media ini di berbagai negara termasuk Indonesia, diharapkan dapat menjembatani komunikasi antara pemerintah dan rakyatnya. Dewasa ini kita dapati fenomena dunia jurnalistik yang semakin kompleks karena setiap pelaku media bersaing untuk mendapatkan informasi yang cepat dan akurat, serta berupaya keras mendapat viewers terbanyak dalam penyajian beritanya kepada publik.
Terlepas dari deskripsi umum terkait jurnalistik dan publik di atas, disadari bersama bahwa setiap profesi pasti mempunyai etika-etika tersendiri untuk mengendalikan diri dan rasa hormat satu sama lain, yang diatur dalam Kode Etik. Ini bermakna bahwa kendati pun saat ini dunia jurnalistik menghadapi persaingan yang cukup tinggi, baik media cetak atau pun online, para jurnalis diharapkan tetap menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik (KEJ), yang di negeri tercinta ini ditetapkan oleh Dewan Pers melalui Peraturan Dewan Pers Nomor: 6/Peraturan-DP/V/2008 tentang Pengesahan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor 03/SK-DP/III/2006 tentang Kode Etik Jurnalistik sebagai Peraturan Dewan Pers (ingatkan saya jika ada revisi KEJ terbaru setelah KEJ tahun 2008 ini).
Selain Etika berjurnalistik di atas, para jurnalis diharapkan untuk mampu peka terhadap berbagai issue publik. Ini penting, mengingat jurnalis membutuhkan publik sebagai pembaca berita, dan demikian pula sebaliknya, publik membutuhkan jurnalis untuk mengetahui berbagai peristiwa, terutama kronologis dan detail peristiwa yang beredar dalam bentuk issue dalam kehidupan mereka. Publik membutuhkan fakta untuk mengupas berbagai issue. Terkait kepekaan jurnalis ini, saya teringat pengalaman menjadi wartawan sekolah pada tahun 2002, yang kala itu asuhan Harian Jambi Independent. Sebagai pembimbing kami adalah beberapa senior di media tersebut. Kami juga diberi pengalaman Rapat Redaksi layaknya jurnalis profesional. Pesan para pembimbing kami, dalam meliput, kita harus memahami psikologis publik, serta hal-hal apa saja yang menjadi euforia. Di sini ada penekanan bahwa seorang jurnalis harus alias wajib memahami publik atau pembacanya. Kebutuhan pembacanya dan bagaimana menumbuhkan minat baca publik akan media, terutama koran. Kala itu tentunya bagaimana trik kami sebagai wartawan sekolah, agar teman-teman kami berminat untuk membaca koran. Sehingga poin ini berhubungan dengan KEJ, bahwa jurnalis harus senantiasa menjaga komunikasi dengan publik dan orang-orang di sekitar, mau mendengar dan mau berupaya untuk terus memperbaiki diri.
Kemudian yang tak kalah penting dalam menjaga stabilitas komunikasi antara jurnalis dan publik adalah attitude jurnalis, berbagai effort peningkatan wawasan dan skill jurnalis (tata bahasa, plotting, teknik pengembangan issue, dsb) serta mengkaitkan berbagai tulisan dengan sains untuk menguatkan artikel yang disajikan. Untuk poin ketiga ini, merupakan pengalaman saya ketika menjadi reporter mahasiswa pada Koran Logis Fakultas MIPA Unpad. Ketika kita meliput, pembaca akan lebih mengingat informasi jika disertai dengan sentuhan sains atau keilmiahan. Contoh di masa sekarang adalah pemberitaan terkait covid 19. Jika tidak disertai dukungan sains, maka info covid 19 akan dikategorikan sebagai hoaks.
Terakhir pada tulisan kali ini, jurnalis seyogiyanya dengan lapang dada menerima berbagai masukan dari publik. Karena suka atau tidak suka, setiap orang di luar media kita, merupakan orang-orang yang berpotensi untuk membaca tulisan kita. Ketika mereka memberi masukan, artinya mereka adalah pembaca, mereka adalah customer, mereka adalah pelanggan, mereka juga berpotensi untuk membagikan informasi dari media kita kepada orang lainnya lagi, seperti keluarga mereka, teman, rekan, serta kolega mereka. Hal Ini saya pelajari ketika menjadi Kadiv Humas dan Jurnalistik pada salah satu ormas di Kabupaten Batang Hari. Dan saya terapkan dalam membuat buletin ormas tersebut. Banyak sekali masukan bahkan kritikan, sebut saja kritik terkait judul, revisi informasi, revisi isi artikel dari segi bahasa, ralat nama dan gelar, serta berbagai kritikan lainnya. Namun menyikapi hal tersebut, saya tidak pernah berkecil hati atau malah marah dengan si pemberi masukan. Karena artinya si pemberi masukan membaca tulisan saya. Demikian pula ketika saya berpengalaman mengelola majalah Media Batang Hari di Dinas Kominfo, bahkan saya meminta masukan ke seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Batang Hari untuk peningkatan kualitas Media Batang Hari edisi selanjutnya.
Simpulan dari tulisan saya atau katakan lah ini sekadar opini kecil dari seorang yang dari usia belia telah menjadi pelaku jurnalistik meskipun bukan jurnalis tetap dari suatu media, juga sekaligus saya menjadi bagian dari Pemerintah, yang pada saat ini diamanahi di Dinas Kominfo, adalah bahwa Jurnalis tidak dapat mengabaikan publik dalam kinerjanya. Serta tetap menjaga komunikasi dengan publik, siapa pun itu. Publik pasti akan sangat menghargai profesi jurnalis/wartawan jika jurnalis tersebut juga berupaya menghargai dirinya sendiri melalui attitude yang baik, serta menghargai keberadaan orang lain. Wallahu a'lam bishshowwab, segala kebenaran milik Allah, dan jika terdapat kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan pada tulisan ini, kepada Allah saya mohon ampun, dan kepada pembaca saya mohon maaf.
Jambi, 15 Juli 2020
Oleh: Bunga Mardhotillah
Jurnalis atau yang lebih populer disebut wartawan/pewarta, adalah sebutan untuk orang/person yang melakukan kegiatan jurnalistik seperti menulis, menganalisis, dan melaporkan peristiwa kepada publik melalui media massa, dan hal tersebut dilakukan secara teratur, sehingga menjadi suatu profesi yang melekat.
Publik identik dengan masyarakat, massa, atau khalayak ramai. Jurnalis melakukan tugas-tugas jurnalistik tidak lain salah satunya adalah untuk memberikan informasi yang mungkin saja belum diketahui oleh publik, sehingga dengan memberitakan atau memuat informasi tersebut pada suatu media, maka publik mendapatkan wawasan baru dari wadah yang dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian, secara tidak langsung, jika dijalani dengan kredibilitas dan integritas tinggi, jurnalis dapat mencerdaskan publik.
Sebelum istilah jurnalistik menjadi populer, dikenal istilah publisistik untuk menggambarkan dunia kewartawanan, yang juga digunakan untuk membahas ilmu komunikasi. Ini menunjukkan bahwa jurnalistik dan publik merupakan dua hal yang berkaitan erat, serta dijembatani oleh ilmu komunikasi. Karena jurnalis tanpa publik, ibarat artis tanpa panggung dan penonton.
Sebagaimana kita ketahui, jurnalis umumnya bekerja pada sebuah industri berupa media, baik cetak maupun online. Media-media ini di berbagai negara termasuk Indonesia, diharapkan dapat menjembatani komunikasi antara pemerintah dan rakyatnya. Dewasa ini kita dapati fenomena dunia jurnalistik yang semakin kompleks karena setiap pelaku media bersaing untuk mendapatkan informasi yang cepat dan akurat, serta berupaya keras mendapat viewers terbanyak dalam penyajian beritanya kepada publik.
Terlepas dari deskripsi umum terkait jurnalistik dan publik di atas, disadari bersama bahwa setiap profesi pasti mempunyai etika-etika tersendiri untuk mengendalikan diri dan rasa hormat satu sama lain, yang diatur dalam Kode Etik. Ini bermakna bahwa kendati pun saat ini dunia jurnalistik menghadapi persaingan yang cukup tinggi, baik media cetak atau pun online, para jurnalis diharapkan tetap menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik (KEJ), yang di negeri tercinta ini ditetapkan oleh Dewan Pers melalui Peraturan Dewan Pers Nomor: 6/Peraturan-DP/V/2008 tentang Pengesahan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor 03/SK-DP/III/2006 tentang Kode Etik Jurnalistik sebagai Peraturan Dewan Pers (ingatkan saya jika ada revisi KEJ terbaru setelah KEJ tahun 2008 ini).
Selain Etika berjurnalistik di atas, para jurnalis diharapkan untuk mampu peka terhadap berbagai issue publik. Ini penting, mengingat jurnalis membutuhkan publik sebagai pembaca berita, dan demikian pula sebaliknya, publik membutuhkan jurnalis untuk mengetahui berbagai peristiwa, terutama kronologis dan detail peristiwa yang beredar dalam bentuk issue dalam kehidupan mereka. Publik membutuhkan fakta untuk mengupas berbagai issue. Terkait kepekaan jurnalis ini, saya teringat pengalaman menjadi wartawan sekolah pada tahun 2002, yang kala itu asuhan Harian Jambi Independent. Sebagai pembimbing kami adalah beberapa senior di media tersebut. Kami juga diberi pengalaman Rapat Redaksi layaknya jurnalis profesional. Pesan para pembimbing kami, dalam meliput, kita harus memahami psikologis publik, serta hal-hal apa saja yang menjadi euforia. Di sini ada penekanan bahwa seorang jurnalis harus alias wajib memahami publik atau pembacanya. Kebutuhan pembacanya dan bagaimana menumbuhkan minat baca publik akan media, terutama koran. Kala itu tentunya bagaimana trik kami sebagai wartawan sekolah, agar teman-teman kami berminat untuk membaca koran. Sehingga poin ini berhubungan dengan KEJ, bahwa jurnalis harus senantiasa menjaga komunikasi dengan publik dan orang-orang di sekitar, mau mendengar dan mau berupaya untuk terus memperbaiki diri.
Kemudian yang tak kalah penting dalam menjaga stabilitas komunikasi antara jurnalis dan publik adalah attitude jurnalis, berbagai effort peningkatan wawasan dan skill jurnalis (tata bahasa, plotting, teknik pengembangan issue, dsb) serta mengkaitkan berbagai tulisan dengan sains untuk menguatkan artikel yang disajikan. Untuk poin ketiga ini, merupakan pengalaman saya ketika menjadi reporter mahasiswa pada Koran Logis Fakultas MIPA Unpad. Ketika kita meliput, pembaca akan lebih mengingat informasi jika disertai dengan sentuhan sains atau keilmiahan. Contoh di masa sekarang adalah pemberitaan terkait covid 19. Jika tidak disertai dukungan sains, maka info covid 19 akan dikategorikan sebagai hoaks.
Terakhir pada tulisan kali ini, jurnalis seyogiyanya dengan lapang dada menerima berbagai masukan dari publik. Karena suka atau tidak suka, setiap orang di luar media kita, merupakan orang-orang yang berpotensi untuk membaca tulisan kita. Ketika mereka memberi masukan, artinya mereka adalah pembaca, mereka adalah customer, mereka adalah pelanggan, mereka juga berpotensi untuk membagikan informasi dari media kita kepada orang lainnya lagi, seperti keluarga mereka, teman, rekan, serta kolega mereka. Hal Ini saya pelajari ketika menjadi Kadiv Humas dan Jurnalistik pada salah satu ormas di Kabupaten Batang Hari. Dan saya terapkan dalam membuat buletin ormas tersebut. Banyak sekali masukan bahkan kritikan, sebut saja kritik terkait judul, revisi informasi, revisi isi artikel dari segi bahasa, ralat nama dan gelar, serta berbagai kritikan lainnya. Namun menyikapi hal tersebut, saya tidak pernah berkecil hati atau malah marah dengan si pemberi masukan. Karena artinya si pemberi masukan membaca tulisan saya. Demikian pula ketika saya berpengalaman mengelola majalah Media Batang Hari di Dinas Kominfo, bahkan saya meminta masukan ke seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Batang Hari untuk peningkatan kualitas Media Batang Hari edisi selanjutnya.
Simpulan dari tulisan saya atau katakan lah ini sekadar opini kecil dari seorang yang dari usia belia telah menjadi pelaku jurnalistik meskipun bukan jurnalis tetap dari suatu media, juga sekaligus saya menjadi bagian dari Pemerintah, yang pada saat ini diamanahi di Dinas Kominfo, adalah bahwa Jurnalis tidak dapat mengabaikan publik dalam kinerjanya. Serta tetap menjaga komunikasi dengan publik, siapa pun itu. Publik pasti akan sangat menghargai profesi jurnalis/wartawan jika jurnalis tersebut juga berupaya menghargai dirinya sendiri melalui attitude yang baik, serta menghargai keberadaan orang lain. Wallahu a'lam bishshowwab, segala kebenaran milik Allah, dan jika terdapat kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan pada tulisan ini, kepada Allah saya mohon ampun, dan kepada pembaca saya mohon maaf.
Jambi, 15 Juli 2020
Saturday, April 11, 2020
INFO KARTU PRAKERJA
Rekan2 Program Prakerja,
Rencananya, pendaftaran prakerja akan dibuka hari ini jam 7 malam oleh pak Menko melalui press briefing singkat via a) youtube live stream dan b) zoom conference dengan media dari kediaman beliau.
Persiapan:
1. Undangan link youtube/zoom akan disebarkan ke publik dan media di kisaran jam 5 sore.
2. Rilis pers dari Kemenko Perekonomian dan IG feed bahwa pendaftaran telah dibuka segera setelahnya.
Mohon bantuan dari rekan2 untuk:
- Menyebarkan info ttg press briefing dan link youtube utk publik di channel sosmed masing2. Nanti bisa repost feed dr IG Prakerja
- Membuat konten pengumuman di channel sosmed masing2, bahwa pendaftaran prakerja telah dibuka *setelah* press briefing selesai
Script Guideline:
- situs resmi telah menerima pendaftaran kartu prakerja (dan pendaftaran hanya di situs resmi)
- mee-recall syarat peserta kartu prakerja (WNI, 18, tidak sedang sekolah/kuliah formal)
- siapkan email, data diri spt NIK, foto ktp dan selfi dg foto KTP agar bisa sukses mendaftar (selengkapnya lihat prakerja.go.id/faq atau infografis di IG/situs)
Saturday, April 4, 2020
TIPS PERKULIAHAN ONLINE HEMAT KUOTA INTERNET BAGI DOSEN DAN MAHASISWA MILLENIAL
Dengan adanya Pandemi Covid-19 yang mulai mewabah di Indonesia pada Februari 2020, seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia mengadakan kuliah Daring (Online). Demikian pula hal nya dengan Universitas Jambi (Unja).
Sebetulnya postingan tentang kuliah online menggunakan Aplikasi Zoom Meeting telah banyak berseliweran di media sosial, baik facebook, blog, hingga youtube.
Berikut saya berbagi sedikit pengalaman mengajar berkuliah daring, dengan fokus pada Tips hemat Kuota. Saya terinspirasi menulis ini, karena pada saat kuliah daring menggunakan aplikasi zoom, beberapa mahasiswa mengeluhkan kondisi paketnya yg terbatas, lalu ada yg susah signal, ada yg lemot/lambat loading, dan ada yg lagi di jalan (padahal udah disuruh diem di rumah aja). Alhasil kuliah kurang kondusif, sehingga saya hanya menggunakan aplikasi zoom untuk checklist kehadiran dan membahas/menjelaskan tentang materi serta tanya jawab. Selebihnya untuk pengerjaan soal latihan, saya beri waktu offline, lalu di share kembali beberapa waktu kemudian via WA group saja. Dengan demikian, kuota yang digunakan lebih hemat dan mahasiswa dapat mengerjakan soal latihan dengan fokus. Kebetulan mata kuliah yang saya ajarkan adalah Kalkulus dengan materi Persamaan Diferensial Orde 1, dengan jumlah mahasiswa lebih kurang 40 orang.
Sehingga tips untuk hemat kuota internet pada Kuliah Daring (dalam jaringan/online) dengan aplikasi zoom adalah sbb:
1. Gunakan 5 menit pertama untuk pengkondisian mahasiswa.
2. Gunakan 15 menit berikutnya untuk checklist kehadiran/presensi mahasiswa.
3. 20 menit selanjutnya adalah untuk menjelaskan materi serta tanya jawab. Lalu berikan soal-soal latihan untuk dikerjakan offline. Sepakati waktu share jawaban pada pukul berapa, dan jawaban di share melalui whatsApp group. Materi yang telah dijelaskan tadi, di share kembali pada WhatsApp group agar dapat dijadikan pedoman untuk pengerjaan soal-soal latihan.
4. Pada waktu yang ditentukan, mahasiswa sharing jawaban pada WA group, lalu dosen mengkoreksi/share jawaban yg tepat.
5. Waktu yg tersisa dpt digunakan utk diskusi, tanya jawab, dan penugasan via WA.
Berikut dokumentasi perkuliahan yang saya ampu via aplikasi zoom meeting, dengan materi PDB MK Kalkulus pada salah satu prodi di Unja sebagai contoh perkuliahan hemat kuota kali ini:
Thursday, April 2, 2020
Prasangka yang Baik...
Prasangka yang baik akan terjadi bersama ihsan (perbuatan yang baik). Seorang muhsin (orang yang suka berbuat baik) tentu mempunyai prasangka yang baik terhadap Tuhannya, yakni bahwa Allah akan memberi ganjaran atas perbuatan baiknya. Dia tidak akan mengingkari janji dan akan menerima permohonan ampun dari hambaNya.
(Sumber: Tulisan Ibnul Qayyim al-Jauziyah)
(Sumber: Tulisan Ibnul Qayyim al-Jauziyah)
Ketika Mengharapkan Sesuatu...
Siapa saja yang mengharapkan sesuatu, maka diisyaratkan adanya tiga hal:
Pertama, menyukai apa yang diharapkan.
Kedua, khawatir kehilangan sesuatu yang diharapkan.
Ketiga, berusaha keras untuk mendapatkannya.
Harapan yang tidak dikaitkan dengan sesuatu disebut angan-angan. Harapan berbeda dengan angan-angan. Setiap orang yang berharap pasti disertai rasa khawatir. Seorang yang berjalan di jalan raya bila merasa khawatir kehilangan sesuatu, ia akan mempercepat jalannya. (Sumber: Tulisan Ibnul Qayyim al-Jauziyah)
Pertama, menyukai apa yang diharapkan.
Kedua, khawatir kehilangan sesuatu yang diharapkan.
Ketiga, berusaha keras untuk mendapatkannya.
Harapan yang tidak dikaitkan dengan sesuatu disebut angan-angan. Harapan berbeda dengan angan-angan. Setiap orang yang berharap pasti disertai rasa khawatir. Seorang yang berjalan di jalan raya bila merasa khawatir kehilangan sesuatu, ia akan mempercepat jalannya. (Sumber: Tulisan Ibnul Qayyim al-Jauziyah)
Tentang Kealpaan...
Amr az-Zahid berkata, "Karena kealpaanmu tentang dirimu dan berpalingnya engkau dari Allah swt, engkau akan melihat hal-hal yang membuat Allah murka. Engkau diam, tidak mengajak kepada kebaikan, dan tidak mencegah kemungkaran. Engkau takut kepada orang yang sebenarnya tidak bisa mendatangkan mudharat atau pun manfaat."
Allah Maha Penyayang...
Allah Maha Penyayang dan menyukai orang yang penyayang. Dia Maha Pemurah dan menyukai orang yang murah hati. Dia Maha Pandai dan menyukai orang yang pandai. Dia Maha Kuat dan menyukai orang yang kuat. Orang yang paling tidak Dia sukai di antara orang mukmin adalah orang yang lemah. Dia amat malu dan menyukai orang yang pemalu. Dia Maha Indah dan menyukai orang yang menyukai keindahan. Dia Tunggal dan menyukai orang yang melakukan sholat ganjil (witir).
Subscribe to:
Posts (Atom)